Mohon tunggu...
Faizza Najmi H. K.
Faizza Najmi H. K. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Kedokteran Universitas Airlangga

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pro terhadap Isu Meningkatnya Angka Pengangguran yang Disebabkan oleh Minimnya Lapangan Pekerjaan di Era Bonus Demografi (SDGs 8)

14 Juni 2024   14:00 Diperbarui: 14 Juni 2024   14:01 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bangsa Indonesia memiliki visi besar dalam menyongsong 100 tahun kemerdekaan
yakni mewujudkan Indonesia sebagai Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan
Berkelanjutan. Arah pembangunan oleh Bangsa Indonesia tahun 2045 terjadi di beberapa
bidang, salah satunya transformasi sosial dan ekonomi. Berdasarkan Data Badan Pusat
Statistik yakni Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja dan Pengangguran 2022-2023
pada Februari 2023 sebesar 5,45%. Salah satu faktor yang menyebabkan pengangguran
di Indonesia adalah minimnya lapangan pekerjaan. Meningkatnya pengangguran tersebut
rentan di era bonus demografi. Dalam jurnal berjudul Populasi pada volume 23 Nomor 1
tahun 2015 oleh Wasisto Raharjo, menyatakan bahwa Indonesia diperkirakan mencapai
puncak bonus demografi pada 2017 sampai 2019 untuk gelombang pertama dan 2020
sampai 2030 untuk gelombang bonus demografi kedua. Hal ini berarti komposisi jumlah
penduduk dengan usia produktif 15-64 tahun mencapai titik maksimal jika dibandingkan
dengan usia non-produktif 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas. Fenomena ini dapat menjadi
peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara jika dikelola dengan baik. Namun,
jika tidak diimbangi dengan peningkatan lapangan pekerjaan yang memadai, era bonus
demografi juga dapat berpotensi meningkatkan angka pengangguran. Peningkatan angka
pengangguran berakibat terjadinya kemiskinan dan ketidakstabilan sosial, pengurangan
konsumsi dan pertumbuhan ekonomi, serta menjadi beban keuangan pemerintah.

Era bonus demografi terjadi ketika proporsi penduduk usia produktif dalam suatu
negara melebihi proporsi penduduk di luar usia produktif, seperti anak-anak dan lanjut
usia. Ini menciptakan peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi yang cepat karena
jumlah orang yang dapat berkontribusi dalam kegiatan ekonomi jauh lebih besar daripada
jumlah orang yang harus didukung secara finansial. Namun, peluang tersebut harus
diimbangi dengan penciptaan lapangan pekerjaan yang cukup untuk menyerap tenaga
kerja yang masuk ke pasar. Minimnya lapangan pekerjaan menjadi masalah utama dalam
era bonus demografi karena pertumbuhan ekonomi yang tidak sebanding dengan
pertumbuhan jumlah tenaga kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi minimnya lapangan
pekerjaan diantaranya pertumbuhan ekonomi lambat, apabila suatu negara tidak cukup
cepat untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang memadai, maka kelebihan tenaga
kerja akan muncul. Perekonomian yang kurang berkinerja dapat mengakibatkan
peningkatan angka pengangguran, terutama di kalangan pemuda yang baru saja
memasuki pasar tenaga kerja. Selain itu, minimnya keterampilan yang sesuai dengan
tuntutan pekerjaan yang tersedia juga dapat menjadi kendala. Jika pendidikan dan
pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, maka lulusan akan kesulitan
menemukan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Adapun
ketidaksesuaian geografis mengakibatkan lapangan pekerjaan tidak merata di seluruh
wilayah suatu negara. Pusat ekonomi yang terkonsentrasi di kota-kota besar dapat
meninggalkan daerah pedesaan dengan minimnya peluang pekerjaan, mendorong migrasi
besar-besaran dan meningkatkan pengangguran di daerah perkotaan.

Dengan demikian, era bonus demografi mengacu pada periode di mana sebagian
besar populasi suatu negara berada dalam rentang usia produktif, yang umumnya
berkisar antara 15 hingga 64 tahun. Perekonomian, keterampilan, pelatihan dan
pendidikan, serta ketidaksesuaian geografis yang tidak merata di beberapa wilayah
merupakan faktor yang mengakibatkan di era bonus demografi memicu minimnya
lapangan pekerjaan. Dengan faktor-faktor tersebut, maka terjadinya peningkatan angka
pengangguran disebabkan oleh minimnya lapangan pekerjaan di era bonus demografi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun