Mohon tunggu...
Faizal Chandra
Faizal Chandra Mohon Tunggu... Relawan - Guru Matematika

terus belajar dan terus belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Dua Garis Biru" Film Melawan Arus dan Pendidikan Seks Terbaik

25 Juli 2019   11:33 Diperbarui: 25 Juli 2019   22:06 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu bulan sudah semenjak saya menulis artikel "Dua Garis Biru" Film Bergenre Drama Remaja yang Paling Ditunggu. Saya berkesempatan menonton film dua garis biru di bioskop pada tanggal 19 Juli 2019 (tidak disengaja tepat 1 bulan setelah membuat artikel sebelumnya). 

Tayang nya Film ini di bioskop menunjukkan bahwa petisi yang dibuat untuk melarang tayang nya film ini gagal (jangan bersedih dan lebih baik nonton film nya saja, hehe). 

Film besutan Gina S. Noer mampu mematahkan pandangan negatif pembuat petisi melalui film yang dikemas apik dan tidak bertele-tele dalam menyajikan konflik beserta penyelesaiannya.  Saya dibuat terpukau dengan setiap scene yang disajikan, begitu padat dan tidak ada kesan boring. 

Angga Yunanda dan Adhisty Zara mampu membawakan karakter Bima dan dara dengan baik. Dara mampu menunjukkan tentang akibat yang ditimbulkan jika pacaran melebihi batas dan setelah menonton ini para wanita akan memikirkan bagaimana jika dia diposisikan menjadi dara (hanya berangan-angan).

Instagram/Starvisionplus
Instagram/Starvisionplus
Film ini dibuka dengan adegan yang menampilkan suasana kelas dan pembagian nilai hasil ujian, lalu pak guru memanggil nilai-nilai setiap siswa. Dimana Dara mendapatkan nilai 90 dan Bima hanya mendapatkan nilai 40. 

Teman-teman Bima sedikit mengejek dia karena sibuk pacaran aja sama dara tapi jarang belajar dan dengan sigap dara yang duduk disebelah nya menimpali perkataan yang mengejek Bima dengan ucapan "lebih baik nilai 40 tapi tidak nyontek daripada nilai bagus tapi nyontek", lalu gelak tawa pun pecah dan bel pulang berbunyi. 

Mungkin di film nampak tidak ada yang tersinggung namun perkataan dara tadi merupakan kritik keras dunia pendidikan kita saat ini, dimana para siswa berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai terbaik bahkan menghalalkan segala cara. 

Saya sendiri tidak menampik bahwa saya pernah nyontek bukan untuk mendapatkan nilai terbaik karena saya berpikiran untuk dapat mengisi seluruh lembar jawaban (benar salah tidak masalah, asalkan terisi semua). 

Namun menyontek masihlah tindakan wajar karena setiap Jawaban nya masih belum pasti benar, berbeda dengan membeli kunci jawaban yang memiliki tingkat kebenaran hampir 100% (inilah wajah Pendidikan Indonesia saat ini dengan nilai adalah segala nya). 

Baiklah kembali ke pembahasan dua garis biru. Setelah bel berbunyi, semua siswa bersiap untuk pulang ke rumah dan setelah guru keluar ruangan semua siswa berhamburan pulang. Setelah itu dara mengajak bima main ke rumahnya. 

Setelah sampai di rumah dara ternyata tidak ada orang selain pembantu nya, lalu Diajaklah Bima masuk ke kamar dara. Setelah itu mereka berdua bercanda-canda dengan dara sedang merias wajah Bima. 

Setelah selesai merias, dara memfoto Bima dan berniat menguploadnya di Instagram namun karena Bima tidak setuju sekaligus malu jika diupload mereka berdua berebut handphone milik dara dan ditengah-tengah rebutan itu Bima sedang dalam posisi menindih dara lalu mereka berdua saling memanggil nama lalu (jeng.. jeng..). 

Suasana berganti dan mereka berdua sedang tidur berselimut berdua (you know lah). Mereka berdua telah terkena rayuan setan dan melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh orang yang belum menikah, Namun nasi telah menjadi bubur dan dara meminta Bima untuk merahasiakan kejadian ini.

Semenjak kejadian itu semua nya berubah. Dara  seperti ingin menghindar dari Bima (efek traumatik) sedangkan Bima merasa bersalah dan ingin meminta maaf. Bima perlahan tapi pasti dapat menghibur dan kembali mencuri hati dara kembali, terutama adegan di lapangan (wkwkw). 

Lalu berlanjut ketika saat mereka sedang makan bersama para sahabatnya di warung seafood pinggir jalan. Setelah dara memakan kerang, ia keluar karena merasa mual. 

Lalu Bima mengantarkan dara pulang. Setelah sampai di rumah dara, Bima pun bergegas pamit untuk pulang ke ibu nya dara. Ibu dara bilang kepada dara "sejak kapan pacaran nya, anak nya baik dan sopan".

Beberapa hari kemudian dara mulai merasakan mual dan pusing (tanda awal kehamilan). Lantas ia memberitahukan hal ini kepada Bima untuk melakukan test pack atau cek bahwa ia benar hamil atau tidak. 

Drama membeli alat test pack inipun disajikan dengan unik ketika awal nya merasa merasa malu membeli alat ini langsung di supermarket dan akhirnya memesan alat ini melalui aplikasi ojek online dengan menyamarkan melalui pembelian kebutuhan pokok lain (adegan ojek online ini pun cukup menghibur). Setelah itu dara melakukan test kehamilan di rumahnya (karena hari itu rumah nya sedang sepi atau tidak ada orang). 

Setelah itu test kehamilan menunjukkan positif bahwa dara hamil dan dara sangat terpukul dan lemas mengetahui hal ini, Bima pun merasa terpukul dan tidak percaya lalu tanpa pikir panjang ia berlari meninggalkan rumah dara.

Sumber : Katadata.co.id
Sumber : Katadata.co.id
Hamil diluar nikah atau kehamilan tidak diinginkan adalah konsekuensi jika para pemuda yang pacaran melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan atau bisa dibilang melampaui batas.

Kehamilan tidak diinginkan (KTD) menjadi salah satu kasus yang marak terjadi dilingkungan Pendidikan kita saat ini dan banyak anak perempuan yang putus sekolah karena hamil. Konsekuensi lain KTD ialah pernikahan dini. 

Jika tidak dinikahkan pastinya akan muncul masalah-masalah baru dan anak ini tidak akan punya orang tua yang lengkap. Angka pernikahan dini di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat dan karena pernikahan dini memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan pernikahan di usia yang matang, yaitu kesiapan mental.

Kembali ke dua garis biru. Setelah mengetahui dara positif hamil membuat Bima tidak berpikir jernih dan tidak percaya jika perbuatan yang ia lakukan akan berdampak seperti ini. 

Bima seperti belum dewasa dalam menyikapi masalah ini, terlihat dengan meninggalkan dara bukan nya mencari solusi terbaik untuk mereka berdua. Bima pun terlihat sedang kacau dan akhirnya melupakan segala perasaannya melalui tangisan. Beruntungnya ayah Bima adalah orang yang bijak dan dapat menasehati Bima dengan baik.

Jika kamu punya salah meminta maaflah, pasti akan dimaafkan.

Instagram/Starvisionplus
Instagram/Starvisionplus
Awalnya dara dan Bima berniat untuk menggurkan bayi ini tapi dara teringat ketika kecil ia sangat senang ketika tau adek bayi (Puput) seperti menendang-nendang di perut mama nya.

 Lalu dara memutuskan untuk melahirkan bayi ini dan Bima pun setuju. Mereka sedang mencari solusi bagaimana caranya agar tidak ketahuan sampai kelulusan (Sampai menghitung tanggal, wkwkw). 

Jelas mereka tau konsekuensi yang harus diterima ketika kedua orang tua mereka tau dan mereka belum berpikir panjang tentang hal-hal yang lebih rumit terkait dampak yang akan terjadi. 

Singkat cerita mereka berhasil menutupi kehamilan dara dengan berbagai cara namun naas ketika sedang pelajaran olahraga dara tidak sengaja terkena bola dan  berkata "bagai keadaan bayi nya". 

Sontak saja hal ini membuat heboh satu sekolah dan akhirnya kedua orang tua mereka dipanggil untuk menghadap ke ruang kepala sekolah. 

Adegan UKS sekolah menjadi adegan konflik yang tidak akan terlupa terutama untuk saya. Karena disini kita akan ditampilkan tentang kekecewaan orang tua kepada anaknya dan amarah yang tidak bisa terbendung lagi. 

Kita juga ditampilkan bagaimana sikap sekolah yang terkesan lepas tangan Terkait hal ini dan sebuah pilihan untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukan. Intinya adegan ini sangat kompleks dan menjadi inti cerita dari film ini.

Instagram/Starvisionplus
Instagram/Starvisionplus
Pada film ini kita akan ditampilkan tentang sikap yang berbeda dari kedua orang tua. Orang tua Bima awalnya sangat menyesal karena tidak mampu mendidik anaknya dengan baik namun perlahan-lahan menerima keadaan dan mampu memperlakukan dara dengan baik.

 Bahkan dari sering dibawa ke dokter untuk check up kandungan dan selalu aja ada hal-hal yang bermanfaat dan edukasi kehamilan dari adegan rumah sakit ini. 

Sedangkan sikap orang tua dara awalnya merasa kecewa dan malu karena tidak mampu menjaga anak perempuan kesayangan. Kecewa adalah hal yang lumrah dari peristiwa ini namun sikap yang sedikit saya sayangkan adalah keinginan untuk memberikan anak dara kepada orang lain. 

Memang betul melahirkan adalah urusan sekali dan merawat anak adalah urusan seumur hidup namun melahirkan itu sekali dengan berbagai resiko yang akan dihadapi terutama kematian. 

Intinya dalam film ini kita akan diajarkan tentang sikap yang benar ketika menghadapi masalah ini dan kita dapat punya wawasan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan orang tua Terjadi.

Instagram/Starvisionplus
Instagram/Starvisionplus
Pada film ini juga kita akan disajikan kisah romansa dua sejoli yang dimabuk asmara. Yaitu Bima dan dara. Kita akan disajikan bagaimana pola pacaran remaja sekarang hingga beberapa terjerumus kepada hal-hal yang tidak sewajarnya. 

Lalu bagaimana keinginan untuk menyelesaikan masalah tanpa solusi atau menggugurkan kandungan. Kita juga diajarkan bagaimana kita bersikap dewasa dan menemukan solusi terbaik atas masalah yang dialami. 

Pernikahan dalam film ini pun muncul atas kedewasaan Bima untuk bertanggungjawab atas perbuatan yang ia lakukan. Lalu tanggung jawab sebagai suami yang harus dapat menafkahi dan memberi makan anak dan istri pun tersaji dengan apik dalam film ini. 

Dan hal terpenting pernikahan dini ialah pernikahan yang terjadi disaat mereka berdua belum begitu siap menghadapi problematika berumah tangga, di film ini kita ditunjukkan bagaimana Bima yang sibuk dengan bermain game layaknya anak muda yang belum menikah dan sikap-sikap mereka berdua yang belum dewasa dalam menyikapi masalah.

Film ini pun tidak terlepas dari pendidikan tentang seks dan kehamilan yang diselipkan kedalam film melalui dialog antar karakter. 

Seperti disaat kakak Bima marah kepada Bima karena terlalu bodoh menghamili anak orang dan bertanya apakah Bima tidak memakai alat kontrasepsi dalam melakukan hal tersebut (bukan untuk dicontoh kecuali jika anda sudah menikah), lalu kita mendapatkan informasi kalau kehamilan dini itu beresiko terhadap janin dan ibu nya karena tubuh perempuan diusia belasan tahun masih belum mampu dan siap untuk hamil, saat hamil pun dilarang melakukan hubungan suami istri (ya.. itu yang dimaksud), lalu rasa sakit yang ditimbulkan saat mengandung dan melahirkan, lalu informasi kalau air asi telah keluar saat sedang mengandung. 

Pesan-pesan edukasi ini sangat bermanfaat terutama untuk para remaja yang ingin menikah dan mencegah yang pacaran untuk melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya.

Sebagai penutup, film dua garis biru ini sangat sarat akan makna dan rekomen sekali untuk para orang tua yang sering ditanyai anak-anak tentang pendidikan seks dan para pemuda yang sedang pacaran Juga.

 Film bergenre drama remaja ini kembali saya katakan sebagai film bergenre horor. Sebuah film horor yang tidak untuk dipraktekkan di rumah dan setelah menonton ini pasti akan terus terbayang-bayang akibat dari pacaran melebihi batas dan bagaimana jika ia sedang berada di posisi dara. 

Film ini melawan arus yang selalu mempertontonkan hal-hal yang monoton dan tidak ada nilainya. Film ini pula semakin menunjukkan kualitas film ini Indonesia semakin baik dan patut untuk ditonton

Sekian dari saya dan terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun