Mohon tunggu...
faiz holic
faiz holic Mohon Tunggu... Guru - Penulis adalah guru sekolah dasar.

Sabar dan total dalam menjalani segala peran adalah kunci oeberhasilan menjadi orang yang multitalent.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Menjebakkan Diri dalam Kesusahan

6 Februari 2020   19:41 Diperbarui: 6 Februari 2020   19:38 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik kesulitan ada kemudahan. Dan diulanginya kembali. Ini adalah firman Tuhan. Berarti sifatnya pasti. Pertanyaannya adalah kesulitan apa yang dimaksud? kemudahan apa yang dimaksud?

Manusia adalah makhluk hidup yang membutuhkan materi fisik untuk bertahan hidup. Sehingga, banyak yang mengira bahwa komponen fisik ini penyokong terbesar kehidupan seseorang.

Bahkan, tidak jarang seseorang mengumpulkan benda-benda fisik untuk menunjang kehidupannya. Semuanya boleh. Selama tidak dilarang oleh Tuhan, maka pernak-pernik maupun perhiasan seperti apapun bentuknya itu boleh. Seperti firmanNya
....
"katakanlah siapa yang mengharamkan perhiasan Allah..."
Tetapi, jangan berlebih-lebihan. Berlebih-lebihan itu dibenci Tuhan.

Problem manusia berawal dari sikap berlebih-lebihan. Ketika sedang diberi rejeki yang berlebih, maka keinginannya menjadi bertambah. Seringkali apa yang tidak terpikirkan sebelumnya menjadi ada ketika sedang mendapatkan rejeki yang banyak. Sehingga, apa yang ia dapatkan bisa langsung habis di waktu itu.

Kemudian, datanglah waktu di mana yang ia dapatkan tidak seperti waktu yang dilebihkan itu. Maka, ia menjadi kecewa dan sedih. Ia menganggap bahwa Tuhan kejam kepada dirinya.

Cita-cita itu penting sebagai acuan pengharapan. Cita-cita tersebut menjadi sebuah garis supaya manusia fokus terhadap apa yang sudah direncanakan. Sehingga ia tidak terjebak pada sesuatu yang menuntut dirinya untuk membelanjakan hartanya kepada sesuatu yang tidak ia butuhkan.

Keadaan ekonomi yang minim membawa manusia kepada kesulitan-kesulitan. Tetapi, kembali kepada pokok bahasan tulisan ini bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Sebelumnya, kita batasi tulisan kali ini hanya pada kesulitan ekonomi supaya pembahasannya tidak terlalu melebar.

Setiap orang pasti punya keinginan selain daripada yang sifatnya materiil. Bisa berupa keilmuan, fungsi kejiwaan, keahlian, minat, bakat, dan lain sebagainya. Seseorang membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk memahami dan menguasainya. Bisa satu tahun, sepuluh tahun, bahkan sampai mendekati ajalnya baru ia berhasil. Tergantung keadaan kejiwaannya.

Biasanya, seseorang menjadi giat dan fokus ketika sedang mengalami kesulitan. Selain terhindar dari kesibukan untuk membelanjakan hartanya, tetapi kesulitan tersebut akan membawa dirinya kepada perenungan-perenungan. Pada kondisi inilah, akal bawah sadar akan tersentuh.

Akal bawah sadar ini mempunyai peran sebanyak 95% di dalam kehidupan seseorang. Maka, berilah rangsangan-rangsangan yang positif dan kontrukstif. Jika sabar dan total, apa yang tidak anda pahami sebelum-sebelumnya bisa dipahami. Inilah yang dimaksud dari ayat tersebut. Keadaan seperti ini ada kaitannya dengan kesabaran.

"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar".
Orang yang dengan sabar untuk bertahan ketika sedang mengalami kesulitan, di waktu itulah Tuhan bersamanya memudahkan apa-apa yang sedang menjadi hambatan-hambatan di dalam memahami sesuatu.

Kunci keduanya adalah totalitas. Manusia memang bisa berencana, dan selalu membuat rencana. Tetapi, jalan hidup hanya Tuhan yang tahu. Banyak kejadian di dalam kehidupan seseorang yang tidak ia rencanakan sebelumnya. Tuhan menempatkan seseorang pada sebuah kondisi yang tidak pernah ia sangka-sangka.

Pada kondisi ini, banyak orang akan mengeluh. Namun, hanya akan membawa kerugian kepada dirinya. Selain rugi pikiran dan tenaga, tetapi juga rugi secara waktu hanya untuk mengeluh. Maka, penulis ingin mengatakan bahwa daripada kita terjebak kepada situasi yang jelas-jelas merugikan, lebih baik kita harus total dalam menghadapi situasi tersebut.

Misalkan kita dihadapkan pada situasi untuk menjadi tukang kayu, peternak, mengajar untuk sekedar menyambung kehidupan, atau sesuatu bidang yang lain selama tidak melanggar hukum, maka anda harus total di bidang tersebut.

Jika anda terus-terusan mengeluh, itu hanya akan merugikan anda dalam banyak faktor. Anda hanya akan mendapatkan ketidaknyamanan di sana, bisa karena malu, atau karena gaji yang tidak seberapa, dan lain sebagainya. Tetapi, jika anda total menjalaninya, selain memberi dampak positif terhadap jiwa anda, tetapi yang paling penting juga adalah anda mendapatkan keahlian darinya.

Keahlian ini mahal harganya jika dikonversi kedalam bentuk rupiah. Apalagi jika ditekuni dengan sabar, maka anda akan menjadi manusia yang multitalent, kuat dan percaya diri. Inilah kemudahan berikutnya yang dimaksud dari ayat pertama tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun