Mohon tunggu...
faizatun khasanah162
faizatun khasanah162 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UMNU Kebumen

Ambivert tapi suka dengan kesunyian Menyanyi adalah hobiku Kesendirian sudah menjadi teman akrab sejak kepergian surgaku, Mama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Penyandang Autis Menggunakan Terapi ABA

8 Januari 2024   20:45 Diperbarui: 8 Januari 2024   20:56 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tegas (tidak dapat ditawar- tawar anak).

Tanpa kekerasan dan tanpa marah/ jengkel.

Prompt (bantuan, arahan) secara tegas dan lembut.

Pada awalnya, terapis pada metode ABA akan mengamati anak untuk melihat sejauh mana kemampuan dan kesulitan yang anak Anda miliki.

Selanjutnya, ia akan menentukan tujuan spesifik dari terapi ini. Misalnya, tujuan spesifik terapi ABA anak Anda adalah agar bisa menatap mata orang yang mengajaknya bicara. Saat menentukan tujuan, terapis juga akan menentukan ukuran objektifnya, seperti seberapa banyak jumlah tatapan mata anak dalam 10 menit saat mengobrol. Untuk mencapai tujuan ini, terapis akan merancang rencana teknis serinci mungkin terkait aktivitas anak selama terapi.

Sebagai contoh, untuk membuat anak sukses membangun kontak mata, terapis akan melakukan hal berikut menurut laman https://hellosehat.com tentang parenting anak.

Duduk berhadapan sejajar dengan anak, bersama dengan asisten terapis yang biasanya ada di belakang anak.

Sepanjang terapi, terapis memanggil nama anak sambil memegang benda yang menarik sebagai pancingan. Benda itu akan terapis pegang sejajar dengan matanya, untuk memancing anak agar ia melihat ke arah mata terapis.

Terapis akan memanggil nama anak berulang kali sambil mengatakan kalimat perintah sederhana. Contohnya, "Mira, lihat" sambil tangannya mengarahkan ke arah benda yang menjadi pancingan.

Setiap respon tidak sesuai yang anak lakukan, terapis akan merespons dengan menjawab "tidak" atau "Mira, tidak".

Jika anak sudah bisa membangun kontak mata, terapis akan memberikan pujian pada anak, seperti "Mira pintar sekali". Terapis akan mengulang berbagai pujian ketika anak berhasil melakukan apa yang menjadi target.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun