Mohon tunggu...
Faiza Wasila
Faiza Wasila Mohon Tunggu... pelajar -

ceria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ujian Tulis atau Ujian Lisan?

15 Desember 2017   09:03 Diperbarui: 15 Desember 2017   09:16 3536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dapat dipungkiri, bagi siapa saja yang pernah mengenyam pendidikan baik tingkat SD, SMP, SMA bahkan pada tingkat Perguruan Tinggi sekalipun pasti sealalu menjumpai kegiatan evaluasi dari proses pembelajaran istilah populernya yaitu "Ujian". 

Ujian akan membantu guru/pendidik untuk mengetahui dan mengukur tingkat kepahaman dan kesungguhan anak didik dalam mengikuti proses pembelajaran selama 1 semester, namun alangkah baiknya seorang guru tidak hanya melihat dari aspek hasil ujian namun juga dari aspek sikap dan keaktifan anak didik dalam belajar.

Dan ujianpun terdapat berbagai macam versi, apalagi di Tingkat Perguruan Tinggi kalian akan menemukan berbagai macam jenis pelaksanaan ujian, ada ujian tulis, ujian lisan, ujian "Take Home" yang sistem pelaksanaan nya di bawa ke tempat tinggal dan masih banyak jenis lainnya sesuai dengan dosen mata kuliah. 

Nah, pertanyaannya ujian jenis apakah yang lebih efektif dalam mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran, ujian tulis atau lisan? Sebelum kita memilih salah satunya marilah analisis terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

Kelebihan dari ujian lisan yaitu tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih untuk menulis, peserta didik dapat mengemukakan argumentasi sesuai yang ia pahami dan ketahui, guru dapat secara langsung mengevaluasi kemampuan penalaran anak didik dan mengevaluasi kemampuan berbahasa lisan, membuat peserta didik semakin mengasah kemampuan berbicara didepan orang lain (Public Speaking) dan hal yang paling penting yaitu anak didik tidak akan mendapatkan kesempatan untuk mencontek. 

Adapun kelemahannya yaitu subjektifitas tinggi, sangat memerlukan waktu yang lama dan untuk anak didik yang kurang percaya diri akan merasa tegang dan gemetar atau bahkan tak dapat mengutarakan apa yang ada difikirannya karena sangat nervous. 

Dan untuk ujian tulis kelebihannya adalah pada ujian lisan mau tidak mau peserta didik harus menghafal dan ini ancaman bagi anak didik yang susah menghafal, terhindar dari unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa, bagi guru lebih mudah dan cepat cara pemeriksaannya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi. 

Penyusunan soalnya mudah disiapkan dan disusun, jika soal berbebtuk essai maka memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri sehingga siswapun dapat berfikir logis, analistis, dan sistematis. 

Namun kelemahannya antara lain yaitu sangat banyak kesempatan bagi siswa untuk menyontek baik pada teman maupun pada Google, yang diukur dan dinilai cenderung tingkat kecerdasan kognitif tinggi, cakupan materi terbatas hanya pelajaran itu saja sehingga guru juga akan kesulitan mendeteksi segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai, yang paling mencolok kelebihan yaitu soal-soalnya pada ujian tulis cenderung untuk mengungkapakan ingatan mau tidak mau harus menghafal dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.

Setelah pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa semua jenis ujian baik itu Lisan maupun Tulisan sama-sama efektif untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar, namun yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik/guru yaitu harus dan wajib hukumnya untk mengetahui kemampuan dan potensi yang dimiliki anak didik dan juga gaya belajar masing-masing peseta didik apakah visual, auditori atau kinestetik,  sehingga guru adil dalam memberi penilaian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun