Briket arang yang terbuat dari tempurung kelapa kini semakin mendapat perhatian di berbagai belahan dunia. Dengan semakin tingginya permintaan terhadap briket arang kelapa, banyak yang mulai tertarik untuk memahami cara serta proses pembuatannya. Lalu, bagaimana cara atau teknik pembuatan briket arang kelapa, simak artikel berikut untuk mengetahuinya!
Â
Kelebihan Briket Arang Kelapa sebagai Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Sebagai bahan bakar nabati yang ramah lingkungan, briket arang tempurung kelapa menjadi alternatif yang menjanjikan untuk menggantikan kayu bakar, minyak tanah, dan berbagai bahan bakar fosil lainnya. Kelebihan utamanya adalah sifatnya yang tidak merusak lingkungan dan berasal dari sumber daya yang terbarukan. Inilah sebabnya, baik individu maupun industri, semakin tertarik untuk beralih ke briket arang kelapa.
Permintaan yang terus meningkat ini menunjukkan bahwa briket arang kelapa memiliki potensi besar untuk menjadi pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan energi, terutama di era yang semakin peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.
Â
Teknik Pembuatan Briket Arang Kelapa
Pembuatan briket arang kelapa melibatkan beberapa teknik yang harus dilakukan secara berurutan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. Berikut adalah penjelasan teknik pembuatan briket arang kelapa yang meliputi tujuh tahap utama, perhatikan dengan baik!
Teknik ke-1 Pembuatan Briket Arang Kelapa: Pengarangan
Teknik pengarangan merupakan tahap awal dalam pembuatan briket arang kelapa. Pada tahap ini, tempurung kelapa dibakar dalam kondisi terbatas oksigen sehingga menghasilkan arang. Proses pembakaran dilakukan dalam wadah tertutup seperti tong dengan ventilasi terbatas untuk mengurangi jumlah oksigen yang masuk, sehingga tempurung kelapa berubah menjadi arang dengan kualitas yang baik. Pengarangan yang optimal akan menghasilkan arang dengan kadar karbon yang tinggi, yang sangat penting untuk kualitas briket.
Teknik ke-2: Penepungan
Setelah arang terbentuk dari tempurung kelapa, langkah berikutnya adalah menghaluskan arang tersebut menjadi bubuk. Teknik penepungan ini bisa dilakukan dengan cara manual menggunakan alu dan lesung atau dengan mesin penggiling khusus. Tujuan dari penepungan adalah untuk mendapatkan partikel arang yang sangat halus, sehingga lebih mudah dicampur dengan bahan perekat dan dicetak menjadi briket.
Teknik ke-3 Pembuatan Briket Arang Kelapa: Penyaringan
Setelah arang dihaluskan menjadi bubuk, proses berikutnya adalah penyaringan. Teknik penyaringan digunakan untuk memisahkan partikel halus dari yang kasar. Hanya bubuk arang yang sangat halus yang digunakan dalam pembuatan briket. Penyaringan ini memastikan bahwa briket yang dihasilkan memiliki kepadatan dan kekompakan yang baik, yang akan mempengaruhi kualitas pembakaran dan daya tahan briket.
Teknik ke-4: Pencampuran Bahan
Pada tahap pencampuran, bubuk arang yang telah disaring dicampur dengan bahan perekat. Teknik pencampuran ini penting untuk memastikan bahwa semua partikel arang terikat dengan baik. Bahan perekat yang umum digunakan adalah tepung kanji yang dilarutkan dalam air, dengan perbandingan sekitar 2,5% dari berat bubuk arang. Pencampuran harus dilakukan secara merata menggunakan mesin pencampur atau secara manual agar hasilnya homogen.