Mohon tunggu...
FAIZATUZ ZULFIA
FAIZATUZ ZULFIA Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Pelajar Sukses

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren Keren

12 November 2019   08:49 Diperbarui: 12 November 2019   08:53 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Faizatuz Zulfia (12204173230)
TADRIS MATEMATIKA 5-C
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN TULUNGAGUNG
Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Telp. (0355) 321513, Fax. (0355) 321656 Tulungagung 66221

ABSTRAK
Pesantren adalah suatu sistem pendidikan Islam tradisional di Indonesia yang menitik beratkan pada penanaman nilai-nilai keagamaan Islam kepada peserta didiknya melalui suatu tatanan terintegrasi antara sekolah, ibadah, dan kehidupan bermasyarakat. Pesantren memiliki peran yang penting untuk memberikan pendidikan kepada peserta didik terutama dalam pembentukan karakter yang baik.
Awalnya sistem pesantren hanya sederhana, tetapi seiring perkembangan zaman pesantren harus bisa menyesuaikan keadaan tetapi tidak menghilangkan ciri khas yang ada dalam pesantren.  
Pesantren memiliki tujuan untuk membentuk insan kamil, berkepribadian muslim sehingga tercipta manusia yang mempunyai keseimbangan antara jasmani dan rohani, ilmu dan akal untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
KATA KUNCI
Pesantren, Satri, Karakter, Hari Santri Nasional

PENDAHULUAN
Pesantren merupakan pendidikan Islam di Indonesia  yang paling awal dan masih bertahan sampai saat ini. Peran pesantren dalam berbagai hal sangat dirasakan oleh masyarakat. Contoh utama adalah pembentukan kader-kader ulama dan pengembangan keilmuan Islam, merupakan gerakan-gerakan protes terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda. Protes tersebut selalu dimotori dari dan oleh kaum santri. Setidaknya dapat disebutkan misalnya; pemberontakan petani di Cilegon-Banten 1888. Jihad Aceh 1873, gerakan yang dimotori oleh H. Ahmad Ripangi Kalisalak 1786-1875 dan yang lainnya merupakan fakta yang tidak dapat dibantah bahwa pesantren mempunyai peran yang cukup besar dalam perjalanan sejarah Islam di Indonesia.
Pembentukan karakter peserta didik harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek knowledge, feeling, loving dan action. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan "latihan otot-otot akhlak" secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat. Salah satu institusi pendidikan yang disinyalir telah lama menerapkan pendidikan karakter adalah pondok pesantren. Pondok Pesantren sebagai salah satu sub sistem Pendidikan Nasional yang tersebar di Indonesia, bahkan dipandang oleh banyak kalangan mempunyai keunggulan dan karakteristik khusus dalam mengaplikasikan pendidikan karakter bagi anak didiknya (santri).

PEMBAHASAN
Istilah ''pesantren'' berasal dari kata pe-''santri''-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam bahasa Jawa. Istilah ''pondok'' berasal dari bahasa Arab ''funduuq'' ('''''') yang berarti penginapan. Santri adalah orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh, orang yang saleh.
Secara terminologi pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Pesantren sebagai lembaga pendidikan memiliki lima elemen dasar tradisi pesantren, yaitu pondok, masjid, santri, pengajaran kitab Islam klasik, dan kiai. Pendapat lain menyatakan bahwa dalam lembaga pendidikan Islam yang disebut pesantren selalu terdapat unsur kiai yang mengajar dan mendidik, santri yang belajar dari kiai, masjid serta pondok tempat tinggal para santri. Elemen dasar tersebut masih tetap bertahan dalam perkembangannya sampai sekarang ini.
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan pendidikan nasional, pesantren dapat disebut sebagai sub sistem pendidikan nasional, karena merupakan salah komponen yang menyelenggarakan pendidikan secara nasional. Pada masa penjajahan bangsa lain terhadap bangsa Indonesia bahkan hingga awal-awal kemerdekaan perhatian pemerintah terhadap pesantren masih setengah hati bahkan cenderung tidak mendapat perhatian yang dari pihak pemerintah.
Pada saat ini berdasarkan berbagai peristiwa yang terjadi, bahwasanya moral anak bangsa telah merosot begitu tajamnya. Hal ini disebabkan antara lain karena banyak sekolah di Indonesia hanya menjadi tempat untuk memindahkan pengetahuan baik pengetahuan secara umum maupun etika, dan belum sampai pada taraf pembentukan moral dan etika. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Untuk mengatasi hal tersebut salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menempatkan anak di pesantren. Mengapa pesantren? Karena mayoritas kita temukan karakter masyarakat di sekitar pesantren relatif lebih bagus dibandingkan masyarakat yang jauh dari pesantren.
Dalam kehidupan nyata akan ditemukan beberapa pandangan mengenai pesantren. Misalnya dalam dunia pendidikan pasti akan banyak pendapat mengenai siswa yang bertempat tinggal di pesantren atau yang biasa disebut dengan SANTRI. Dalam pesantren terdapat banyak kegiatan yang akan dijalani oleh santri mulai pagi hingga malam hari yang mana kegiatan tersebut diluar berbagai macam tugas yang diberikan guru saat melaksanakan pendidikan formal di sekolah.
Dalam pesantren tidak asing ketika terdapat berbagai macam peraturan, diantaranya "SANTRI WAJIB SHALAT JAMAAH", diadakannya peraturan tersebut pasti ada maksud dan tujuan tertentu, dengan dimulai dari shalat berjamaah santri akan terbiasa melaksanakan segala pekerjaan tepat waktu. Di pagi hari pun siswa akan menemui berbagai kegiatan di pesantren. Oleh karena itu sudah dapat dipastikan siswa yang bertempat tinggal di pesantren lebih banyak akan bangun lebih pagi daripada siswa yang bertempat tinggal di rumah. Selain di pagi hari, pada malam hari tidak heran ketika santri akan tidur lebih larut malam dikarenakan mereka harus melaksanakan berbagai kegiatan yang ada di pesantren seperti mengaji, sorogan, dan lain sebagainya.
Maka ketika berada di sekolah mereka akan banyak yang merasa ngantuk bahkan tidak fokus terhadap pelajaran. Tapi tak semua santri akan seperti itu, bagi  santri yang bisa mengatur waktu dengan baik dia tidak akan terbengkalai dengan berbagai macam kegiatan yang harus dia kerjakan baik di sekolah maupun di pesantren, bahkan tak jarang santri akan menorehkan banyak prestasi dalam pendidikan formal. Dari situlah akan muncul berbagai pandangan baik maupun buruk terhadap siswa yang bertempat tinggal di pesantren  (santri).
Bagi siswa pasti akan menemukan hal yang berbeda ketika mereka tinggal di pesantren. Selain dari kegiatannya yang banyak, santri akan mendapatkan berbagai pengalaman tersendiri, dimulai dari awal mereka masuk pesantren sampai keluar dari pesantren. Pada awal tinggal di pesantren tak jarang ketika ditemui banyak santri yang merasa tidak betah dikarenakan mereka belum terbiasa tinggal jauh dari orangtua dan menerima berbagai kegiatan yang sebelumnya belum pernah mereka dapatkan. Dengan begitu mereka akan terlatih hidup mandiri. Dalam pesantren diajarkan juga mengenai toleransi, yang mana dalam pesantren terdapat santri yang berasal dari berbagai daerah dan berbagai sifat yang dimiliki. Dengan begitu, santri akan saling menghargai berbagai perbedaan yang ada, dan menganggap semua teman yang ada di pesantren sebagai keluarganya. Hal tersebut yang dapat membuat santri merasa berat ketika berpindak pesantren dan berpisah dengan teman-temannya. "TAKZIRAN" hal yang tak asing ketika dibicarakan sama santri, takziran merupakan tindakan atau hukuman yang diberikan kepada santri ketika ia melakukan suatu kesalahan (tidak mematuhi peraturan). Dalam pesantren tidak hanya memberikan pengetahuan (teori) saja kepada santri, melainkan pesantren juga mengajarkan kepada santri tentang kemandirian, kewirausahaan, perbedaan baik berupa pendapat, suka, ras, agama, dan lain sebagainya. Pesantren juga mengajarkan etika kepada santrinya sebagai dasar pembentukan karakter peserta didik. Hal tersebut yang akan membuat santri bangga menjadi bagian dari pesantren, mendapatkan pengetahuan dalam hal duniawi dan juga hal yang bisa mengantarkan kita menuju surga-Nya.
Saat ini pemerintah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap pesantren dan elemen-elemen yang ada didalamnya. Bahkan pemerintah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Hari santri nasional merupakan hari dimana untuk memperingati peran besar para Kyai dan santri dalam memperjuangkan kemaslahatan bangsa Indonesia, melawan para kolonial dan para bangsa asing bertepatan dengan resolusi jihad KH. Hasyim Asy'ari tepat pada tanggal 22 Oktober.
Hari Santri Nasional diperingati dengan tujuan agar dapat menjadi bahan refleksi bagi pemuda untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas diri para santri guna tetap memperjuangkan intelektualitas kemajuan bangsa Indonesia, dan para pemuda tentu harus siap menghadapi zaman yang akan datang yang penuh dengan era digital dan milenial.
Saat hari santri di setiap daerah pasti memiliki kegiatan yang berbeda-beda untuk memperingatinya, seperti halnya dengan diadakannya kirab yang diikuti oleh santri bahkan masyarakat, lomba-lomba islami, dan berbagai kegiatan lain yang mana kegiatan tersebut tidak keluar dari jiwa pesantren dan ajaran agama Islam.

KESIMPULAN
Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
Pesantren memiliki peran yang cukup besar terhadap pendidikan nasional. Pesantren mengajarkan kepada santri tentang kemajuan pengetahuan, kemandirian, kewirausahaan, perbedaan baik berupa pendapat, suka, ras, agama, bahkan etika.
Pesantren memiliki peran yang besar dalam pembentukan karakter, pantauan selama 24 jam oleh para guru menjadi salah satu jawaban terhadap dampak negatif dunia modern.
Pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap pesantren dengan menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Peringatan tersebut diadakan dengan tujuan untuk memperingati peran besar para Kyai dan santri dalam memperjuangkan kemaslahatan bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Marjani. 2013. PONDOK PESANTREN : Ciri Khas, Perkembangan, dan Sistem Pendidikannya. LENTERA PENDIDIKAN. 16(2):205-216.
Bani, Suddin. 2015. KONTRIBUSI PESANTREN DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. AULADUNA. 2(2):264-273.
Djumransjah. 2001. Pendidikan Pesantren dan Kemandirian Santri. JURNAL ILMU PENDIDIKAN. 8(2):___.
Syafe'I, Imam. 2017. PONDOK PESANTREN : LEMBAGA PENDIDIKAN PEMBENTUKAN KARAKTER. Al-Tadzkiyyah. 8(1):64-79.
Zulhimma. 2017. DINAMIKA PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN DI INDONESIA. Jurnal Darul Ilmi. 1(2):166-171.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun