Mohon tunggu...
Faizal Amin Haderi
Faizal Amin Haderi Mohon Tunggu... Nahkoda - A learner Is Always Be Learner

Menurut saya menulis itu adalah bagian dari belajar karena untuk bisa menulis harus membaca, nah dengan membaca akan menambah pengetahuan kita dengan menulis semakin menajamkan pengetahuan tersebut. Mohon tanggapan dan koreksi nya. Bismillah.\r\n\r\nMore about me : https://www.instagram.com/faizalaminhaderi/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nyuluh, Kegiatan Masyarakat Pulau Saat Air Laut Surut

29 November 2012   04:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:30 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_211917" align="aligncenter" width="655" caption="Pulang Nyuluh (dok.pribadi)"][/caption]

Nyuluh adalah aktifitas turun ke tengah laut dengan cara berjalan kaki sewaktu air sedang surut. Kalau dijawa nyuluh dilakukan di sawah, mencari belut. Sementara di pulau Bintan khususnya nyuluh dilakukan dilaut mencari berbagai jenis hewan laut yang hidup dari sisa air pasang.

Nyuluh bisa dilakukan siang atau malam hari. Kalau malam hari biasanya yang dicari adalah udang. Kalau siang hari lebih banyak yang bisa didapat, seperti Gonggong, ketam, dan ikan.

Nyuluh ini selain diminati orang dewasa juga anak-anak, sebab saat itu mereka bebas menyusuri pantai bahkan dimalam hari. Bahkan sering terlihat satu keluarga semua turun nyuluh. Seperti foto diatas.

Sekalipun ini merupakan kegiatan sampingan, hasil yang didapat terbilang lumayan. Satu orang penyuluh sekali turun bisa membawa pulang antara 3-10 Kg hasil berupa campuran ikan, udang, ketam, dan gonggong. Tergantung usaha juga yow.

Bagi para nelayan, bulan bulan sekarang (november – maret) adalah saatnya musim utara, musim dimana cuaca kurang bersahabat, angin kencang dan ombak tinggi memaksa mereka mengurangi kegiatan mencari ikan di laut.

Momen air surut inilah yang menjadi pengganti hasil mereka saat tidak melaut. Kalaupun hasilnya tidak terlalu banyak untuk dijual, paling tidak cukuplah untuk makan sekeluarga.

Bagi mereka yang sekedar ingin refreshing nyuluh juga sangat mengasyikkan, hitung-hitung olahraga.

Peralatan menyuluhpun tidaklah banyak, sepatu boat kalau ada, kalau tidak cukup gunakan alas kaki biasa. Sebab kalau tidak menggunakan alas kaki, sakit,  banyak kerang kerang kecil dan batu batu karang. Serta ember kecil untuk menampung hasil nyuluh.

Kalau malam hari tentu butuh penerangan dan tombak dari buluh (bambu kecil) yang ujungnya seperti trisula, digunakan untuk menangkap udang.

Setelah pulang, hasil nyuluh itupun dimasak dan dimakan dengan nasi panas, wuuih amboi hilang semua penat, nampak dunie ni terang benderang.

Disarankan dalam melakukan kegiatan ini tidak dilakukan sendirian, soalnya pernah kejadian orang nyuluh lupa berhenti, jalan terus sampai ke tengah laut, seperti orang lupa ingatan, begitu air pasang dia hanyut terbawa arus dan meninggal.

Namun bagi yang enggan pergi nyuluh pun tetap bisa menikmati hasil suluhan orang yang turun, dengan cara membeli hasil tangkapan meraka, tentu dengan harga yang disepakati.

Sumber:

1. Pengalaman pribadi2. http://abongjun.wordpress.com/category/all/page/11/3. http://coretanpojokjalan.wordpress.com/2012/03/30/nyuluh/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun