Tahukah anda bahwa di Jalan Farida M. Noto No.21, Kotabaru, Kota Yogyakarta, terdapat satu-satunya museum kryptologi di Asia? Museum Sandi atau Indonesian Cryptology Museum, berdiri pada 28 Juli 2008.Â
Sesuai dengan Namanya, museum ini menyimpan arsip mengenai sejarah persandian di Indonesia. Berbagai macam mesin sandi tersimpan dengan baik di dalamnya. Tak hanya mesin sandi buatan Indonesia saja, ada mesin sandi buatan luar negeri seperti Amerika yang menjadi salah satu peninggalan penting di dunia persandian.
Jika ingin mengenal seluk beluk sejarah persandian dan siber, Museum Sandi sangat cocok menjadi tempat pertama yang menempati where to go list anda. Museum Sandi merupakan Unit Pelaksana Teknis yang langsung berada di bawah Badan Siber dan Sandi Negara. Jangan khawatir, anda tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun alias gratis.Â
Anda tidak akan dibuat mengantuk dan bosan sejak melangkahkan kaki ke dalam lobi utama museum dengan bangunan putih khas rumah kaum elit Belanda ini. Interior, pegawai, dan suasananya membuat anda tidak akan merasa jenuh ketika menyusuri setiap sudut museum.
Saat masuk ke lobi utama, anda akan disambut oleh keramahan pegawai yang akan membuat anda merasa sangat setuju dengan predikat Indonesia sebagai negara yang penduduknya paling ramah senyum di dunia.Â
Jika anda berkunjung ke Museum Sandi pada hari Kamis, anda bisa menyaksikan seluruh pegawai laki-laki memakai setelan Surjan bermotif garis-garis hitam cokelat khas Jawa lengkap dengan Jarik dan Blangkon, "Di sini kalau Kamis Pahing memang dari pemerintah mewajibkan pegawai itu memakai pakaian adat Jawa begini mbak," Ucap Sasmito, pegawai dan pemandu Museum Sandi ini.
Sebelum masuk lebih dalam, anda akan bertemu dengan staf yang menjadi guide selama berada di dalam museum. Tak hanya sekedar melihat-lihat, anda akan diberikan suvenir berupa alat sandi kertas dan akan diminta untuk menerjemahkan beberapa kode rahasia, semacam game untuk pemanasan awal.Â
Setelah itu, anda akan diajak untuk masuk ke sebuah ruangan bernama ruangan "Intro". Di dalam ruangan ini, sebuah video akan diputarkan dari TV dengan layar yang cukup besar. Video tersebut berisi pengenalan singkat tentang sejarah sandi di dunia.
Udara sejuk yang berasal dari Air Conditioner serta tata letak pajangan yang disusun sedemikian rupa akan membuat anda merasa nyaman sembari mendengarkan pemandu berkisah tentang perjuangan pahlawan intelejen negara zaman dahulu.Â
Selain berbagai jenis mesin sandi, terdapat juga potret-potret asli yang menggambarkan kisah-kisah persandian tersebut. Anda juga dapat menyaksikan barang-barang peninggalan para petinggi "Dinas Kode" pada zamannya. Replika sepeda ontel yang menjadi kendaraan kurir intelejen Indonesia pada awal kemerdekaan pun ikut dipamerkan kepada pengunjung.
Tak hanya menyaksikan alat-alatnya saja, anda juga akan "bertemu" dengan mantan petinggi-petinggi Dinas Kode (sebutan untuk Badan Siber dan Sandi Negara pada awal kelahirannya). Penjelasan mengenai masing-masing tokoh dapat anda simak dari pemandu saat anda memasuki ruangan yang di dalamnya terdapat patung dan foto-foto dari seluruh mantan pejabat tertinggi Dinas Kode.Â
Tentunya info ini tidak akan anda temukan di mesin pencari ataupun di luar Museum Sandi, "Mungkin, kalau mbak mau mencari info tentang pendiri Dinas Kode di google, infonya akan sangat minim. Itu karena memang seluruh info mengenai intelejen ini sangat dirahasiakan. Bahkan, keluarga dari Pak Roebianto selaku Bapak Persandian Indonesia pun baru tahu bahwa beliau merupakan petinggi Dinas Kode setelah beliau meninggal," Jelas Sasmito.
Ada sebuah fakta menarik terkait bangunan museum dua lantai ini, "Jadi mbak, museum ini kan dulunya terletak di Museum Perjuangan, lalu kemudian dipindah ke sini. Funfact nya, gedung ini sebelumnya merupakan Gedung Kementerian Luar Negeri.Â
Sebelum menjadi gedung Kemenlu, gedung ini adalah rumah warga Belanda mbak, karena itu kalau dilihat dari luar masih sangat terasa interior Belanda-nya kan? Artinya memang gedung ini sudah berusia ratusan tahun," ucap Imas Aulia yang merupakan pegawai di meja resepsionis Museum Sandi.Â
Berdasarkan keterangan Imas, pemerintah membangun Museum Sandi di Yogyakarta karena sejarah mencatat bahwa Dinas Kode lahir pertama kali di Yogyakarta. Meskipun sudah berusia ratusan tahun, tidak ada satupun ruangan yang terlihat lusuh. Warna warm pada dinding dan lampu di dalam museum merupakan pilihan yang sangat tepat sehingga memberikan kesan fancy dan elegan.
Tak sekedar ruang pameran, anda juga dapat menemukan perpustakaan. Tidak ketinggalan, bagi anda yang khawatir dengan waktu salat, museum ini menyediakan musala bagi pengunjung. Paket komplit untuk pelancong yang ingin menambah ilmu, bukan?
Jika anda belum memiliki waktu luang untuk berkunjung langsung ke Museum Sandi ini, anda bisa mengikuti virtual tour 360 yang disediakan oleh pihak pengelola museum. Â Hanya dengan memindai Barcode code, anda berkesempatan untuk mengintip sejarah kode dan persandian di Indonesia dari sumber yang kredibel dan terpercaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H