Mohon tunggu...
Faizatul Hiqmah
Faizatul Hiqmah Mohon Tunggu... Dosen - Ekonomika

Ekonomika - Matrika

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Digibanking untuk Semua, Mungkinkah?

15 Juli 2019   21:35 Diperbarui: 16 Juli 2019   22:53 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antaranya adalah karena faktor kemiskinan, lokasi yang terlalu jauh, atau biaya yang harus ditanggung untuk mendapatkan akses layanan keuangan yang dianggap terlalu besar. 

Pemerintah pun, bukannya hanya diam saja. Beragam upaya telah dilakukan. Gerakan keuangan inklusif misalnya. Lewat gerakan ini, pemerintah berupaya membuka sebesar-besarnya akses layanan keuangan untuk semua kalangan masyarakat. Bahkan yang paling keren luar biasa menurut saya adalah diberikannya bantuan sosial kepada masyarakat kurang mampu, dengan sistem non-tunai. 

Jadi jika dulu masyarakat kita menerima bantuan sosial yang populer dengan nama bantuan raskin dan bantuan langsung tunai yang diberikan secara langsung dan berkala, maka sistem penyaluran bantuan baru ini berbeda.

Program bantuan sosial yang diberikan secara non-tunai memberikan kesempatan kepada masyarakat kurang mampu untuk memiliki rekening bank, memiliki kartu ATM, serta melakukan aktivitas perbankan lainnya --sesuatu yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. Namun demikian, tentu saja ada hambatan atas keberlangsungan program ini. 

Penelitian yang saya lakukan menunjukkan bahwa proses adopsi teknologi, dalam hal ini masyarakat yang sebelumnya belum pernah melakukan aktivitas perbankan diharuskan untuk melakukan aktivitas perbankan (untuk bisa mendapatkan dana bantuan sosial), masih menunjukkan banyak kendala. 

Di antaranya adalah, meskipun program ini telah berlangsung hampir 3 tahun, ternyata masyarakat penerima bantuan sosial masih belum mampu menunjukkan kemandirian dalam melakukan aktivitas perbankan. Pada praktiknya, masih selalu dibutuhkan pendamping dari dinas terkait untuk membantu masyarakat mengambil dana bantuannya. 

Lalu apa yang salah? Siapa yang salah?

Tidak ada yang salah. Semua hal baik untuk menghadapi digitalisasi di segala bidang telah dilakukan, termasuk upaya membuka akses perbankan untuk semua kalangan. 

Hanya saja memang, dalam hal ini proses adopsi teknologi perbankan oleh masyarakat penerima bantuan sosial, masih belum bisa dilaksanakan secara maksimal. 

Ada banyak faktor penyebabnya. Di antaranya adalah usia dan tingkat pendidikan. Banyak penelitian yang mengkonfirmasi bahwa usia dan tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang cukup kuat atas upaya adopsi sebuah teknologi. 

Semakin muda usia, semakin mudah sebuah teknologi diadopsi. Pun, semakin tinggi tingkat pendidikan juga memudahkan proses adopsi teknologi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun