kesabaranmu,
dan tak pernah habis rasanya pujian untukmu,
wahai kekasih.
Sang pencerah, sang pelindung, juga sang revolusioner,
betapa diri kotor ini sangat rindu dirimu,
betapa mulut penuh dosa ini rindu memuji keagungan akhlakmu,
izinkan aku bertmu dan memelukmu dalam kedamaian,
menangis dalam sebuah kebahagiaan.
 Wahai kekasih, dengarkan hatiku memuji".
TERUNTUK MANUSIA TERBAIK SEPANJANG MASA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!