Kabupaten Semarang (13/11/2021)Â "Yaah, dia mulai lagi. Kebiasaan pulang kerja langsung bikin emosi. Padahal kan lagi fokus belajar, apa aku samperin aja ya? Hmm, jangan deh nanti nambah masalah lagi. Ya Tuhan, dia ini punya sopan santun apa nggak sih?!" gumam Nata, seorang mahasiswa.
Begitulah kehidupan Nata, setiap hari dia dibuat jengkel dengan tetangga sebelah rumahnya yang selalu menyetel musik dan bernyanyi dengan volume yang keras. Dia sering tidak tahan dengan musik tersebut, seringkali dia menghampiri dan menasehati tetangganya kalau volumenya terlalu keras serta mengganggu orang lain. Namun, tetangga tersebut seakan tidak mendengarkan omongan Nata. Sekalipun ada orang tua dan bayi yang juga hidup disamping rumahnya, tetangga itu tetap menikmati musik yang disetelnya.
Dengan keadaan yang terus dihadapi Nata tersebut, dia selalu berpikir, "Mengapa aku harus hidup berdampingan dengan orang yang sama sekali tidak punya adab ini? Rasanya sungguh tidak adil."
Problem diatas adalah kurangnya kesadaran seseorang yang tidak menerapkan sila ke-2 Pancasila dalam hidupnya, yaitu "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Dia selalu memikirkan dirinya sendiri, menyetel dan menikmati musik dengan begitu kerasnya, padahal orang-orang di sekitarnya merasa terganggu dengan apa yang dilakukannya setiap hari.
Orang-orang pun selalu merasa geram karena tetangga itu terkadang tetap menyetel musiknya walaupun adzan sedang berkumandang, seringkali suara adzan tidak terdengar, yang pada akhirnya mereka terlambat untuk menunaikan ibadah shalat di masjid. Karena itulah,mereka selalu berharap dan mendoakannya agar si tetangga tersebut mulai tergerak hatinya dan mulai sadarkan diri untuk meninggalkan musik.
Dalam Al-Qur'an surah Luqman ayat 6-7, Allah Ta'ala berfirman,
"Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah padanya dengan azab yang pedih."Â (QS. Luqman: 6-7)
Perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai nyanyian
Hadist pertama :
Bukhari membawakan dalam Bab "Siapa yang menghalalkan khamr dengan selain namanya", sebuah riwayat dari Abu 'Amir atau Abu Malik Al Asy'ari telah menceritakan bahwa dia tidak berdusta, lalu dia menyampaikan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
-- -- .