Saat berangkat kantor tadi pagi sambal mendengar siaran radio kebetulan sedang ngobrolin masalah mendapatkan sesuatu disaat sudah memasrahkannya atau hampir putus asa lah kira-kira, ehhh justru malah dating kabar gembira.
Nah tadinya saya mau telp radio itu untuk berbagi pengalaman saya, tapi nomornya tidak tahu, mau cari google sedang nyopir…. Sampai kantor malah kefikiran ya udah pengalamannya dibagi lewat tulisan aja lah…
Oke, ceritanya begini… saat kuliah di Luar negeri di eropa sana yang kebetulan negara itu tidak menggunakan Bahasa  Inggris. Negara perancis tepatnya. Sehingga saya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi khususnya dalam penyampaian materi dan membaca buku sebagai referensi. Kecepatan membaca buku Bahasa asing menjadi kecil sekali, mungkin hanya 30-40 kata / menit. Belum lagi godaan jalan-jalan dan belanja.
Waktu berlalu, ujian semester pertama saya nilainya kurang memuaskan, index 0-20 nilai semester pertama saya hanya 9,1.
Kemudian saya berusaha mengejar ketertinggalan itu, dengan cara lebih berusaha keras misalnya belajar lebih lama dan dimana saja selalu membawa buku, diskusi dengan kawan-kawan, intinya lebih membuka diri. Sudah tidak malu-malu lagi, tapi tidak malu-maluin ya Â
Singkat cerita masuk ujian semester 2, dan nilai saya 12,1. Jadi kalua saya total nilai sementer 1 dan 2 maka 9.1+12.1=21.1 nah setahu kami yang mahasiswa Indonesia disana sewaktu dekan menjelaskan peraturan di Universitas tersebut bahwa nilai kelulusan minimal adalah 10.0, berarti saya lulus dong… ternyata oh ternyata, saat saya lihat dipapan pengumuman, saya tidak lulus… omg. Panic, kesal, marah, kecewa perasaan saya waktu itu. Nah saya mencoba mencari tahu mengapa saya tidak lulus ke ketua jurusan? Saya pergi ke ruangannya, saya ketuk dan minta izin masuk, dipersilahkan duduk dan saya sampaikan. Kemudian beliau menjawab bahwa walaupun nilai kumulatif saya diatas 10 tetapi nilai semester 1 dan 2 tidak boleh dibawah 10, kemudian saya sampaikan apakah ada penilaian lain, seperti saya rajin masuk, jarang bolos serta kendala Bahasa. Namun disampaikan waktu itu dia tidak bisa merubah apapun. Saya masih mencoba upaya lain, termasuk bertemu dekan dan komunitas mahasiswa dan yang pasti saya tidak pernah lupa berdoa, memohon dan berserah pada tuhan yang maha kuasa agar diberikan hasil yang terbaik.
Akhirnya sampai waktu kepulangan kami ke Indonesia status saya masih tidak lulus. Perasaaan saya waktu naik pesawat pulang itu nelongsosekali, makanan-minuman yang ditawarkan pun tidak selera lagi.
Kemudian tiba di Jakarta dan menginap di penginapan karena besoknya harus laporan. Besoknya saya menghadap pimpinan dan melaporkan semua hasilnya. Alhamdulillah pimpinan saya memberikan support, jadi sedikit lebih lega dan tenang menghadapi semuanya.
Besoknya, tepatnya dua hari setelah saya tiba di Jakarta, saya dapat email dari ketua jurusan saya yang dibenarkan oleh mahasiswa Indonesia yang masih ada disana karena masih ada urusan. Emailnya itu memberitahu serta ucapan selamat bahwa saya dinayatakan lulus oleh pihak universitas atas keputusan bersama, istilahnya apa itu saya lupa. Intinya saya berhak mendapatkan Ijazah dan gelar sesuai dengan peraturan negara Perancis.
Ya Allah bagaimana rasanya, susjud syukur sambal menangis saya, Ya Allah terima kasih atas karunia dan rahmatmu ini… segera saya kabari Istri saya, keluarga saya, pimpinan saya yang sudah saya lapori tidak lulus.
Nah itulah pengalaman saya, saat sudah pasrah menerima sesuatu yang sudah kita upayakan maksimal tapi tidak berhasil malah setelah beberapa waktu menjadi sebuah kado terindah…
Salam Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H