Sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil, saya harus proaktif, sering bertanya ke bagian Tata Usaha, sering menjelajah di Internet untuk mencari informasi terbaru tentang dunia Birokrasi. Termasuk informasi mengenai Penawaran Beasiswa.
Tahun 2009 penawaran beasiswa itu hadir. Beasiswa S2 Double Degree antara Indonesia dan Perancis dari Badan Pengembangan SDM untuk seluruh Pegawai yang mau dan memenuhi persyaratan. Saya mau dan memenuhi persyaratan. Tapi pilihannya hanya ada satu yaitu di Fakultas Tekhnik Universitas Indonesia.
UI, UGM dan ITB adalah beberapa universitas yang menjadi rujukan kementerian dalam mendidik pegawainya. Namun kebesaran nama ketiga Universitas itu membuat banyak Pegawai takut, hilang minat, alasannya susah lulus dan peraturannya ketat, tidak bisa nyambi kerja.
Saat saya memutuskan untuk mengajukan permohonan mengikuti seleksi beasiswa tersebut, berbagai kendala saya hadapi
1.     Keluarga
2.     Bagaimana meyakinkan pimpinan
3.     Kecocokan program studi yang diikuti
4.     Biaya hidup
Bagaimana saya melalui berbagai kendala diatas sementara batas waktu pengusulan hanya tersisa dua minggu?
Keluarga
Saya sudah menikah, isteri saya juga bekerja sebagai PNS. Saya punya dua anak balita, kami merantau artinya keluarga besar saya dan isteri berada di kota lain, tidak punya pengasuh anak.
Saat saya sampaikan ke isteri mengenai rencana melanjutkan beasiswa ke Luar kota yang jauh di pulau jawa sana. Tanggapan pertama isteri saya bagaimana dengan kami?
Dalam kondisi seperti ini, sehebat apapun alasan kita ingin melanjutkan pendidikan tidak akan bisa diterima.
Akhirnya sisa beberapa hari itu kami manfaatkan dengan berkonsultasi dengan sang maha pencipta Allah Subhanahu Wataa'ala melalui Sholat istiharah dan tahajjud serta konsultasi dengan keluarga minta pendapat dan Syukur Alhamdulillah mulai terbuka jalannya. Kami sepakat untuk mengajukan beasiswa S2 bersama-sama.
Meyakinkan Pimpinan
Belakangan saya tahu bahwa pemerintah memberikan beasiswa kepada pegawainya tidak selalu punya alasan hebat yaitu untuk memenuhi kebutuhan SDM dengan keilmuwan tertentu, terkadang hanya sebagai sarana penyerapan anggaran. Kalau alasan kedua yang benar, maka alasan meyakinkan pimpinan memberikan rekomendasi untuk mengikuti beasiswa adalah dengan loyalitas atau prestasi. Kebetulan satu minggu sebelum saya mengajukan permohonan mengikuti beasiswa kami berhasil menyelesaikan sebuah kasus.
Jadi waktu saya menghadap pimpinan dengan membawa map permohonan mengikuti beasiswa, tanpa pertanyaan apa-apa beliau langsung tanda tangan. Semoga berhasil itu saja pesannya.
Kecocokan Program Studi
Saya lulusan sarjana ekonomi, dengan konsentrasi manajemen transportasi laut. Di fakultas Teknik Universitas Indonesia pemegang Sarjana Ekonomi boleh mengkuti program pasca sarjana di departemen Teknik Industri atau Teknik Sipil jurusan Manajemen Transportasi. Saya memilih Departeman Teknik Industri.
Bisakah saya mengikuti perkuliahan dengan baik sementara peraturan Universitas sangat ketat? Bisa, yang penting mau kerja dan usaha keras.
Jujur saya sedikit kewalahan dengan berbagai program yang harus diikuti, karena selain harus berjibaku dengan ilmu Tekhnik yang baru buat saya, juga harus mengikuti kursus bahasa perancis setiap hari selama 4 jam, bahasa perancis juga merupakan hal yang sangat baru bagi saya. Dua hal baru yang harus dilalui. Jawabannya hanya tiga Belajar, belajar dan belajar.
Biaya hidup
Bagi pegawai negeri seperti saya, gaji dengan beberapa tunjangan sudah cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari selama kuliah. Tapi dengan kondisi ilmu yang serba pas-pas an membuat saya harus merelakan hampir 50% penghasilan saya perbulan untuk kebutuhan buku dan les tambahan. Dengan begitu saya dapat berhasil mencapai bahkan melebihi syarat minimum kelulusan, baik di Universitas Indonesia maupun Universitas di Perancis.
Tiga kata kuncinya, kemauan, usaha, doa, pengorbanan dan strategi dijamin kita pasti dapat mengalahkan Birokrasi. Saya sudah membuktikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H