Setelah selesai merias, dara memfoto Bima dan berniat menguploadnya di Instagram namun karena Bima tidak setuju sekaligus malu jika diupload mereka berdua berebut handphone milik dara dan ditengah-tengah rebutan itu Bima sedang dalam posisi menindih dara lalu mereka berdua saling memanggil nama lalu (jeng.. jeng..).Â
Suasana berganti dan mereka berdua sedang tidur berselimut berdua (you know lah). Mereka berdua telah terkena rayuan setan dan melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh orang yang belum menikah, Namun nasi telah menjadi bubur dan dara meminta Bima untuk merahasiakan kejadian ini.
Semenjak kejadian itu semua nya berubah. Dara  seperti ingin menghindar dari Bima (efek traumatik) sedangkan Bima merasa bersalah dan ingin meminta maaf. Bima perlahan tapi pasti dapat menghibur dan kembali mencuri hati dara kembali, terutama adegan di lapangan (wkwkw).Â
Lalu berlanjut ketika saat mereka sedang makan bersama para sahabatnya di warung seafood pinggir jalan. Setelah dara memakan kerang, ia keluar karena merasa mual.Â
Lalu Bima mengantarkan dara pulang. Setelah sampai di rumah dara, Bima pun bergegas pamit untuk pulang ke ibu nya dara. Ibu dara bilang kepada dara "sejak kapan pacaran nya, anak nya baik dan sopan".
Beberapa hari kemudian dara mulai merasakan mual dan pusing (tanda awal kehamilan). Lantas ia memberitahukan hal ini kepada Bima untuk melakukan test pack atau cek bahwa ia benar hamil atau tidak.Â
Drama membeli alat test pack inipun disajikan dengan unik ketika awal nya merasa merasa malu membeli alat ini langsung di supermarket dan akhirnya memesan alat ini melalui aplikasi ojek online dengan menyamarkan melalui pembelian kebutuhan pokok lain (adegan ojek online ini pun cukup menghibur). Setelah itu dara melakukan test kehamilan di rumahnya (karena hari itu rumah nya sedang sepi atau tidak ada orang).Â
Setelah itu test kehamilan menunjukkan positif bahwa dara hamil dan dara sangat terpukul dan lemas mengetahui hal ini, Bima pun merasa terpukul dan tidak percaya lalu tanpa pikir panjang ia berlari meninggalkan rumah dara.
Kehamilan tidak diinginkan (KTD) menjadi salah satu kasus yang marak terjadi dilingkungan Pendidikan kita saat ini dan banyak anak perempuan yang putus sekolah karena hamil. Konsekuensi lain KTD ialah pernikahan dini.Â
Jika tidak dinikahkan pastinya akan muncul masalah-masalah baru dan anak ini tidak akan punya orang tua yang lengkap. Angka pernikahan dini di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat dan karena pernikahan dini memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan pernikahan di usia yang matang, yaitu kesiapan mental.