Artikel jurnal yang ditulis oleh penulis merupakan hasil laporan dengan penelitian analisis sosiologis dengan metode wawancara secara mendalam dari penelitian ini dengan pendekatan narasi dan juga deskripsi pelatih tentang dia melakukan dan belajar melakukan untuk menidentifikasi bakat pemain .Para pelatih akan difokuskan pada hubungan profesi pembinaan, identifikasi bakat, selera dan kisah hidup para pelatih.
Kemampuan seorang pelatih level atas untuk mengenali bakat "sejati" adalah dicari kualitas tetapi multidimensi struktur sepak bola berperan dominan dalam latihan dan latihan. Kegiatan memungkinkan altit dengan keterampilan dan kemampuan yang berprestasi dalam olahraga (Hohman dan seidei,2003) dengan kata lain sepak bola adalah olahraga dimana kualitas "benar" dan "salah" diidentifikasi tidak melalui beberapa faktor tunggal namun melalui seperangkat karakteristik yang beragam.
Sejak awal 1990 an jumlah penelitian yang menidentifikasi bakat dalam cabang sepak bola telah meningkat secara signifikat baik dalam ilmu maupun ilmu sosial (Williams dan Reilly, 2000) Penelitian ini dicirikan berkeinginan untuk mengidentifikasi pemain berbakat pada tahap awal untuk mengembangkan dalam jangka waktu lama.
Pelatih memiliki peran penting terhadap pembinaan bakat pemain sepak bola saat ini banyak pelatih yang hanya dengan intuisi dan pengalamanya dapat mengidentifikasi pemain itu memiliki bakat atau tidak. Dalam 10-15 tahun terakhir Einar seorang pelatih memilih untuk menyaksikan ribuan permainan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi bakat. penulis pun disini bertanya " apakah dia menulis dibuku catatan nya saat pertandingan telah berakhir" ? dia menjawab  "Umumnya hanya nama saja yang dia catat" dia tidak mncatat apapun tentang kualitas para pemain. Einar seorang pelatih memiliki kepercayaan pada " firasatnya" bahwa dia telah melihat suatu yang benar dan penting.
Ada sebuah sumbangan menarik untuk penelitian ini dimana Cushion dan Jones 2011 berbicara tentang kekuasan dan kekerasan. Pelatih banyak menggunakan otoriter tindakan untuk mendefinisikan dan mengkatagorikan pemain baik atau buruk.Â
Hubungan antara hiraki antara pelatih dan pemain membangun sebuah katagori dimana Jones mengungkapkan bahwa pemain bagus adalah pemain yang menampilkan peran penting yang mirip ditetapkan oleh pelatih sedangkan pemain yang tidak bagus berati menolak apa yang diinginkan oleh pemain.
Dalam menganalisis wamancara mendalam penulis menggunakan metode fenolmologis yang dikenal sebagai Kondensasi yang terinspirasi oleh psikologi Amedeo Giorogi. Menurutnya sebuah fenomena metode penelitian sesuai dengan mempelajari struktur, dan variasi struktur dari pengalaman. Dalam analisis yang mendalam wawancara, penulis menggunakan 4 langkah dalam melakukan wawancara
Langkah pertama menidentifikasi makna alami yang diungkapkan oleh subjek, langkah kedua menjelaskan tema sentral , langkah ketiga menggambarkan struktur yang ada dan gaya praktik dalam kaitanya sepak bola. Dan langkah keempat menjelaskan struktur umum untuk menghubungkan dengan temuanya.Â
Dari hasil wawancara penulis hanya memberikan 3 tema pelatih dalam menentukan atau mengidentifikasi para pemain yang memiliki bakat bermain sepak bola. Pertama adalah dengan pelatih menggunakan pengalaman visual dimana pelatih menggunakan pengelihatanya bahwa pemain itu bagus dan memiliki bakat.
Kedua adalah melihat pemain yang berdeikasi tinggi dan berkerja keras adalah sebuah gambaran bahwa pemain itu bersungguh sungguh. Faktor penentu dalam pengembangan pemain sepak bola muda adalah " karakter dan "sikap" terhadap latihan dan permainan menrut para pelatih bahwa pemain berbakat memiliki dorongan untuk sukses dan sinyal akan ketekunan.Â
Yang terakhir adalah pelatih memiliki sikap yang mendefenisikan talenta sepak bola sesuai filosofi pelatih sendiri. Dalam sepak bola Denmark memiliki pandangan yang sangat berbeda dari sepak bola dari negara lainya. Karena identifikasi bakat adalah sebuah filosofi kami sebagai pelatih. Dengan demikian penelitian ini menujukan bahwa ketergantungan pada pengalaman dan visual menjadikan aspek terpenting dalam identifikasi bakat.