Kunci keduanya adalah totalitas. Manusia memang bisa berencana, dan selalu membuat rencana. Tetapi, jalan hidup hanya Tuhan yang tahu. Banyak kejadian di dalam kehidupan seseorang yang tidak ia rencanakan sebelumnya. Tuhan menempatkan seseorang pada sebuah kondisi yang tidak pernah ia sangka-sangka.
Pada kondisi ini, banyak orang akan mengeluh. Namun, hanya akan membawa kerugian kepada dirinya. Selain rugi pikiran dan tenaga, tetapi juga rugi secara waktu hanya untuk mengeluh. Maka, penulis ingin mengatakan bahwa daripada kita terjebak kepada situasi yang jelas-jelas merugikan, lebih baik kita harus total dalam menghadapi situasi tersebut.
Misalkan kita dihadapkan pada situasi untuk menjadi tukang kayu, peternak, mengajar untuk sekedar menyambung kehidupan, atau sesuatu bidang yang lain selama tidak melanggar hukum, maka anda harus total di bidang tersebut.
Jika anda terus-terusan mengeluh, itu hanya akan merugikan anda dalam banyak faktor. Anda hanya akan mendapatkan ketidaknyamanan di sana, bisa karena malu, atau karena gaji yang tidak seberapa, dan lain sebagainya. Tetapi, jika anda total menjalaninya, selain memberi dampak positif terhadap jiwa anda, tetapi yang paling penting juga adalah anda mendapatkan keahlian darinya.
Keahlian ini mahal harganya jika dikonversi kedalam bentuk rupiah. Apalagi jika ditekuni dengan sabar, maka anda akan menjadi manusia yang multitalent, kuat dan percaya diri. Inilah kemudahan berikutnya yang dimaksud dari ayat pertama tulisan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H