Mohon tunggu...
FAIZAL RAMADHAN
FAIZAL RAMADHAN Mohon Tunggu... TRAINING FASILITATOR -

Tak ada yang tak bisa diubah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berfikir membuat panjang umur

10 Desember 2014   20:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:36 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia dibekali otak dan segala aspek pendukungnya untuk mengontrol kondisi badannya. Kemampuan yang tidak terbayangkan dimilikki oleh otak, berjuta informasi yang tersimpan dan terolah seolah tidak pernah ada batasannya. Segala kegiatan yang dilakukan manusia tidaklah terlepas dari proses mereka berfikir. Dengan kondisi sepreti itu tentunya tidak memungkinkan apabila otak manusia terbuat dari bahan yang lemah, seperti plastik pastilah sudah meleleh dan hancur.

Manusia berpikir dalam hidupnya setiap hari dengan otak mereka pribadi. Saat manusia selalu berusaha menghadapi segala macam warna warni hidup mereka. Dengan hanya menggunakan sedikit bagian otaknya manusia mampu menjadi orang yang hebat diantara manusia lain yang tidak mau menggunakan otaknya. Albert Einstein contohnya dia hanya menggunakan kemampuan sedikit dari otaknya. Adapun descartes filsuf yunani kuno yang mengatakan bahwasannya saya berpikir maka saya ada.

Otak manusia dalam melakukan proses kognisinya tidak pernah mengeluh dan mogok kerja. Yang luar biasa adalah sepanjang hidup manusia proses kognisi berjalan bahkan ketika manusia tidur otak masih memancarkan gelombang otak yang dapat membuat manusia mengalama relaksasi dan bermimpi terhadap apa yang telah lakukan dalam satu hari itu. Umpama saja otak manusia berhenti bisa dikatakan manusia telah mati pada saat itu.

Sejak manusia dalam kandungan manusia telah berkembang otaknya, perkembangan meliputi volume dan kompleksitas jaringan dalam otak. Massa otak telah terbentuk pada saat manusia anak-anak. Dengan sedikitnya kerutan yang ada dalam otak menunjukkan bahwasannya otak manusia belum digunakan terlalu banyak. Seiring berjalannya waktu manusia makin menguasai bagaimna menggunkan otaknya. Seperti pada rana akademis yang mana anak menjadi mampu berfikir verbal logis dan memecahkan masalahnya. Pada saaat masa dewasa tua kemampuan kognisi manusia mulai menurun ditunjukkan oleh aadanya gejala kepikunan dan ketidak mampuan melakukan berbagai hal yang mampu dia lakukan pada saat muda. Marilah kita semua dapat menjaga apa apa saja yang maha pencipta berikan dan dapat menggunakan dengan berbagai tujuan baik yang mana berguna untuk diri kita maupun orang disekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun