Mohon tunggu...
Faizatul 96
Faizatul 96 Mohon Tunggu... Guru - menulis adalah seni yang menyatu dalam hati dan ditulis dalam kenangan

saya adalah ibu rumah tangga dan wanita karier namun 'daster is the best, power of emak emak'

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kulihat Luka di Matamu...

7 April 2021   22:14 Diperbarui: 7 April 2021   22:23 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

entah apa yang ada dalam benakku saat ini. sungguh esok adalah hari yang tak pernah ku harapkan dalam hidupku. menikah dengan orang yang tak pernah kukenal sebelumnya akan menjadi pengalaman terburuk dalam hidupku. dan benar saja hari itupun tiba, tepat pada jam 7 pagi aku melangsungkan prosesi akad nikah dengan penuh rasa khidmad. sungguh hatiku hancur dibuatnya.

tepat sebulan sudah aku membina bahtera rumah tangga yang tak pernah ku harapkan. sama sekali tak terlintas diwajahnya untuk memaksaku agar menerimanya. dia selalu berusaha baik padaku walau pada akhirnya selalu rasa kecewa yang terlihat dalam dirinya. entah mengapa masih terlintas dalam fikiranku untuk menikah dengan pria bule. karena  menikah dengan bule adalah impianku sejak kecil.

ting.... pesan diaplikasi biru berbunyi dan kulihat ada sosok pria bule menulis pesan untukku. betapa bahagianya hatiku. namanya nicholas, pria kelahiran inggris itupun telah berhasil memikatku dalam waktu singkat. tanpa terasa aku semakin melupakan tugasku sebagai seorang istri. namun entah mengapa suamiku si herman masih saja sabar menghadapiku bahkan ia tak segan selalu menceritakan hal baik tentang diriku pada orang tuaku.

malam semakin larut, rasa sakit di punggungku semakin sakit. memang dari kecil aku menderita penyakit gagal ginjal yang menharuskanku harus keluar masuk rumah sakit. dokter menyarankanku untuk mencari donor ginjal secepat mungkin demi keselamatan. dan benar saja herman sang pahlawan menjadi orang pertama yang menawarkan ginjalnya. dengan penuh perhatian herman merawatku layaknya seorang bayi. ada rasa nyaman merasuk dalam tubuhku. namun tetap saja semua itu tak cukup membuatku menyukainya. setiap kali kucoba menerima semakin kuat pula kebencianku padanya.

''mengapa kau berikan ginjalmu untukku? aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu walau nyawamu kau pertaruhkan'' bentakku padanya

''aku tidak pernah berharap belas kasihmu padaku, aku hanya melaksanakan tugasku sebagai suami. dan kau tidak perlu khawatir untuk itu. aku tahu kau tak pernah mencintaiku, dan akupun sadar untuk itu. aku minta maaf jika selama ini aku belum menjadi suami terbaik untukmu'' 

kamipun saling pandang. kulihat ketulusan dimatanya. tak beberapa lama kemudian dokter datang untuk sgera melakukan operasi.

3 jam kemudian operasi selesai dan dinyatakan berhasil. saat ku terbangun dari koma entah mengapa orang disekitaku menangis dan memelukku. saat itu juga aku tersadar bahwa orang yang telah memberikan ginjalnya telah meninggalkanku untuk selamanya. ku lihat sepucuk surat ditangan ibu. aku mengambilnya dan benar saja dalam sampul surat itu tertulis nama herman. aku meremas surat tersebut dan melemparkan kesudut ruangan. karena sampai kapanku hanya nama nicholas yang ada dalam benak fikirku.

4 bulan berlalu. sesuai kesepakatanku dengan nicholas, hari ini aku akan menemuinya. namun setibanya di inggris aku merasakan pengalaman tak terduga dimana nicholas yang kuharapkan datang justru seorang wanita yang menemuiku. disaat itu aku baru tahu bahwa selama ini nicholas telah beristri dan memiliki 2 orang anak. 

bagai runtuh tubuhku. aku menangis sejadi-jadinya. dan saat itu terlintas dalam benakku wajah herman menari dalam bayangku. bodohnya aku menyianyiakan suami yang baik hanya demi mengejar obsesiku menikah dengan pria bule. ku buka ransel tasku untuk mencari sebuah tisu dan tanpa sengaja sepucuk surat jatuh ketanah. ternyata surat dari herman disimpan oleh ibu dalam ransel tasku. saat kubuka berlinang air mataku, sepucuk surat kau tulis sebelum kepergianmu.

istriku,

kau akan terlihat indah dimataku walau sejuta bintang menyapaku

siang malam ku kan slalu menjagamu sebagaimana janjiku pada tuhanku

pergilah dan kejarlah kebahagiaanmu

biarkan aku melihatmu bahagia walau hatiku terluka

sebab bahagiaku ada disaat dirimu tertawa...

perjalananku telah berakhir disini,

berjanjilah padaku kau akan selalu bahagia

aku yang mencintaimu

herman.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun