Mohon tunggu...
Faiz Amiruddin
Faiz Amiruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Stiba Ar-Raayah

Peneliti Ilmu Bahasa Pemula Fiqih Syafi'i Penggiat Ilmu Aqliyyat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Takdir Mengantarkannya ke Stiba Ar-Raayah

10 September 2022   14:10 Diperbarui: 10 September 2022   14:12 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Faiz Amirudin Syarief  (Mahasiswa STIBA Ar-Raayah)

" Dulu saya  berkeinginan untuk kuliah mengambil jurusan hubungan Internasional di Universitas Hasanudin Makassar. Namun keinginan itu tidak pernah terwujud dan kini takdir mengantarkan saya ke Ar-Raayah".

Ar-Raayah merupakan salahsatu kampus nasional yang menawarkan pembelajaran ilmu syar'i dengan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar. Hal inilah yang menjadi daya Tarik utama bagi para pelajar dari berbagai wilayah di Nusantara untuk menginjakkan kaki di Stiba Ar-Raayah, tak terkecuali bagi Agus mahasiswa yang kini duduk di semester 5 jurusan Pendidikan Bahasa Arab.

Kami berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Agus seputar awal kisah kedatangannya ke Ar-Raayah. Dia bercerita bahwa selepas kelulusan dari SMAN 2 Buton, awalnya salah seorang guru pembimbing menawarkannya untuk belajar di Universitas Hasanudin Makassar dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional. Tawaran ini disambut baik oleh Agus, sampai suatu hari ia bertemu dengan Ustadz Aqil yang kebetulan merupakan alumni Ar-Raayah angkatan ke-4. Beliau banyak bercerita kepada Agus dan sang ibu soal kondisi Ar-Raayah dan sistem pembelajaran yang digunakan di sana. Dari obrolan inilah , ibu Agus mendapatkan banyak informasi Ar-Raayah yang telah berdiri sejak tahun 2006 dan mulai tertarik untuk mendaftarkan anaknya kesana.

" Sebelum bertemu Ustadz Aqil, saya tidak mengetahui informasi, sistem pembelajaran dan hal-hal lainnya seputar Ar-Raayah. Beliaulah (Ustadz Aqil) yang banyak mengenalkannya kepada saya", ujar Agus yang kami temui di sela-sela kesibukannya di kampus.

Menurut Agus , aturan untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Arab merupakan salah satu kendala yang ditemui. Terlebih, ia merupakan mahasiswa yang berasal dari sekolah umum yang sama sekali tidak mempelajari bahasa Arab sebelumnya.  Namun seiring berjalannya waktu, ia mulai bisa beradaptasi dengan aturan-aturan yang berlaku termasuk dengan mata kuliah yang mayoritas buku ajarnya berbahasa Arab baku (Arab fusha). Banyak faktor yang membantunya beradaptasi, satu diantaranya adalah metode pengajaran para dosen yang dianggap cocok dan mudah dipahami oleh mahasiswa, baik lulusan pesantren ataupun sekolah umum. Ditunjang dengan proses tarbiyah yang dilakukan di luar ruang perkuliahan seperti di masjid, asrama dan tempat-tempat lainnya. Walhasil bahasa Arab yang pada asalnya dianggap sulit berubah menjadi bahasa komunikasi mahasiswa Ar-raayah.

Kedepannya, selepas menamatkan pendidikan di Ar-Raayah , Agus memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan strata 2 (S2) di Universitas Hasanuddin, kampus yang menjadi impiannya selama ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun