Berbeda halnya ketika kita sebagai seorang pempinan yang sudah kompatibel lalu ada anggotanya yang bersifat destruktif atau susah mengikuti alur pekerjaan sehingga membuat kerugian yang sangat besar. Maka ekspresi marah sangat perlu diluapkan oleh seorang pemimpin untuk menghentikan kebiasaan buruk anggotanya. Memberikan pembinaan untuk anggota yang bermasalah dan mengapresiasi untuk anggota yang berprestasi itulah bagian dari ekspresi marah yang perlu diekspresikan
Tentu saja ketika mengekspresikan marah dalam kondisi seperti ini harus dilakukan secara bertahap. Tidak langsung meledak sehingga menimbulkan permusuhan atau konflik batin.
Jadi marah itu baik karena akan mendorong untuk melakukan penyesuaian di luar ketika marah itu diekspresikan dengan benar dan tepat sasaran. Marah itu feeling yang harus diasah agar semakin terarah. Sedangkan, marah-marah itu perilaku yang akan menimbulkan image negatif. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Magda Arnold (dalam J. Maurus yang berjudul Mengembangkan emosi positif, 2014) yang mengartikan marah sebagai "kecenderungan untuk mendekat pada apa pun yang di rasa baik atau menguntungkan atau menjauh dari apa pun yang di rasa buruk atau berbahaya."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI