Desa Bojongmanggu, yang terletak di Kabupaten Bandung, dikenal sebagai salah satu penghasil sorgum terbesar di Jawa Barat. Dengan hasil panen mencapai ratusan ton setiap tahun, sorgum dari desa ini berperan penting sebagai alternatif bahan pangan yang kaya nutrisi, rendah limbah, dan ramah lingkungan. Sorgum, yang kaya akan protein, karbohidrat, dan mineral seperti zat besi (Fe), juga dinilai memiliki potensi untuk membantu mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan kesehatan nasional.
Namun, meskipun memiliki potensi yang besar, sorgum dari Desa Bojongmanggu masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya daya tarik produk di pasar modern akibat minimnya identitas merek dan strategi pemasaran. Selain itu, produk olahan berbasis sorgum yang dikembangkan oleh masyarakat desa, khususnya oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, sering kali belum memiliki kemasan yang menarik dan pemasaran yang efektif. Masalah ini menjadi penghalang utama dalam memperluas pasar dan meningkatkan nilai ekonomi sorgum lokal.
Inisiatif Pemberdayaan Masyarakat melalui Private Label
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Universitas Telkom bekerja sama dengan masyarakat Desa Bojongmanggu melalui program pengabdian masyarakat. Program ini menerapkan strategi private label yang bertujuan menciptakan identitas merek yang kuat bagi produk sorgum lokal. Pendekatan ini melibatkan masyarakat dalam berbagai tahapan, mulai dari desain kemasan, produksi label, hingga pelatihan pemasaran digital.
Tahapan program ini mencakup: Pengumpulan Data dan Analisis Kebutuhan yaitu melalui wawancara dan diskusi dengan anggota KWT Melati dan tokoh masyarakat, tim pengabdian masyarakat mengidentifikasi jenis produk sorgum yang diolah, kendala pemasaran, dan preferensi desain kemasan. Pengembangan Desain Private Label yaitu Masyarakat dilibatkan dalam proses desain, mulai dari pembuatan logo, pemilihan warna, hingga elemen visual lainnya yang mencerminkan identitas lokal. Proses ini dilakukan secara partisipatif agar hasil desain sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Produksi dan Implementasi Label yaitu setelah desain disetujui, label diproduksi secara massal dan diterapkan pada produk olahan sorgum. Proses ini didukung pendampingan teknis untuk memastikan kualitas produksi. Sosialisasi dan Pelatihan Pemasaran yaitu pelatihan diberikan kepada masyarakat tentang strategi pemasaran digital, termasuk pengelolaan media sosial, fotografi produk, dan teknik penjualan daring.
Hasil dan Dampak Positif yang Dicapai
Program ini berhasil membawa perubahan signifikan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dalam tiga bulan pertama setelah implementasi, tercatat peningkatan penjualan hingga 30%. Produk sorgum yang sebelumnya kurang dikenal kini memiliki identitas merek yang lebih kuat, menarik, dan mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional. Selain itu, pelatihan pemasaran digital yang diberikan meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mempromosikan produk mereka, dengan 85% peserta merasa lebih percaya diri memasarkan produk secara daring.
Secara ekonomi, peningkatan penjualan berdampak langsung pada pendapatan masyarakat Desa Bojongmanggu, terutama anggota KWT Melati. Secara sosial, program ini meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya branding sebagai strategi untuk mengangkat nilai produk lokal yang menggunakan sorgum.
Peluang Pengembangan dan Tantangan
Meski program ini telah menunjukkan hasil yang positif, beberapa tantangan masih perlu diatasi. Salah satunya adalah keterbatasan kapasitas produksi masyarakat. Dengan permintaan pasar yang terus meningkat, pelatihan tambahan untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi sangat penting. Selain itu, diversifikasi produk sorgum, seperti pembuatan camilan, tepung, dan minuman berbasis sorgum, juga perlu dilakukan untuk menarik pasar yang lebih luas.