Selain berbagai jenis mesin sandi, terdapat juga potret-potret asli yang menggambarkan kisah-kisah persandian tersebut. Anda juga dapat menyaksikan barang-barang peninggalan para petinggi "Dinas Kode" pada zamannya. Replika sepeda ontel yang menjadi kendaraan kurir intelejen Indonesia pada awal kemerdekaan pun ikut dipamerkan kepada pengunjung.
Tak hanya menyaksikan alat-alatnya saja, anda juga akan "bertemu" dengan mantan petinggi-petinggi Dinas Kode (sebutan untuk Badan Siber dan Sandi Negara pada awal kelahirannya). Penjelasan mengenai masing-masing tokoh dapat anda simak dari pemandu saat anda memasuki ruangan yang di dalamnya terdapat patung dan foto-foto dari seluruh mantan pejabat tertinggi Dinas Kode.Â
Tentunya info ini tidak akan anda temukan di mesin pencari ataupun di luar Museum Sandi, "Mungkin, kalau mbak mau mencari info tentang pendiri Dinas Kode di google, infonya akan sangat minim. Itu karena memang seluruh info mengenai intelejen ini sangat dirahasiakan. Bahkan, keluarga dari Pak Roebianto selaku Bapak Persandian Indonesia pun baru tahu bahwa beliau merupakan petinggi Dinas Kode setelah beliau meninggal," Jelas Sasmito.
Ada sebuah fakta menarik terkait bangunan museum dua lantai ini, "Jadi mbak, museum ini kan dulunya terletak di Museum Perjuangan, lalu kemudian dipindah ke sini. Funfact nya, gedung ini sebelumnya merupakan Gedung Kementerian Luar Negeri.Â
Sebelum menjadi gedung Kemenlu, gedung ini adalah rumah warga Belanda mbak, karena itu kalau dilihat dari luar masih sangat terasa interior Belanda-nya kan? Artinya memang gedung ini sudah berusia ratusan tahun," ucap Imas Aulia yang merupakan pegawai di meja resepsionis Museum Sandi.Â
Berdasarkan keterangan Imas, pemerintah membangun Museum Sandi di Yogyakarta karena sejarah mencatat bahwa Dinas Kode lahir pertama kali di Yogyakarta. Meskipun sudah berusia ratusan tahun, tidak ada satupun ruangan yang terlihat lusuh. Warna warm pada dinding dan lampu di dalam museum merupakan pilihan yang sangat tepat sehingga memberikan kesan fancy dan elegan.
Tak sekedar ruang pameran, anda juga dapat menemukan perpustakaan. Tidak ketinggalan, bagi anda yang khawatir dengan waktu salat, museum ini menyediakan musala bagi pengunjung. Paket komplit untuk pelancong yang ingin menambah ilmu, bukan?