Malang-Tempurung kelapa atau biasa dikenal dengan batok kelapa merupakan limbah padat dari hasil olahan kelapa yang telah di ambil daging kelapa untuk mendapatkan santan. Limbah batok kelapa pada dasarnya memiliki banyak manfaat dan dapat dikreasikan menjadi benda-benda menarik bernilai ekonomis dan seni yang tinggi. Cita rasa seni yang tinggi sangat dibutuhkan bagi  seorang pengrajin jika ingin menghasilkan barang kerajinan dengan kualitas bagus. Tempurung kelapa ini dapat dijadikan banyak benda serbaguna. Mulai dari centong nasi, sendok, hingga bros dan lampu.
Salah satu pengrajin batok kelapa yang memilki cita rasa seni yang tinggi yaitu masyarakat di Desa Jambuwer, Kabupaten Malang. Pelaku usaha di desa ini telah menghasilkan berbagai bentuk kerajinan dari batok kelapa. Kerajinan yang mereka buat tidak hanya benda serbaguna seperti gelas,centong nasi, tetapi juga berupa barang hiasan yang ditaruh di meja, seperti bunga. Namun, produk yang mereka buat sedemikian menarik, masih belum memiliki merk atau tanda pengenal produk. Pengemasan yang mereka lakukan juga dapat dibilang masih sederhana.
Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN antara Universitas Negeri Malang memiliki ide untuk membantu dalam branding produk kerajinan batok kelapa yang dibuat oleh masyarakat Desa Jambuwer. Kegiatan branding ini berupa pembuatan logo sebagai identitas produk, pembuatan kemasan yang terbuat dari mika serta sosialisasi mengenai pemasaran secara online. Salah satu kegiatan branding yang berupa pemberian logo serta kemasan untuk identitas produk ini dilakukan pada Selasa, 29 Juni 2021. Dalam proses branding ini, kami berkoordinasi dengan Bapak Winardi, selaku koordinator pengrajin batok kelapa di Desa Jambuwer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H