Mohon tunggu...
KKN Kolaboratif 156 Desa Panti
KKN Kolaboratif 156 Desa Panti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemanfaatan TOGA sebagai Salah Satu Cara Pencegahan Stunting

13 Agustus 2022   20:47 Diperbarui: 17 Agustus 2022   20:00 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini, stunting merupakan isu yang cukup diperhatikan dan banyak dibicarakan. Stunting merupakan suatu kondisi ketika anak mengalami gangguan pada pertumbuhan sehingga menyebabkan tinggi atau berat badan anak kurang sesuai dengan usianya. 

Penyebab stunting dapat dimulai dari kurangnya asupan makanan yang bergizi pada ibu hamil selama masa kehamilan sehingga memengaruhi nutrisi yang diterima janin.  Faktor lain yang juga menjadi penyebab stunting antara lain bayi yang lahir prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), asupan gizi yang buruk pada bayi, dan sering terserang penyakit infeksi.

Pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI) sampai anak berusia 2 tahun sangat penting untuk diperhatikan. Berdasarkan anjuran World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF), bayi usia 6 – 23 bulan dapat diberikan MPASI yang optimal. 

Pemberian makanan sebaiknya mengandung 4 atau lebih dari 7 jenis makanan, seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, produk olahan susu, telur atau bisa diganti dengan sumber protein lain, serta asupan vitamin yang cukup. Selain itu, perlu dilakukan pemantauan kesehatan dan cara penanganannya pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi.

Dampak dari stunting sangat memengaruhi pertumbuhan anak. Dampak jangka pendek yang akan dialami, antara lain terganggunya perkembangan otak, gangguan metabolisme, serta kecerdasan. Sedangkan dampak jangka panjang yang akan dialami diantaranya kekebalan tubuh yang lemah sehingga mudah sakit, penyakit jantung, dan kesulitan untuk belajar. Adapun dampak stunting ketika sudah dewasa, anak dengan tubuh pendek akan memiliki tingkat produktivitas yang rendah, dan bagi anak perempuan akan berisiko untuk mengalami masalah kesehatan dan memengaruhi perkembangan keturunannya saat dewasa.

Menilik dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa stunting harus menjadi perhatian dan diperlukan upaya pencegahan. Hal ini pun sejalan dengan salah satu tujuan dari pelaksaan KKN Kolaboratif Jember, dengan salah satu tema yang diusung adalah mengenai stunting. Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa KKN Kolaboratif Jember Kelompok 156 Desa Panti mencoba menggali informasi terkait kasus stunting anak yang terjadi di Desa Panti. Menurut Ibu Mujiati, Kasi Pelayanan Desa Panti sekaligus pendata kasus stunting di Desa Panti, jumlah kasus stunting di Desa Panti sudah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Ibu Siti Maimunah selaku Ibu Kades dan Ketua PKK Desa Panti, stunting pada anak dapat dicegah dengan memberikan pola asuh yang tepat. Salah satunya, yaitu dengan pemanfaatan tanaman TOGA sebagai pencegahan stunting. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan tanaman yang berkhasiat. Tanaman ini ditanam untuk memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga. Faktor utama terjadinya stunting adalah kurangnya nutrisi, baik itu selama kehamilan, menyusui, maupun saat balita. Pemberian nutrisi yang kurang tersebut dapat dicegah dengan memanfaatkan tanaman toga.

Pemanfaatan tanaman toga tersebut dapat dijumpai di wilayah perkebunan Kedaton, Dusun Prapah, Desa Panti. Jumlah kasus stunting di daerah tersebut juga terhitung 0 (nol) kasus. 

Dalam studi lapang tersebut, kami didampingi oleh Ibu Siti Maimunah dan Ibu Erica (Kasun Prapah). Jenis tanaman TOGA yang banyak ditemukan di wilayah Perkebunan Kedaton adalah jahe, kencur, temulawak, kunyit, seledri, kemangi, lidah buaya, daun kelor, kumis kucing, dan daun binahong. Tanaman-tanaman tersebut selain memiliki kandungan gizi tinggi juga bermanfaat menambah nafsu makan. Jahe, kencur, temulawak, dan kunyit dapat dijadikan bahan racikan dalam menambah nafsu makan anak. Selain tanaman tersebut, juga ada tanaman bawang pre, wortel, bayam, kangkung, timun, daun salam, cabe, tomat, sereh, pandan, lidah buaya, terong, dan juga jambu biji. 

Beberapa tanaman di atas bermanfaat dalam menambah daya tahan tubuh guna mencegah infeksi dan juga untuk mencukupi kebutuhan pangan. “Tanaman toga yang berada di pekarangan rumah dapat menjadi solusi untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga ketika kantong kosong” ujar ibu Siti Maimunah.

dokpri
dokpri

Oleh karena itu, stunting dapat dicegah salah satunya dengan pemanfaatan tanaman TOGA untuk memenuhi kebutuhan gizi pada anak. “Diharapkan semua masyarakat Panti dapat termotivasi dari Dusun Prapah ini, dengan pemanfaatan tanaman TOGA sebagai salah satu pencegahan stunting” tutur Ibu Siti Maimuna.

Penulis:

  • Bunga Hanif Sulistya – Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Jember
  • Faizatul Adhimah – Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah, IAI Al-Qodiri Jember
  • Vinka Auliyail Karimah - Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember
  • Begawan Sa’bani - Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Jember
  • Novita Zahro - Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Soebandi Jember
  • Novrinda Saras Lestari - Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Soebandi Jember
  • Abu Syaifur Rizal - Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, IAI AL-Qodiri Jember
  • Nur Sekkiyatul Hasanah -Program Studi Ekonomi Pembangunan, ITS Mandala Jember
  • Gabrine Sechan Micariandy - Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , Universitas Jember
  • Tasya Dian Ayu Pramesti - Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember

DPL: Denok Risky Ayu Paramita, M.Si, Akademi Farmasi Jember

https://unej.ac.id/

https://stikesdrsoebandi.ac.id/

https://iaiq.ac.id/

https://stie-mandala.ac.id/

http://akademifarmasijember.ac.id/

https://lp2m.unej.ac.id/

http://lppm.uds.ac.id/

http://lp2m.iaiq.ac.id/

https://www.desapanti.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun