Mohon tunggu...
Fajar Dwi Aprianto
Fajar Dwi Aprianto Mohon Tunggu... -

nama saya Fajar Dwi Aprianto,saya kuliah di UNJ.program studi Pendidikan Matematika Reguler 2013

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resume Olimpisme Materi 11

11 November 2013   01:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:20 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualikum wr.wb

Alhamdulillah saya masih diberikan kesempatan untuk menulis sebuah resume mata kuliah olimpisme. Kali ini materi ke-11 membahas tentang WORKSHOP KETRAMPILAN FASILITASI DALAM PENANAMANOLIMPISME (Untuk Persiapan Praktek Lapangan )”

Ya pada materi ke 11 ini, omjay kembali yang memberikan materi,setelah pada minggu sebelumnya omjay tidak bisa hadir untuk memberikan materi kepada kita.

TUJUAN WORKSHOP :

Meningkatkan wawasan dan kompetensi para mahasiswasebagai calon Fasilitator dalam hal :


  1. Kemampuan merencanakan dan mengembangkan program pelatihan/fasilitasi penanaman nilai-nilai Olimpisme sesuai kebutuhan dengan berbagai latar belakang peserta.
  2. Mampu mensosialisasi & memfasilitasi program penanaman nilai-nilai Olimpisme secara efektifsesuai prinsip dan konsep belajar-mengajar /fasilitasi yang tepat dan efektif

Lingkup Materi WORKSHOP


  1. Pentingnya saling mengenal dalam proses penanaman olimpisme
  2. Memahami teori/ konsep proses belajar-mengajar
  3. Peran fasilitator dalam proses belajar-mengajar/Fasilitasi
  4. Tahapan proses fasilitasi & penerapan model Bloom (4F)

Kontrak & Komitmen Belajar

Guna efektifitas hasil belajar, kita komitmen bersama Yuk …. !!


  1. HP… tidak mengganggu proses workshop
  2. Saling menghargai sesama warga belajar
  3. Agar Semangat dan Antusias, bila fasilitator berseru :

Olimpisme ? !(dijawab : Excellence, Respect , Friendship)

Mau seperti apa kita ?! (dijawab : Citius, Altius, Fortius)


  1. Bila peserta merasamendapatkan ilmu/ Hal baru ....... anda bisa berseru123 !!! (yang lain menjawab : WOW!!)

1. Pentingnya Saling Mengenal


  • Menggambar Foto Diri
  • Berbaris & berkelompok..

Saling Mengenal Antar Peserta Sangat Penting Dalam Proses Penanaman Nilai-Nilai Olimpisme, Kerena :


  1. Keterbukaan akan mempermudah proses belajar
  2. Suasana Informalmenciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan lebih produktif
  3. Mengenal seseorang adalah bentuk dari penghargaaan terhadap orang lain.
  4. …….
  5. …….

2. Teori/Konsep Belajar-Mengajar

Pengertian Belajar – Mengajar

Proses untuk mengubah perilaku, melalui aktifitas / kegiatan yang dapat menambah, mengubah,mengembangkan :


  • PENGETAHUAN (Knowledge)
  • KETRAMPILAN (Skill)
  • SIKAP (Attitude)

Istilah-Istilah Yang Lazim Digunakan Dalam Belajar- Mengajar:



  • Pendidikan(Education) ?

  • Belajar (Learning) ?

  • Pelatihan (Training) ?
  • Pengembangan (Development) ?



Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan Belajar – Mengajar Berdasarkan Objek/peserta

PAEDAGOGI

Ilmu dan Seni Dalam Mengajar Anak

ANDRAGOGI

Ilmu dan Seni Dalam Membantu Orang Dewasa Belajar

Terminologi :

Paid: Anak

Andr: Orang Dewasa

Agogos : Membimbing / Memimpin

a. Prinsip Konsep Paedagogi :


  1. Proses Belajar Mengajar dari Orang Tua (Guru) kepada Anak (Murid)
  2. Tujuan Proses Bersifat Mentransmisikan Pengetahuan
  3. Dititikberatkan pada Pengetahuan / Konsep / Teori (Knowledge), bukan kepada Ketrampilan (Skill) atau Sikap (Attitude)
  4. Hasil Pendidikan Sepenuhnya Tanggung Jawab Orang Tua / Guru
  5. Bantuan Guru Terhadap Murid Sangat Dominan, Mengingat Murid Dianggap Mempunyai Kepribadian yang Sangat Tergantung Kepada Pihak Lain

b. Prinsip Konsep Adragogy :

Hasil Belajar: "Perubahan Perilaku Setelah Proses Belajar”

Prinsi belajar bagi orang dewasa adalah :


  1. Belajar bila merasa “ perlu “
  2. Belajar sambilbekerja
  3. Materi realistis dan relevan dengan kebutuhan
  4. Menghubungkan materi dengan pengalamannya
  5. Membutuhkan lingkungan yang informal dan kondusif (pendekatan simulasi)
  6. Tertarik billa materi menarik (dituntut optimalisasi mediabelajar yang optimal)

Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan Belajar – Mengajar Berdasarkan Prosesnya

a. “CONCEPTUAL LEARNING”

lebih menitik beratkan pada pemahaman filosofis/ konsep/nilai dari materi pelajaran yang di berikan

b. “EXPERIENTIAL LEARNING”

lebih menitik beratkan pada proses pemberian pengalaman nyata (fasilitasi), dengan harapan materi pelajaran yang diberikan dapat segera di pahami dan di terapkan dalam kehidupan sehari hari

LEBIH DALAMTENTANG KONSEP “EXPERIENTIAL LEARNING”

Experiential Learning diterapkan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, yang berbasis pada “kesadaran berpikir” peserta tentang apa yang telah dialami.

Empat elemen dalam pelatihan berbasis experiential learning adalah :


  1. Adanya tindakan / pengalaman
  2. Adanya proses refleksi / pendalaman tentang apa yang telah dilakukan
  3. Adanya transfer, dari refleksi pengalamannya selama pelatihan ke dalam kehidupan nyata
  4. Adanyake sinambungan prilaku dalam

jangkapanjang

POINPENTING PADA“EXPERIENTIAL LEARNING”

Seluruh proses penggalian “poin belajar” bertujuan untuk membuat tiap peserta berkomitmen terhadap apa yang telah diucapkannya, (90% orang mengingat apa yang diucapkanya sendiri sebagai perwujudan komitmen).

Fasilitator menggunakan seluruh kemampuan komunikasinya untuk membuat peserta menyelami proses psikologis dalam dirinya selama menjalani simulasi dan “mengatakannya”

3. Peran Fasilitator Dalam Belajar-Mengajar

Maknadan peran Fasilitator

Dalam konteks belajar-mengajar menggunakanmetode/fasilitasi simulasi/experiential learning, pengajar lebih tepat disebut sebagai FASILITATOR, karena fungsinya “HANYA” pemberi informasi dan pemudah terjadinya proses belajar-mengajar

Di sisi lain, seorang FASILITATOR mempunyai tugas lebih menantang dari sekedar menyampaikan materi, yaitu MERENCANAKAN & MEMBANGUN situasi kelas yang kondusif, sertaMEMBIMBING & MEMOTIVASI warga belajar agar selalu siap melakukan perubahan positif.

Bagaimana Fasilitator Memposisikan Diri


  1. Menjadi bagian dari warga belajar (audiens)
  2. Menciptakan iklim belajar-mengajar
  3. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap proses
  4. Menyadari kelebihan-kekurangan dirinya di antara warga belajar
  5. Mampu melihat permasalahan dan memecahkannya
  6. Mengerti perasaan orang lain lewat pengamatan
  7. Mempunyai kemampuan untuk mempersuasi orang lain
  8. Optimis dan punya itikad baik
  9. Terbuka “Open mind”

METODE LAINNYA YANG SEBAIKNYA DIKUASAI SEORANG FASILITATOR :

Metode & Teknik Coaching

Metode & Teknik Counselling

Metode & Teknik Presentasi

4. Tahapan Proses Fasilitasi dan Penerapan ModelBloom (4 F)

3.A. TAHAPAN PROSES FASILITASI

1.Proses Tee-Up, yakni memberikan Instruksi/ penjelasan/prosedur secara rinci untuk melaksanakan

simulasi

Catatan : Bukan menjelaskantujuan/poin belajar

2.Debriefing, yakni pembahasan/penjelasan makna simulasi melalui diskusi interaktif, dimana

diharapkan peserta sendiri yang lebih aktif dalam mengambil kesimpulan dari proses simulasi.

Catatan : Debriefing biasanya dilakukan pada akhir simulasi, namun bila diperlukan dapat dilakukan pada tengah simulasi (miss: peserta belum mampu menyelesaikan simulasi, sesuai waktu yang dialokasikan)

A. TEE - UP

Lakukan proses tee-up dengan jelas, ringkas, sistematis, dengan urutan penjelasan :


  1. Nama simulasi
  2. Prosedur, meliputi penjelasan tentang :

-proses simulasi secara utuh

- jumlah orang yang bermain

- waktu maksimum

- media yang digunakan,

- sanksi,


  1. Diskusi oleh kelompok sebelum memulai (dan waktu maksimal yang disediakan)
  2. Aba-aba “mulai”, “ulang”, “stop” dan “berhenti” atau “waktu habis”

B. DEBRIEFING (DI AKHIR SIMULASI)

Gunakan model “BLOOM” atau “4F” (lebih sering digunakan karena lebih sederhana)

METODE DEBRIEFING MODEL BLOOM

Prinsip fasilitasi adalah proses membantu peserta pelatihan untuk mendapatkan pemahaman / merefleksikan apa yang dilakukannya selama simulasi.

Tugas seorang fasilitator (dikenal sebagai 4F) adalah :


  1. FACT

Menggali dari peserta tentang apa yang telah dialaminya

2.FEELING

Menggali proses psikologis peserta selama simulasi


  1. FINDING

Membimbing peserta untuk menemukan “makna” sebuah peristiwa / simulasi


  1. FUTURE (What’s next ?)

Membimbing peserta untuk mempunyai komitmen dalam mengaplikasikan nilai positif yang didapatkannya di situasi nyata

CONTOH PERTANYAAN PROYEKTIF 4 F


  1. Fact

- Apa yang terjadi tadi ?

- Apa yang anda amati dalam kelompok ?

2.Feeling

- Bagaimana perasaan anda tadi ?

- Apa tepatnya yang anda rasakan ketika mengalami kejadian A, B, C ?


  1. Finding

- Sebetulnya apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan dan kesuksesan tadi ?

- Apa yang sebaiknya kita lakukan ketika menghadapi situasi A, B, C ?

- Bagaimana pendapat yang lain ? Apakah setuju ? Ada komentar ?

- Jadi apa yang terpenting untuk menyelesaikan simulasi tadi ?

- Seandainya diminta mengulangi simulasi tadi, apa yang akan anda lakukan ?


  1. Future

-Apakah yang kita lakukan tadi berhubungan dengan pekerjaan kita ?

-Apa yang tepatnya terjadi di situasi kerja kita ?

-Apakah simulasi tadi berhubungan dengan nilai2 perusahaan kita ? Jika ya, nilai yang mana ?

-Setelah yang kita lakukan tadi dan belajar poin positifnya, apa yang akan kita lakukan / implementasikan di tempat kerja ?

C. DEBRIEFING DI TENGAH SIMULASI

Dalam situasi khusus, misal ; kegagalan terus menerus dalam menyelesaikan simulasi, kondisi vakum yang lama karena kebingungan, peserta tampak putus asa, kelompok tampak ribut dan terjadi perdebatan panjang…. Maka perlu dilakukan debriefing ditengah simulasi…

Yang dilakukan adalah INTERVENSI fasilitator dalam menyelesaikan masalah, tanpa memberikan petunjuk/kunci jawaban, misalnyadengan contoh kalimat:

-“Coba evaluasi lagi metode yang telah digunakan ….”

-“Apa yang telah menyebabkan hal ini terjadi berulang-ulang ?”

-“Apakah alternatif si “A” lebih baik daripada si “B” ?”

-“Apakah tidak ada alternatif lain untuk memecahkan persoalan ini ?”

-“Selain yang sudah disepakati tadi, apa lagi yang belum diperhitungkan ?”

-“Apakah berguna berdebat dan saling menyalahkan dalam situasi seperti ini ?”

BEBERAPA LARANGAN !!!

1. Melakukan penilaian terhadap jawaban pesertaatau perilaku peserta padasaat kegiatan.

Refleksi harus bersifat netral, tidak berisi penilaian benar dan salahSemua aktivitas dalam experiential learning bertujuan untuk memunculkan perilaku, baik yang mendukung sukses maupun yang menghambat sukses. Apapun yang dilakukan peserta adalah sebuah kontribusi untuk proses pembelajaran

2.Menggunakan kalimat seperti ini : Sebaiknya anda......; Seharusnyaanda......…

3. Memberikan petunjuk sesuai keinginan fasilitator, karena proses belajar harus datang dari ungkapan dan pemahaman peserta terhadap kegiatan

4. Ikut mempermalukan peserta bila dia diperolok-olek peserta lain.Sangat disarankan fasilitator menetralisasi situasi itu.

Yah sekian resume ke 11 yang dapat saya tulis,semoga bermanfaat untuk kalian.terimakasih

Wassalamuailkum wr.wb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun