Mohon tunggu...
Faiz Amiruddin
Faiz Amiruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Stiba Ar-Raayah

Peneliti Ilmu Bahasa Pemula Fiqih Syafi'i Penggiat Ilmu Aqliyyat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komitmen dalam Ucapan

27 Mei 2024   14:08 Diperbarui: 27 Mei 2024   14:42 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya tidak sulit untuk menamatkan kitab ushul Fiqih di tangan saya, dengan ketebalan tiga ratus halaman lebih  dalam waktu yang relatif singkat. Sebagaimana tidak sulit juga untuk menyatakan hal tersebut, meskipun kadang realita berbicara sebaliknya.

Dibalik itu semua, terlintas dalam benak saya , kenapa manusia sesekali bisa dengan mudah menjanjikan sesuatu yang kadang dia sendiri belum tau cara merealisasikannya ? . Apakah sebabnya karena kurang sadar diri, atau memang terkadang logika manusia  mengalami fase ketidaknormalan sehingga sulit mengambil langkah-langkah secara pasti. Hal yang paling aneh yang pernah saya dengar, ada orang yang menjanjikan kemajuan sebuah negara, namun mengabaikan Pendidikan moral bagi bangsanya.

Agar manusia bisa lebih menghargai nilai sakral sebuah ucapan, dan bertanggungjawab atas setiap tindak-tanduknya,  maka muncullah ide untuk menuntut sebuah komitmen. Tentu saja, kita tidak mungkin berbicara tentang hal-hal yang bernilai tinggi, tanpa mengaitkannya dengan effort untuk merealisasikannya. Bahkan, Allah SWT saja sering mempertanyakan kualitas keimanan orang-orang yang mengaku beriman, namun masih lalai untuk menjalankan rukun Islam secara total.  

Disinilah pentingnya komitmen, sebagai suatu sikap yang menunjukkan sejauh mana seseorang mengenal dirinya untuk membangun hubungan yang baik dengan sesuatu diluar dirinya, apapun itu. Bagi seorang muslim, komitmen apapun pasti memiliki nilai tinggi, entah itu komitmen kepada pekerjaan, pendidikan, pasangan hidup, tanggungjawab organisasi dan puncaknya adalah komitmen kepada Sang Pencipta.

Dari membuat komitmen, manusia akan banyak belajar bahwa ucapan tidak boleh dilontarkan begitu saja tanpa adanya pertanggungjawaban yang mengiringi. Sebagaimana darinya juga manusia akan belajar untuk menghargai diri dan orang-orang yang ada disekitarnya. Itulah adab yang sebenarnya lebih penting, namun sedikit orang yang menyadarinya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun