Mohon tunggu...
Faizatul Amilin
Faizatul Amilin Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa semester 1 yang menjadi angakatan corona katanya yang bermodalkan kuliah daring selama satu semester ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menggali Ulasan tentang Pelecehan Seksual

14 September 2021   20:59 Diperbarui: 14 September 2021   21:04 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

MENGGALIH ULASAN PELECEHAN SEKSUAL

Perbincangan hangat mulai memanas yang bersumber dari speak up dari salah satu korban pelecehan seksual di salah satu komunitas ternama di Indonesia, sangat di sayangkan kasus seperti ini terus -- menerus semakin meningkat. 

Bukan hanya pelecehan terhadap perempuan tetapi sesame jenis sering terjadi pelecehan seksual, seperti yang saat ini dibicarakan pelecehan social oleh anggota ternama adalah sesama jenis. Berita ini telah menyebar luas di kalangan social media , dengan  unggahan korban yang menceritakan kronologi kejadian.

Kasus pelecahan seksual juga lagi dan lagi diperbincangkan diacara televisi mengenai kebebasan salah satu artis yang terjerat kasus pelecehan seksual disambut dan di tayangkan ditelevisi. Mengenai topic yang sedang dibicarakan, disini saya ingin membahas tentang pelecehan seksual

Mungkinkah adanya kasus pelecehan seksual akhirnya orang -- orang menganggapnya sebagai budaya? Ataukah apatis akan hal yang sangat tidak layak untuk dilakukan.

Budaya pemerkosaan adalah lingkungan dimana kekerasan seksual meresap dan dinormalisasikan dimedia , budaya popular dan masyarakat . ini sering terjadi , meskipun tidak secara eksklusif dalam bawaahn laki -- laki , dan dimana secara umum ada ketiadaan gender.

Budaya pemerkosaan dimanifestasikan dalam cara perempuan diobyektifkan dimedia , dalam interaksi social kita sehari -- hari , bagaimana perempuan dihargai karena penampilan fisiknya ,dalam bahasa kita , mengubah pemerkosaan menjadi humor , atau menjadikan kata memerkosa (pemerkosaan) dengan kata -- kata seperti menguasai atau menodai. 

Dalam undang -- undang yang tidak berpihak pada korban pemerkosaan dalam kurangnya empati penegak hukum terhadap korban dan sikap apatisnya saat menangani kasus pemerkosaan, membuat korban enggan mencari keadilan. Dalam budaya yang menstigmatisasi korban kekerasan seksual sebagai perempuan yang teremar dan dalam banyak hal lainnya. 

Seperti kasus yang saat ini sedang dibicarakan orang banyak,korban telah mengalami pelecehan itu selama satu tahun lamanya , dan sudah melapor ke pihak berwajib tetapi sedikit kurang memuaskan hasilnya. Dengan melalui medialah korban mengungkapkan kejadian yang selama ini terjadi.

Pelecehan seksual tidak hanya soal pemerkosaan tetapi pelecehan seksual dapatterjadi dimana saja dan kapan saja, pelecehan seksual verbal : 1. memanggil atau bersiul dengan tidak seonoh , (catcalling) cat calling menegnai pelecehan seksual kepada perempuan. 

Semua perempuan pasti pernah mengelami dengan adanya panggilan yang tidak seonoh kepada perempuan yang jalan di jalan umum, jika bagi kita yang mempunyai control emosi yang stabil cenderung tidak mempermasalahkan (bodoamat ) terhadap situasi tersebut. 2. Komentar, gurauan , rayuan atau penghinaan 3. Mengajukan pertanyaan tentang kehidupan seksual 4. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun