Mohon tunggu...
Faiz Manshur
Faiz Manshur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Jika kamu tak tentram dengan angan-angan, sikap realistis menyediakanmu untuk bahagia.\r\nhttp://faizmanshur.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tafsir Simbolis Islam-Jawa

12 April 2010   17:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:50 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi Kalijaga, tak perlu semua harus serba Islam. Ketoprak misalnya, sekalipun bukan dari tradisi Islam tetapi bisa di-Islamkan dengan menyusupkan nilai-nilai ke-Islaman. Sementara bagi Kudus ketoprak dianggap kesenian non Islam dan harus diganti kesenian padang pasir.

Jenar

Di luar kedua sosok itu, kita mengenak Sitibrit, atau Lemah Abang dan yang lebih popular dikenal Syekh Siti Jenar 829 H/1348 C/1426 M. Berbeda dengan Ulama Walisongo yang berada di lingkar kekuasaan kerajaan Demak, Jenar adalah seorang agamawan yang berada di Kerajaan Pengging dan dekat dengan penguasanya, Ki Ageng (Kebo Kenanga) Pengging.

Kerajaan Pengging ini beradadi Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, Boyolali sekarang.  Paham Islamnya tidak sesaklek Kudus, tak juga serupa paham Kalijaga. Bagi Jenar, Islam hanyalah sarana, karena itu tak perlu ada gerakan dakwah Islamisasi, apalagi syariatisasi, yang berarti Arabisasi. Saat Kebo Kenanga meminta nasehat tentang perbedaan Islam dengan Hindu dan Buddha, Jenar menjawab, “semua agama sama, sama-sama menyembah Tuhan yang esa, hanya saja tata cara peribadatannya yang berbeda.”

Jenar. Seorang intelektual berpaham eksistensialis dan progresif, selalu mencoba menerobos kebekuan untuk meraih kualitas hidup manusia.  Ajaran paling terkenal untuk mencapai kesejatian hidup ialah konsep “Kenyataan Tertinggi Manusia yang menyatu dengan Allah.” Seperti Sufi al-Husain ibnu Mansur al-Hallaj ia sangat memuja kematian karena dengan begitu ruhnya lebih bebas menjadi bagian dari Tuhan. Ajaran penyatuan manusia dengan Tuhan ini sering disalah-artikan sebagai “manunggaling kawula lan gusti”. Bagi Jenar, manusia memiliki kewajiban menuju tuhan, bukan penyatuan antara Tuhan dengan Manusia sebagaimana yang dipahami aliran kejawen itu.

Jenar menempatkan Tuhan dalam nuraninya. Tuhan sebagai sentral yang tak boleh diganggu oleh unsur keduniawian, termasuk syariat.

Tafsir kekinian

Kudus adalah simbol manusia yang berpikir stagnan. Hanya karena ia seorang Islam, maka semuanya harus serba Islam dan setiap ketentuan sudah bersifat pasti. Kebudayaan atau adat istiadat dianggap sebagai objek yang harus ditaklukkan oleh subyek (manusia) dengan garis ideologi islamismenya. Semua harus berwajah Islam karena menurut ideologinya, setiap yang bukan islam adalah kafir.

Bahkan sesuai paham kaffah-nya, sesuatu yang menyerupai kafir bisa mengindikasikan kekafiran. Memang bahwa Kudus juga memahami Islam secara baik, dalam maupun luar. Tetapi dalam kerangka penyebaran ajaran hal ini tidak realistis dilakukan. Mereka yang tidak bisa sepenuhnya menyerap ide Islam secara baik hanya akan berkutat pada perubahan simbolis; gemar ganti baju tapi gak gemar mengubah pola pikir dan pelaku.

Kalijaga lebih kreatif dengan hanya mengambil intisari Islam dan membiarkan kebudayaan setempat sebagai sunnatullah. Ajaran Sunan Kalijaga ini nampaknya lebih menarik perhatian masyarakat karena sikap moderatnya, bahkan sampai sekarang di mana masyarakat Jawa mau menjadi muslim tanpa kehilangan adat istiadatnya.

Sementara ajaran Kudus hanya diterima oleh kalangan terbatas. Karakter politisnya bisa kita lihat pada masyarakat sekarang yang menginginkan formalisasi syariat Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun