Mohon tunggu...
Faizal Bagasworo
Faizal Bagasworo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional

Entusiast in social politic

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kashmir: Mampukah Kedamaian Hadir Meredam Konflik di Tanah Muslim?

6 Juli 2023   13:30 Diperbarui: 6 Juli 2023   13:33 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

India dan Pakistan adalah dua negara bertetangga yang telah terlibat konflik perebutan wilayah Kashmir sejak tahun 1947. Pada awalnya Pakistan merupakan bagian dari negara India, sebelum kedua negara diberikan kemerdekaan oleh Inggris. Konflik perebutan wilayah Kashmir berawal dari penduduk Kashmir yang mayoritas beragama Islam akan tetapi pemimpin Kashmir saat itu, Hari Singh beragama Hindu. 

Pada awalnya, Kashmir sebagai wilayah dari Indian Princely States diberi hak oleh Inggris untuk memilih bergabung dengan India atau Pakistan. Akan tetapi, pada saat itu, Hari Singh tidak memilih keduanya dan ingin menciptakan negara baru. Hari Singh mengubah keputusannya pada tanggal 27 Oktober 1947 dan memilih untuk bergabung dengan India tanpa persetujuan dari penduduk Kashmir. Hal ini tentu saja memicu protes dan amarah dari Pakistan dan penduduk Kashmir yang mayoritas Islam. 

Hingga saat ini, Khasmir masih diperebutkan oleh tiga negara yaitu Pakistan, India, dan Tiongkok. Pada 1 Januari 2023, dua anak tewas, dan lima warga sipil lainnya terluka dalam ledakan di sebuah desa di Kashmir yang dikuasai India pada Senin, sehari setelah penyerang menyemprotkan peluru ke deretan rumah, menyebabkan sedikitnya empat orang tewas. India menegaskan militansi Kashmir adalah terorisme yang disponsori Pakistan. Pakistan membantah tuduhan itu, dan sebagian besar warga Kashmir menganggapnya sebagai perjuangan kemerdekaan yang sah. Puluhan ribu warga sipil, pemberontak, dan pasukan pemerintah tewas dalam konflik tersebut (cfr, 2023).

Satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Kashmir adalah melalui penyelesaian yang dirundingkan antara India dan Pakistan. Solusi yang ditawarkan ialah Kashmir yang merdeka akan menjadi solusi terbaik bagi rakyat Kashmir, karena memungkinkan mereka untuk menentukan masa depan mereka sendiri. 

Namun Kashmir merdeka sangat kecil, karena baik India maupun Pakistan tidak mau berkompromi atas klaim mereka atas Kashmir. hambatan utama bagi perdamaian dan pembangunan di Asia Selatan, dan merupakan kepentingan semua pihak yang terlibat untuk menemukan solusi damai. Konflik Kashmir juga menghambat pembangunan ekonomi di Kashmir.

Kekerasan telah mempersulit bisnis untuk beroperasi dan bagi wisatawan untuk berkunjung. Kemiskinan telah menyebabkan sejumlah masalah sosial, termasuk kekurangan gizi, buta huruf, dan penyakit. Hubungan yang tegang: Konflik Kashmir juga telah membuat tegang hubungan antara India dan Pakistan. Kedua negara telah berperang tiga kali atas Kashmir, dan konflik tersebut tetap menjadi sumber utama ketegangan di antara mereka. Konflik tersebut juga telah membuat tegang hubungan antara India dan China, karena China mengklaim sebagian dari Kashmir. 

Konflik Kashmir adalah masalah yang kompleks dan sulit diselesaikan. Tidak ada solusi yang mudah, dan solusi apa pun kemungkinan besar tidak disukai oleh satu atau kedua belah pihak. Namun, konflik tersebut merupakan hambatan utama bagi perdamaian dan pembangunan di Asia Selatan, dan merupakan kepentingan semua pihak yang terlibat untuk mencari solusi damai (Asoori, 2020).

Ada beberapa alasan yang menurut menjadi sulitnya mendamaikan perserteruan antara negara India dan Pakistan perihal isu Kashmir. Yang pertama , Kashmir sama-sama penting bagi kedua negara sehingga hampir tidak mungkin salah satunya mengalah. Kashmir sangat berharga bagi India. Negara tersebut berencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga air disana dan melimpahnya sumber daya alam Kashmir jugalah menjadi alasannya. Selain itu, presiden Modi mendapatkan banyak elektabilitas dengan mengangkat isu ini demi kepopuleran politik yang mengantarkannya menak telak pada putaran pilpres keduanya. 

Bagi Pakistan, Kashmir penting karena terdapat sungai yang mengairi irigasi pertanian yang berpengaruh bagi perekonomian Pakistan. Alasan lain yang membuat masalah Kashmir semakin rumit adalah kedua Negara memiliki pengaruh yang besar. Meskipun negara Pakistan secara politik internasional dalam posisi jauh tidak baik dibandingakan India, hubungan antara Pakistan dan Tiongkok tentu tidak dianggap sepele. Terlebih ketiga negara, india, Pakistan, dan Tiongkok ada tiga negara pemiliki senjata Nuklir.

Alasan terkahir adalah Meskipun ada seruan untuk kemerdekaan di Kashmir, tidak jelas apakah itu mayoritas. Selain itu, ada kekhawatiran di seluruh dunia bahwa Kashmir yang merdeka tidak akan bertahan lama. Kashmir yang merdeka akan dikelilingi oleh tiga negara nuklir dan diganggu oleh banyak organisasi teroris. Itu pasti akan bergantung pada salah satu dari tiga kekuatan. Analis memperkirakan bahwa Kashmir yang merdeka akan segera runtuh di bawah anarki dan terorisme. Ada kekhawatiran bahwa negara seperti itu hanya akan menjadi negara lain yang dikuasai teroris. Baik India maupun Tiongkok tidak mungkin membiarkan hal ini terjadi (Ahmed, 2021).

Tiongkok, sebagai kekuatan baru di Asia, memposisikan dirinya sebagai kekuatan yang bangkit secara damai. Secara umum, ini menumbuhkan hubungan yang baik dengan semua negara bagian, terutama dengan negara bagian tetangga. Ia menghindari semua konflik dalam hubungannya dengan negara-negara yang berbatasan. Tiongkok dan India berperang habis-habisan di wilayah Asia Selatan karena konflik teritorial. Hubungan perdagangan bilateral antara Tiongkok dan India berubah pada awal abad kedua puluh satu. Tiongkok dan India meningkatkan perdagangan mereka secara dramatis dan melupakan perbedaan mereka (Syed Waqas Haider Bukhari, 2014).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun