Malam bertanya tentang hari yang terlewati
Apakah hati masih sama dengan regas intuisi
Helai kertas masihkah sibuk kau cari
Bisakah mereda untuk duduk pada dua kursi
Kursi adalah bukti adanya engkau yang sedemikian menyayangi
Dengan keringat yang menetes dalam detik hari
Aku mengerti sedikit tentang bagaimana cara melewati hari
Kuucap dengan lirih sedikit doa kebahagiaan untukmu
Tak terhitung memang bagaimana hati bisa bersih lalu suci
Air di telaga tak cukup untuk membersihkannya
Lalu dengan setetes air mata api yang ada melenyapkan diri
Keluar dengan perlahan pada hembusan nafas pada detik dini hari
Hari demi hari berlalu menyerupai bunyi di telinga kanan dan kiri
Menyampaikan ilusi tentang bagaimana hidup bukan sekedar mimpi
Harapan terukir pada nafas yang terus terlepas
Menyampaikan pesan bahwa esok hari kaki masih berkutat dengan tanah bumi
Tegal, 19 Oktober 2024 - Faizal Khaqiqi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H