Indonesia hingga saat ini masih dikenal sebagai negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Data BPS 2012 , menyebutkan bahwa sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 70% diantaranya hidup dari pertanian. Setengah dari jumlah itu adalah petani gurem, bahkan sebagian besar dari mereka bekerja sebagai buruh tani yang tidak memiliki lahan. Para buruh tani ini masih menjadi penyumbang terbesar keluarga miskin di negara kita. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah dominasi pekerja sebagai petani lebih banyak dilakukan oleh mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, sementara teknologi di bidang pertanian seperti jalan di tempat dan kalaupun ada, biasanya kurang tepat sasaran.
Salah satu contoh teknologi yang kurang tepat sasaran tersebut adalah alat perontok padi. Alat perontok padi yang ada saat ini bentuknya besar, tidak praktis dan harganya mahal sehingga untuk petani biasa atau buruh tani tidak mampu membelinya. Sementara itu sebagian besar petani di pedesaan masih menggunakan cara tradisional untuk memanen padi. Cara tradisional tersebut membutuhkan banyak tenaga, waktu, dan hasilnya kurang maksimal. Sedangkan usia rata-tata petani kita sekarang berada di atas 40 tahun.
Melihat kondisi tersebut, kami mempunyai suatu inovasi alat perontok padi yang praktis, hasil lebih maksimal, dan biayanya terjangkau. Alat ini dibuat dengan kayu sebagai bahan utamanya yang menjadikannya lebih ringan. Digerakkan dengan mesin penggerak tipe 5,5 pk. Selain itu, yang menjadi keunggulan dari alat ini adalah dilengkapi dengan kipas pembersih lamen (serabut jerami) sehingga butiran padi yang dihasilkan lebih bersih.
Perkembangan Alat Perontok Padi
Alat perontok padi sebenarnya bukanlah barang baru di negara ini. Pada perkembangannya para petani di negara kita sudah melalui berbagai tahapan dalam merontokkan padi, mulai dari yang paling sederhana sampai yang modern. Tahapan paling sederhana adalah dengan cara menginjak-injak padi kemudian memisahkannya dengan jerami menggunakan bantuan angin. Tahapan selanjutnya adalah menggunakan alat yang dinamakan gebotan. Alat ini merupakan alat yang paling banyak digunakan oleh para buruh tani karena memang bentuknya yang sederhana dan ringan. Namun kelemahan dari alat ini adalah masih sepenuhnya manual dalam pengerjaannya sehingga membutuhkan banyak tenaga. Bulir padi yang dihasilkan juga masih kurang maksimal karena banyak bulir yang ikut terbuang dengan jerami. Pemisahan bulir padi dengan lamen (serabut jerami) pun masih menggunakan bantuan angin. Berikut adalah gambar pemanenan dengan gebotan.
[caption id="attachment_376391" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 1. Panen dengan gebotan"][/caption]
Perkembangan berikutnya adalah dengan alat yang disebut serit padi. Alat ini sudah cukup bagus merontokkan padi, meskipun juga masih manual. Alat ini digerakkan dengan kekuatan kaki untuk memutar lingkaran yang diberi banyak paku. Kekurangan alat ini adalah padi yang dihasilkan juga masih bercampur lamen (serabut jerami) dan pemisahannya masih menggunakan bantuan angin. Untuk tahapan yang paling modern saat ini adalah Mesin Perontok Padi ( Threser Padi). Alat ini sudah menggunakan mesin penggerak dalam merontokkan padi serta sudah dilengkapi blower untuk membersihkan padi dari lamen. Namun, kekurangan dari alat ini adalah harganya yang cukup mahal sehingga tidak terjangkau oleh sebagian besar petani negara kita. Selain itu, karena bentuknya yang besar dan bobotnya yang berat maka alat ini tidak dapat menjangkau persawahan di daerah yang sulit atau jauh dari jalan. Bentuk dari alat ini pun bermacam-macam tergantung dari mereknya. Berikut adalah contoh gambar threser padi.
[caption id="attachment_376392" align="aligncenter" width="400" caption="Gambar 2. Threser padi"]
Inovasi Produk Serit Padi Bermesin
Berdasarkan berbagai kondisi dan pertimbangan yang sudah dipaparkan di atas, kami membuat suatu inovasi alat yang kami namakan serit padi bermesin. Alat ini dibuat untuk menjembatani antara mesin perontok yang praktis, hasil maksimal, namun dengan biaya pembuatan yang masih terjangkau oleh sebagian besar petani kita yang merupakan petani gurem ataupun buruh tani. Alat ini merupakan gabungan dari serit padi yang praktis dengan mesin penggerak 5,5 pk dan kipas sebagai blower untuk membersihkan butiran padi dari lamen atau serabut jerami. Serit padi bermesin ini dibuat dengan bahan utamannya berupa papan kayu dan plat besi sehingga bobotnya ringan. Hal tersebut memungkinkan alat ini dapat dibawa ke medan persawahan yang sulit sekalipun. Di bawah ini kami paparkan serit padi bermesin yang kami buat dengan berbagai inovasinya:
[caption id="attachment_376397" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 3. Serit padi bermesin"]
Adapun untuk dimensi produk serit padi bermesin ini dengan panjang × lebar × tinggi adalah 60 cm × 60cm × 70cm. Dilengkapi dengan bantalan mesin penggerak berukuran panjang 90 cm. Gambar berikut menjelaskan tentang perincian dimensi tersebut.
[caption id="attachment_376406" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 4. Penampang bagan serit padi bermesin"]
Serit padi bermesin ini kami buat dengan melihat berbagai kelemahan yang ada pada alat-alat perontok padi tradisional yang masih manual sampai alat-alat perontok padi modern yang sudah kami paparkan pada bagian awal proposal ini. Maka dari itu, keunggulan-keunggulan dari alat kami adalah sebagai berikut: pertama, alat ini mempunyai bobot yang ringan berkisar 40 kg sehingga dapat menjangkau lokasi persawahan yang sulit sekalipun, kedua dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu serit dan mesin penggeraknya yang sudah memiliki kipas pembersih lamen padi yang berfungsi sebagai blower, ketiga bahan baku pembuatannya mudah didapat dan murah. Selain itu, produk ini juga sudah diuji di lapangan, yaitu dengan kapasitas 1 liter bensin dapat menghasilkan kurang lebih 5 kuintal gabah atau setara dengan luas area tanaman padi 700 m2.
Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran
Selama ini para buruh tani yang kurang mampu jarang mendapat perhatian dari pemerintah, terutama untuk bantuan yang sifatnya produktif. Pepatah lama yang berbunyi “jangan beri ikan namun berilah kail dan ajari cara menggunakannya” sangat cocok untuk mengumpamakan program yang akan kami jalankan ini. Kami berharap dapat ikut serta melakukan aksi nyata untuk para buruh tani kurang mampu bersama dengan Lazismu.
Program ini akan kami laksanakan di daerah asal kami yaitu Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, dimana kabupaten ini juga merupakan salah satu lumbung padi nasional serta para petaninya masih banyak yang menggunakan alat perontok padi tradisional. Agar lebih fokus, pada tahap awal kami akan melaksanakan program untuk perwakilan para buruh tani kurang mampu dari 10 desa. Untuk tahapan pelaksanaan program charity ini adalah sebagai berikut: pertama, sosialisasi pengenalan alat serit padi bermesin baik latar belakang, cara penggunaan, maupun keunggulan inovasi produk ini dibanding alat yang lain, kedua adalah pembagian alat serit padi bermesin kepada para perwakilan dari buruh tani, ketiga adalah pendampingan dan tukar pengalaman agar diharap nantinya para buruh tani bisa mengajak para petani lainnya untuk menggunakan teknologi kami yang efektif dan efisien.Adapun rencana anggaran untuk membuat satu unit serit padi bermesin dapat dilihat pada tabel berikut.
No.
Nama benda
Harga
1.
Papan kayu
Rp 100.000,00
2.
Paku
Rp 50.000,00
3.
Plat besi
Rp 30.000,00
4.
As baja
Rp 22.000,00
5.
Puli
Rp 35.000,00
6.
Laker
Rp 40.000,00
7.
Kipas
Rp 15.000,00
8.
Mur dan baut
Rp 12.500,00
9.
Mesin penggerak
Rp 725.000,00
TOTAL
Rp 1.029.500,00
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H