Mohon tunggu...
faizatul mahsunah
faizatul mahsunah Mohon Tunggu... Bidan - Mahasiswa PAI

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menyoal Wacana Referendum Aceh

5 Juli 2019   11:08 Diperbarui: 5 Juli 2019   11:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Salah satu pemicu utamanya adalah terkait dengan kasus penodaan agama Basuki Cahaya Purnama alias Ahok. Meskipun begitu, penulis melihat bahwa saat ini demokrasi Indonesia sudah mulai pulih kembali. 

Salah satu buktinya adalah banyak pihak dan media Internasional terutama Rusia yang menilai bahwa pesta demokrasi yang dilaksanakan pada 17 April 2019 berjalan dengan sangat teratur dan transparan. 

Media asing Reuters juga menulis dalam artikelnya yang berjudul "In world's biggest one-day election, Indonesia votes for its president" menyatakan bahwa Pemilu 2019 adalah bukti ketahanan demokrasi Indonesia.

Alasan Mualem yang lain adalah tentang keinginan mempunyai pemimpin yang baik -  barangkali ini juga yang menjadi salah satu landasan Moeldoko bersikap demikian - karena bagi penulis alasan yang dikemukakan Mualem ini memang sangat bernuansa politis dan subjektif. 

Sebagaimana diketahui bahwa Mualem merupakan pendukung calon pasangan prabowo sandi. Selain itu, pernyataan ini juga disampaikan setelah diketahui hasil Pemilu menunjukan bahwa calon pasangan yang diusungnya mengalami kekalahan.

Padahal jikalau mau melihat secara objektif dan berpikirnya Indonesia, siapapun yang menjadi presiden adalah putra terbaik Indonesia yang mempunyai niat untuk memperbaiki NKRI. Jikalau pandangan pemimpin yang baik menurutnya adalah mereka yang paham agama, maka presiden terpilih mempunyai wakil ulama, yang dapat memberikan nasihat agar kebijakanya sesuai dengan aturan agama. 

Dengan demikian, perlu kiranya pihak-pihak yang menghendaki referendum agar tidak hanya mendahulukan pengetahuan subjektif dan emosi belaka, karena klarifikasi data, musyawarah dan diskusi sangat perlu dilakukan dan dikedepankan. 

Dan jikalau perlu, pertemuan antara Presiden dan Mualem harus segara terjadi agar masalah tersebut dapat cepat terselesaikan.(Faizatul Mahsunah, FTIK Prodi PAI Unisnu Jepara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun