Mohon tunggu...
Faiz Muhamad Fathoni
Faiz Muhamad Fathoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Esa unggul

Hobi saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Lahirnya Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa

25 Oktober 2024   20:01 Diperbarui: 25 Oktober 2024   20:15 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

Disusun oleh:

ANNISA ZAHRA FIRDAUSYA NUGRAHA

NABILA PUTRI RAMADHANI

 

BAB 1

Latar belakang 

 Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, mencerminkan nilai -- nilai budaya yang berkembang selama berabad -- abad. Sebagai ideologi dasar, Pancasila menggabungkan unsur adat, budaya, dan agama, menjadikannya unik bagi bangsa ini. Lima sila -- Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat -- merupakan fondasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 

Tujuan

  Tujuan penulisan artikel ini untuk mengidentifikasi sejarah lahirnya Pancasila sebagai ideologi bangsa. Banyaknya rakyat manusia yang harus diingatkan bahwa Pancasila adalah hal mendasar yang harus menjadi tumpuan kehidupan kita dalam keseharian kita.  

BAB 2

Pembahasan

  Asal usul lahirnya Pancasila bagi bangsa Indonesia, sebagai warga Indonesia kita tahu bahwa pada tanggal 1 Juni Indonesia selalu memperingati hari lahirnya Pancasila. merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila, sebagai ideologi dan dasar negara, lahir dari proses panjang yang dimulai dengan janji kemerdekaan dari Jepang pada tahun 1944. Pancasila lahir pada 1 Juni 1945, dicetuskan oleh Ir. Soekarno, dan telah mengalami perkembangan dari masa Orde Lama hingga Reformasi. Sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan pemersatu bangsa, Pancasila memiliki makna penting bagi Indonesia. Proses pembentukan Pancasila diprakarsai oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang dibentuk untuk merumuskan dasar negara. Dalam sidang pertamanya pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan lima prinsip yang menjadi cikal bakal Pancasila. Meskipun awalnya berbeda dalam susunan, rumusan resmi Pancasila disepakati pada 18 Agustus 1945. Awal Mula Sejarah Pancasila

Sampai saat ini, hanya satu dokumen sejarah yang ditemukan yang mengungkapkan kata Pancasila di dalamnya yang menjadi sejarah Pancasila yang ada seperti. Dalam Kitab Sutasoma dijelaskan bahwa Pancasila sebagai kata kerja, yakni pelaksanaan norma kesusilaan yang terdiri dari lima poin. Kelima poin tersebut meliputi: dilarang melakukan kekerasan, dilarabf mencuri, dilarang mendengki, dilarang berbohong, dan dilarang meminun minuman keras.

Di dalam Kitab Sutasoma juga dituliskan kata yang menjadi inspirasi persatuan segenap bangsa "Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Magrwa". Sumpah Palapa pun juga ditulis sebagai cerita tentang sejarah bersatunya nusantara untuk pertama kalinya oleh Mahapatih Gajah Mada. Badan ini menggelar sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar Indonesia merdeka.

 

  Dalam sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk "Lahirnya Pancasila" berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.

Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamai "Pancasila". Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama "Kebangsaan", sila kedua "Internasionalisme atau Perikemanusiaan", sila ketiga "Demokrasi", sila keempat "Keadilan sosial", dan sila kelima "Ketuhanan yang Maha Esa". Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo. Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.

Itulah sekilas sejarah Hari Lahir Pancasila yang perlu untuk kita ingat. Tapi tidak hanya untuk diingat saja, Hari Lahir Pancasila juga merupakan momen untuk mengenang, menghormati, sekaligus menghargai perjuangan pendiri bangsa dalam merumuskan dasar negara Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus dapat dapat memaknai Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai landasan berkeperilaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan pandangan hidup bangsa yang digali dan ditetapkan oleh pendiri bangsa merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia. Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa. Dengan lahirnya lima sila tersebut, Pancasila dapat menyatukan masyarakat dengan segala perbedaan yang ada. Pengamalan nilai-nilai Pancasila merupakan perwujudan rasa cinta kepada Tanah Air sehingga dapat membangun bangsa dan negara yang lebih baik. Nilai-nilai Pancasila dapat diamalkan dalam bentuk sederhana, seperti saling menghargai, bekerja sama, dan saling menghormati.

 

Berkat Pancasila dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong keberagaman yang ada menjadi suatu berkah penuntun keberagaman yang dapat dirajut menjadi identitas nasional Bhinneka Tunggal Ika. Insan Kementerian Keuangan sebagai bagian segenap komponen bangsa dan masyarakat Indonesia agar berkomitmen memperingati Hari Lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni sebagai bagian dari pengarusutamaan Pancasila dalam seluruh bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BAB 3

Kesimpulan 

  Pancasila tetap relevan sebagai landasan ideologi bangsa Indonesia, meskipun sering disalahgunakan dan terabaikan dalam praktik. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila harus diinternalisasi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk meminimalkan kesenjangan antara das sollen dan das sein. Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara Republik Indonesia sebagai pedoman bagi segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila terdiri atas lima sila yang mengandung nilai-nilai di dalamnya, nilai-nilai tersebut diwujudkan sebagai pengamalan dalam kehidupan Masyarakat.

Saran

  Untuk membangun bangsa yang besar, Indonesia harus menanamkan sikap nasionalisme sejak dini. Tanpa nasionalisme, generasi muda berisiko kehilangan identitas. Peningkatan nasionalisme dapat dilakukan dengan mendidik anak-anak tentang nilai-nilai Pancasila, mengajarkan lima asas Pancasila dan lagu "Indonesia Raya," serta melakukan penyuluhan tentang pentingnya nasionalisme. Langkah-langkah ini penting agar cinta tanah air dan sikap nasionalisme tetap hidup di generasi mendatang. Banyaknya aspek -- aspek yang harus kita pahami seperti aspek implementasi Pancasila, pengaruh budaya dan agam, perumusan Sejarah juga konteks Sejarah. Dengan fahamnya kita pada aspek -- aspek tersebut kita dapat lebih menghargai dan menerapkan nilai nilai Pancasila 

                           Daftar Pustaka

Redyanto Sidi1, Hasan Basri2, Ahmad Akbar3, Irhamuddin4, Nirmayana Sinaga5 Program Studi MagisterHukum Kesehatan, Universitas Pembangunan Pancabudi

ANDREW SHANDY UTAMA, SANDRA DEWI

Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun