Mencintaimu adalah pilihanku, kamu tak usah merasa bersalah jika sudah tak cinta lagi
Kalimat yang mudah diucap, namun susah dilakukan
Mungkin, 100 hari sudah kalimat tersebut ku renungkan dan berlari-lari dipikiranku semenjak kau ucap kata "mari berhenti sampai disini"
Hingga sampai titik ku rasa sudah waktunya beranjak
Beranjak untuk kembali menata hidup agar tak lagi abstrak
Membuka kembali kardus lusuh yang tak sempat dilakukan, sebagai inspirasi meningkatkan diri agar tak kembali terjebak
Terjebak di persimpangan jalan yang tak tahu arah tujuan
Namun perlahan cahaya harapan telah mulai nampakÂ
Segala hal-hal baru sudah ku lakukan, pengetahuan baru banyak ku dapat
Ternyata selama ini ku selalu terbelunggu akan pikiranku sehingga takut memulai hal baru
Sejatinya, hingga detik ini aku masih mencintaimu
Namun aku tahu, kita sudah tak lagi punya peluang bersama
Oleh karena itu perlahan akan ku mulai membuka hati
Namun tak mudah tuk mulai dengan orang baru tak akan mudah
Harus mulai mengenalkan diri dengan segala hal kembali, namun jika takdir berkata demikian mau dikata apalagi
Saat ini aku sudah siap mencintai seseorang yang akan ditakdirkan menjadi istriku nanti
Aku selalu berdoa agar mendapatkan jodoh yang terbaik dan dirimu mendapatkan orang yang lebih baik dariku
Terima kasih atas segala kenangan dan pembelajaran yang kau berikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H