Seperti yang kita ketahui, The Expendable merupakan sebuah film sekuel yang menceritakan sebuah regu bersenjata bayaran dengan misi-misinya melawan para penjahat.
Tercatat, film ini telah berhasil membuat para penggemarnya tersendu-sendu setelah hampir 10 tahun tidak merilis film baru. Dengan tokoh film paling legendaris, seperti Barney Ross dan Lee Chrismast ,film ini akan menjadi bahan nostalgia bagi kita semua.
Pertama kali saya menyukai setiap part Expendables ini dimulai saat pertama kali nonton bagian pertama sekuel The Expendables 1. Ingat sekali kala itu di tahun 2014, saya menonton film tersebut di TV ketika bulan puasa tiba.Â
Sembari menunggu waktu sahur, saya pun menunggu dengan menonton TV dan tidak sengaja menemukan tayangan film itu di salah satu kanal TV Indonesia. Dari situlah, saya mulai tertarik dengan cerita film tersebut dan saya lanjutkan menonton sekuel selanjutnya yang ditayangkan keesokan harinya.
Mendengar kabar kalau The Expendables bakal rilis kembali film terbarunya, saya pun langsung kegirangan dan segera menentukan jadwal untuk menonton. Segera saya meriset teman-teman terdahulu yang benar-benar seorang fans garis keras (bukan FOMO) series The Expendables dan mengajak untuk menonton bersama. Akhirnya waktu dan partner menonton pun telah ditentukan
Namun, karena saya terakhir kali menonton film tersebut juga sudah sangat lama saya tonton lewat TV, saya pun mengalami culture shock setelah pertama kali menonton series ke 4 The Expendables lewat bioskop. Hal yang selama ini kita kira aman-aman saja ketika tonton di TV, tentu akan beda ketika kita melihatnya orisinil dari film tersebut.
Hal tersebutlah bagi para penggemar series The Expendables yang terakhir kali menonton lewat TV harus diperhatikan. Saya sendiri juga sedikit mengalami trauma pada waktu itu. Beberapa hal ini yang mungkin bisa saya share kepada pembaca sebelum menonton Film The Expendables 4, biar setelah pulang engga kepikiran terus.
1. Adegan Full Kekerasan. Mulai dari sengol bacok hingga terpengalnya kepala. No Sensor
Hal yang pertama harus diperhatikan, khususnya bagi para penonton yang phobia darah,yakni film ini 80 persen adeganya merupakan tayangan kekerasan yang sangat menjijikan.Â
Tak heran yang membuat laku film ini adalah kepiawaian para tokoh dalam menyerang musuh dengan senjata modern.Â