Dosen Pengampu :
Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Nama & NIM Mahasiswa :
Faiz Aqil Alleinde (43221010101)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Bagi sebagian besar orang Jawa, istilah sedulur papat limo pancer mungkin sudah tidak asing lagi karena sering diperkenalkan oleh orang tua kepada penerusnya sejak zaman dahulu.
Walaupun istilah sedulur papat limo pancer berasal dari bahasa Jawa, ternyata istilah tersebut hadir di hampir seluruh wilayah Nusantara dengan berbagai nama seperti khodam, pendamping atau apapun yang berhubungan dengan keberadaan makhluk luar angkasa.
Dari segi bahasa, istilah sedulur papat limo pancer berarti empat bersaudara dan memiliki lima di tengahnya. Sedangkan menurut konsep Jawa, istilah tersebut berarti suatu wujud yang menyatu dalam wujud manusia ketika manusia lahir di bumi.
Ringkasnya, dalam sejarah Jawa, istilah sedulur papat limo pancer digunakan untuk menggambarkan bahwa ketika seorang manusia lahir, lahir pula empat saudara manusia.
Sedulur papat adalah simbol alami dari kemarahan, kemarahan, kebijaksanaan, pertengkaran/pertarungan, kebenaran. Sedangkan "Pancer" adalah simbol kehidupan. Diasumsikan bahwa sedulur papat dihubungkan oleh pancer, yang berarti bahwa keempat karakteristik ini terkait dalam kehidupan. Sedulur papat juga tercantum dalam buku-buku sastra Jendra.
"Awal kemerdekaan, sira iku manungsa, kang dadi kusir waskita, sageda ndulu angen-angen ira, kang kadya turangga papat jangkep tahun." (Jadi dongeng bahwa Anda sebagai manusia bisa menjadi kusir (pengemudi yang cerdas), seperti kuda menarik hidup Anda, total empat melengkapi lima).
Dalam kesusastraan Jendra, kita manusia disebut LIFE CONTROLLER. Adalah kusir yang kuat yang mengendalikan 4 elemen alam:
ANGIN, AIR, KEBAKARAN dan SOL. Dilengkapi dalam diri kita adalah kekuatan nafas, sirkulasi darah, panas tubuh, dan esensi makanan, yang keempatnya dikendalikan oleh kehidupan. Orang Jawa disarankan untuk menjaga "sedulur papat". Untuk kelangsungan hidupnya sendiri. Karena jika seseorang hilang, hidupnya bisa terganggu.
"dayaning kineteg ing Hmbeg, milining getih, panasing awak lan sarining tetedan ginelak dayaning urip kaprabawan dumadine panguripan" (Dayanya berada di Tarikan napas, jalannya darah, panasnya tubuh, dan sarinya makanan terkendali daya hidup, jadilah kehidupan). (Sastra Jendra Hayuningrat)
SEDULUR PAPAT LIMA PANCER, yang terdiri dari tarikan napas, jalannya darah, Panasnya Tubuh, dan Sari makanan, bila seseorang bisa menjaga keempatnya dapat hidup sehat. Bila ditinggalkan salah satu maka tubuh tidak bisa mempertahankan hidupnya. Hal ini terlukis dalam perjalanan hidup manusia Ketika lahir, yang pertama ada adalah tarikan napasnya, setelah lahir dan bisa bernapas maka aliran darahnya akan mengalir, setelah itu bayi akan selalu dijaga panas tubuhnya agar hangat, kemudian baru setelah itu mendapat sari makanan berupa air susu. Bila keempatnya didapat maka sang bayi akan tetap hidup. Begitu juga Ketika manusia akan Kembali pada Yang maha Kuasa, maka keempat anasir tersebut akan menjauhi dirinya, dimulai dengan anasir yang paling belakang, yaitu didahului dengan sari makanan yang tidak dapat masuk, kemudian panas tubuhnya mulai tidak stabil, setelah itu aliran darahnya juga mulai terganggu, dan pada akhirnya napas pun terhenti.
Untuk itulah manusia Jawa diminta untuk selalu menjaga sedulur papat-nya bila ingin kehidupan terus berjalan hingga sampai batas waktu harus "Kembali Pada Sang Khalik".
Istilah sedulur papat limo pancer ini diyakini oleh penganut Kejawen sebagai warisan budaya dari karya Sunan Kalijaga pada abad 15-16. Konon katanya, istilah ini pertama kali ditemukan pada Suluk Kidung Kawedar, Kidung Sarira Ayu, pada bait ke 41-42. Sedulur papat limo pancer dipercaya sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam diri manusia, terdiri dari empat hal dan ke lima hal sebagai berikut.
Kakang sawah
Kakang sawah atau yang disebut air ketuban adalah air yang membantu manusia untuk lahir ke bumi. Karena air ketuban keluar pertama kali, maka masyarakat Jawa menyebutnya sebagai Kakang, atau yang berarti Kakak.
Adi ari-ari
Adi ari-ari atau disebut plasenta. Adi dalam bahasa Indonesia berarti adik, yakni sebutan untuk ari-ari yang keluar setelah bayi dilahirkan.
Getih
Getih dalam bahasa Indonesia berarti darah. Yakni, hal yang utama pada ibu dan bayi. Dimana saat berada dalam kandungan, bayi juga dilindungi oleh getih.
Puser
Puser atau pusar berarti tali plasenta. Dalam pengertian ini maksudnya, antara ibu dan bayi dihubungkan dengan tali pusar yang membuat mereka semakin kuat. Selain itu, tali pusar juga lah yang menjaga kelangsungan hidup si bayi karena telah menyalurkan nutrisi dari ibu untuk bayinya saat di dalam kandungan.
Pancer
Pancer bisa disebut juga sebagai tubuh wadah yang berarti diri sendiri. Hal kelima ini merupakan pusat kehidupan yang utama ketika manusia lahir ke bumi. Masyarakat Jawa percaya bahwa sebagai manusia, kita harus menyelaraskan kelima hal itu agar menjadi satu kesatuan yang utuh.
Tulisan ini hanya sebagai pengenalan tradisi adat Jawa semata dan bukan untuk menyebarluaskan ajaran apalagi mendiskreditkan budaya tertentu. Mungkin tradisi unik dan khas Indonesia juga terdapat di setiap daerah dengan kemasan khasnya masing-masing.
Selain itu ada pula yang menyebut sedulur papat adalah empat makhluk gaib yang tidak kasat mata (metafisik). Mereka adalah saudara yang setia menemani hidup manusia, mulai dilahirkan di dunia hingga nanti meninggal dunia menuju alam kelanggengan. Untuk menemukan Sang Aku Sejati (limo pancer) itulah manusia ditemani oleh sedulur papat.
Konon, ada sejumlah amalan yang dapat mengaktifkan energi sedulur papat. Meski begitu, amalan ini bukan berarti memungkinkan manusia dapat berkomunikasi nyata dua arah dengan mereka. Ada yang menggunakan media air putih dan meditasi, serta ibadah khusus di atas jam 12 malam.
 Sedulur Papat Limo Pancer dipercaya sebagai makhluk gaib yang menjaga seseorang mulai dari orang itu lahir ke dunia. dari perhitungan primbon Jawa, ada weton yang digadang-gadang sebagai weton yang dikawal Sedulur Papat Limo Pancer paling sakti karena sikapnya. Setiap weton dipengaruhi atau diwakili oleh benda langit tertentu yang kemudian menentukan karakternya. Mereka yang memiliki Sedulur Papat Limo Pancer paling tinggi dan sakti ini bisa meraihnya karena adanya keselarasan karakter yang bisa dibilang termasuk orang pilihan.
Berikut ini lima weton yang dikawal Sedulur Papat Limo Pancer paling sakti
1. Selasa Kliwon
Weton Selasa Kliwon memiliki jumlah neptu 11 dengan diiringi karakter giat dan tekun yang patut dicontoh. Mereka juga termasuk weron yang mistis dalam primbon Jawa sehingga secara otomatis wadah gaib mereka sudah tinggi. Dapat dibilang, melalui sifat alamiahnya tersebut, Selasa Kliwon punya Sedulur Papat Limo Pancer paling sakti dibanding yang lain.
2. Senin Legi
Dengan neptunya yang berjumlah 9, orang kelahiran Senin Legi umumnya taat beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
Dengan dasarnya yang demikian, mereka taat beribadah dan punya energi yang selaras dengan Sedulur Papat Limo Pancer.
Ini akan lebih bagus bila Senin Legi gemar bersedekah dan selalu bersabar apabila diberi ujian hidup.
3. Sabtu Pon
Sabtu Pon lahir dengan jumlah neptu 16. Mereka merupakan tipe orang yang pekerja keras, ulet, dan tahan ujian meski hidupnya dipenuhi dengan jatuh bangun.
Penyelarasan energi antara karakter Sabtu Pon dan Sedulur Papat Limo Pancer dapat tercipta dengan sempurna berkat karakter mereka yang telah disebutkan di atas.
4. Senin Kliwon
Senin Kliwon diberi karakter yang punya cita-cita tinggi, optimis, gemar belajar, dan berwawasan luas dengan jumlah neptu 12.
Mereka punya jasmani dan mental karena Senin Kliwon cenderung sudah melewati lebih banyak hal dibanding orang-orang seusia mereka.
Sudah terpilih untuk dikawal Sedulur Papat Limo Pancer yang tinggi, kesaktian weton satu ini akan lebih maksimal bila melakukan tirakat berupa puasa weton.
Itulah weton yang dikawal Sedulur Papat Limo Pancer paling sakti. Bagaimana dengan weton Anda?
5. Senin Pahing
Weton ini memiliki ambisi yang besar untuk semua yang dia inginkan. Dia akan melakukan apa saja untuk mendapat kelimpahan rezeki.
Itulah 5 weton yang selalu dijaga sedulur papat limo pancer
Falsafah Sedulur Papat Kalima Pancer adalah falsafah Jawa Kuno yang memiliki makna spiritual teramat dalam. Kelima elemen dasar dalam falsafah tersebut berbicara tentang kelahiran seorang manusia (jabang bayi) yang tidak lepas dari empat duplikasi penyertanya. Duplikasi tersebut dimaknai sebagai sedulur (saudara) yang tak kasat mata, yang akan menyertai kehidupan seseorang sejak lahir hingga matinya. Mereka itu antara lain:
Watman : yaitu rasa cemas / kawatir dari seorang ibu ketika hendak melahirkan anaknya. Ibu harus berjuang antara hidup dan mati dalam proses kelahiran. Watman adalah saudara tertua yang menyiratkan betapa utamanya sikap menaruh hormat dan sujud pada orang tua khususnya ibu. Kasih sayang, perhatian dan doa ibu adalah kekuatan yang akan mengiringi perjalanan hidup sang anak.
Wahman : yaitu kawah atau air ketuban. Fungsi air ketuban adalah menjaga agar janin dalam kandungan tetap aman dari goncangan. Ketika proses kelahiran terjadi, air ketuban pecah dan musnah menyatu dengan alam, namun secara metafisik ia tetap ada sebagai saudara penjaga dan pelindung.
Rahman : yaitu darah persalinan. Darah adalah gambaran kehidupan, nyawa dan semangat. Darah persalinan pada akhirnya musnah dan menyatu dengan alam, namun secara metafisik ia tetap ada sebagai saudara yang memberi semangat dalam perjuangan mengarungi kehidupan. Darah juga gambaran kesehatan jasmani dalam hidup seseorang.
Ariman : yaitu ari-ari atau plasenta. Fungsi ari-ari adalah sebagai saluran makanan bagi janin dalam kandungan. Ariman adalah saudara tak kasat mata yang menolong seseorang untuk dapat mencari nafkah dan memelihara kehidupannya.
Dan sebagai yang kelima adalah Pancer (Pusat) yaitu si jabang bayi itu sendiri. Ketika jabang bayi itu lahir, tumbuh dan dewasa, maka ia tidaklah sendirian. Keempat saudaranya Watman, Wahman, Rahman dan Ariman senantiasa menemani secara metafisik. Mereka adalah saudara penolong dalam mengarungi kehidupan hingga seseorang kembali lagi pada Sang Pencipta. Pancer atau Pusat juga dimaknai sebagai "Ruh" yang ada dalam diri manusia, yang akan mengendalikan kesadaran seseorang agar tetap "eling lan waspodo", ingat pada Sang Pencipta dan menjadi insan yang bijaksana. Jadi sedulur papat berperan sebagai potensi / energi aktif, sedangkan pancer sebagai pengendali kesadarannya.
Seperti yang sudah-sudah, falsafah Jawa selalu sarat dengan perlambangan, sehingga ia kaya akan interpretasi tanpa mengeliminir substansi-nya. Demikian pula falsafah Sedulur 4 Ka-5 Pancer, secara normatif dapat berupa perlambangan untuk makna yang jauh labih hakiki. Sedulur 4 menggambarkan elemen dasar dalam diri manusia (ego) yaitu Cipta, Rasa, Karsa dan Karya.
CIPTA adalah pikiran, sumber dari segala logika, idea, imajinasi, kreativitas dan ambisi. Pikiran adalah manipulasi otak atas informasi untuk membentuk konsep, penalaran dan pengambilan keputusan.
RASA adalah emosi atau reaksi afekif atas peristiwa dan pengalaman hidup. Berbagai ekspresi emosi begitu kaya, bahkan jauh lebih kaya daripada bahasa yang dapat mengungkapkannya.
KARSA adalah kehendak atau niat, yaitu motivasi dalam diri individu untuk melaksanakan keputusan dan rencananya. Seseorang dapat termotivasi oleh rangsangan dari luar, namun sebaliknya juga dari dalam dirinya sendiri.
KARYA adalah tindakan, yaitu aspek psikomotor dalam diri individu yang menghasilkan suatu wujud konkret, sehingga dapat dikenali dan berdampak bagi lingkungan sekitarnya.
Empat elemen dasar manusia di atas "diaktifkan" ketika manusia dikendalikan oleh sebuah kapal tanker/kunci yang disebut Kesadaran, biasanya disebut "Eling". Ada peperangan rohani yang nyata di sini. Ketika katup kesadaran dapat dibuka, empat potensi dasar manusia menjadi kekuatan "kuantum" yang luar biasa, memiliki kekuatan ledakan, membuat seseorang menjadi manusia yang lengkap, secara fisik dan mental, sukses.
Mengapa disebut kakan/kakak karena merupakan air pertama yang keluar?Dalam kasus cairan ketuban berikutnya, plasenta anak mengikuti. Atau biasa disebut Adi (Ari-Ari). Semut ini biasanya dikubur setelah bayi lahir. Mengubur semut semut membutuhkan ritual sebelum ia merusak, yang biasanya memakan waktu kurang dari 24 jam.
Adat selanjutnya setelah mengubur ariari adalah memberikan penerangan berupa teploclamp kuning agar kehidupan mereka selalu diterangi untuk masa depan.
Mengapa tidak menggunakan lampu putih/LED terbaru? Karena anak-anak takut seumur hidup mereka akan bingung atau dipertanyakan jika disatukan dengan lampu. Itulah yang diyakini orang Jawa.
Selanjutnya, bayi harus ditutup atau dilindungi dengan kantong darah/spit intrauterin. Peran Getty juga sangat penting. Karena tanpa Getty/darah yang dapat melindungi bayi di dalam kandungan dapat menimbulkan akibat fatal yang sangat mempengaruhi kandungan itu sendiri dan sang ibu.
Demikian pula jika ibu hamil mengalami kecelakaan, maka keluarlah darah dari rahim, dan keluarnya darah itu adalah akibat dari getih itu sendiri. disebut tali pusar. Ini terdiri dari fitur yang sedikit berwarna hitam dan teksturnya agak kasar. Di dalamnya, Puser memiliki hubungan bayi-ibu yang bertujuan untuk memperkuat bayi dan ibu. Seperti halnya fungsi tali pusat atau tali pusat, tali pusat dapat berfungsi sebagai jembatan antara ibu dan bayi, memberikan nutrisi yang dikonsumsi ibu kepada bayi dalam kandungan dan melindungi bayi dalam kandungan. Baik kandungan  itu sendiri maupun ibu.
Demikian pula jika ibu hamil mengalami kecelakaan, maka keluarlah darah dari rahim, dan keluarnya darah itu adalah akibat dari getih itu sendiri. disebut tali pusar. Terdiri dari warna agak kehitaman dan tekstur agak kasar. Di dalamnya, Puser memiliki hubungan bayi-ibu yang bertujuan untuk memperkuat bayi dan ibu. Tidak hanya fungsi tali pusat dan tali pusat saja, tali pusat juga dapat berfungsi sebagai jembatan antara ibu dan bayi, memberikan nutrisi yang dikonsumsi ibu kepada bayi dalam kandungan dan melindungi bayi dalam kandungan. . Selain tali pusar, tidak ada bagian bayi yang bisa memberi makan bayi dari apa yang ibu makan.
Bagian terakhir dari saudara itu kemudian disebut Pancer, dan Pancer itu sendiri adalah bentuk, tubuh, atau wadah yang akan menjadi diri/diri bayi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H