Bogor, 19 November 2023 - Zillennial Creativity Journalism dilaksanakan di Auditorium Andi Hakim Nasution, IPB University. Zillennial Creativity Journalism merupakan salah satu kegiatan program studi Komunikasi Digital dan Media yang bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai kegiatan jurnalisme di era digital.
Zillennial Creativity Journalism memiliki beberapa rangkaian acara yang menarik diantaranya adalah perlombaan, talkshow, dan company visit. Pada tanggal 18 September - 15 November 2023 merupakan periode perlombaan Journalism Creative Competition, dengan dua cabang perlombaan yaitu menulis artikel dan news anchor. Terdapat 33 pendaftar lomba yang terdiri dari 16 peserta lomba menulis artikel dan 17 peserta lomba news anchor. Para pemenang lomba mendapatkan hadiah yang cukup besar, baik berupa uang tunai maupun produk dari sponsorship.
Talkshow Zillennial Creativity Journalism mengusung tema Jurnalis Zillennial, Sukses di Era Digital. Kegiatan ini merupakan forum interaktif yang menghadirkan Aiman Witjaksono dan Wandha Dwiutari sebagai narasumber yang ahli dan praktisi dalam dunia jurnalisme digital untuk berdiskusi tentang perkembangan terbaru, tantangan, dan peluang dalam era digital. Talkshow Zitism 2023 berjalan lancar dan sukses dengan dihadiri 102 peserta yang memeriahkan acara ini, selain itu turut hadir jajaran dosen dan asisten dosen.
Rangkaian Talkshow Zillennial Creativity Journalism 2023 dilaksanakan dari pukul 09.00 - 12.45 WIB. Acara ini dibuka dengan sambutan ketua pelaksana oleh Fajar Muttaqin dan Dr. Hudi Santoso S.Sos., M.P. sebagai Ketua Program Studi Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University.
Pada acara inti Talkshow Zillenial Creativity Journalism  2023 dengan diisi pembicara pertama oleh Wandha Dwiutari yang dilanjutkan oleh Aiman Witjaksono sebagai pembicara kedua, sangat disambut dengan antusias dari para audiens yang hadir pada acara talkshow.
Dalam sesi yang memukau dari Talkshow Zillennial Creativity Journalism, Wandha Dwiutari berbagi wawasan tentang perjalanannya di dunia jurnalistik, dengan menekankan awal karirnya yang tak terduga sebagai news anchor di Indosiar selama semester ketujuh kuliah. Wandha menyoroti pentingnya memanfaatkan platform media sosial untuk mendidik dan memotivasi generasi muda agar terlibat dalam jurnalisme. Wandha menekankan kemudahan teknologi, khususnya smartphone, telah mengubah pelaporan berita, membuatnya lebih mudah diakses dan nyaman.
Mengatasi tantangan yang dihadapi oleh calon jurnalis saat ini, Wandha menyarankan generasi muda untuk beradaptasi dengan lanskap teknologi yang terus berkembang. Wandha menekankan pentingnya pembelajaran kontinu dan kreativitas untuk menjaga otentisitas dalam jurnalisme. Selanjutnya, Wandha menegaskan peran penting jurnalis muda dalam menyebarkan informasi. Wandha mengakui tantangan yang dihadapi oleh kemajuan teknologi, tetapi menekankan sentuhan manusia yang tak tergantikan dalam jurnalisme.
Pada sesi Tanya Jawab (QnA), Wandha berbagi strategi untuk melawan informasi palsu, mendorong verifikasi dari beberapa sumber. Wandha juga menyampaikan pandangannya tentang teknologi, menyatakan bahwa sementara itu mengancam beberapa peran jurnalistik, kualitas manusia seperti kepekaan dan intuisi tetap tak tergantikan.
Dalam sesi terpisah, Aiman Witjaksono menceritakan awal karirnya yang tak terduga di dunia jurnalistik selama gerakan reformasi 1998 di Indonesia. Aiman menekankan perlunya jurnalis menjunjung kebenaran dan kemandirian, bahkan di hadapan isu-isu yang menantang dan kontroversial. Membahas tantangan di era digital, Aiman mengakui ancaman teknologi menggantikan beberapa profesi jurnalistik. Namun, Aiman menyoroti kebutuhan abadi akan kualitas manusia seperti empati dan pemikiran kritis dalam jurnalisme.