Mohon tunggu...
Faizal
Faizal Mohon Tunggu... Tukang Jajan & Jalan -

Seorang Laki- laki // Pecinta Minum Kopi // Hobi jalan dengan Kereta Api

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hidupku Tak Semulus Jalan Tol

6 Mei 2017   22:44 Diperbarui: 6 Mei 2017   22:46 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sangat bangga memiliki kedua orang tua seperti mereka. Jatuh bangun dalam usaha itu biasa. Sampai ketika saya SMA kelas 1 harus menerima keadaan, puncak dimana paling berat dikeluarga saya. Ekonomi tidak ada sama sekali. Keluarga saudara tidak ada yang membantu. Mereka senang kami melihat kami jatuh. Kami benar-benar hancur. Hanya satu-satunya harta kami yaitu rumah. Ibu saya sampai menanggis jangan sampai menjual rumah karena beliau tidak ingin melihat anaknya seperti anak kucing yang pindah-pindah.

Mungkin Ibu saya selalu bilang kami 3 laki-laki lahir di hari sabtu semua Artinya itu hari nutup paling baik. Dan abang pertama saya lahir sabtu pahing yang artinya pahit dulu, abang kedua sabtu wage artinya tenang dan saya sendiri di sabtu legi yang artinya manis. Artinya Kehidupan keluarga kami seperti itu. Kami dari orang biasa dan orang tua saya selalu mengajarkan untuk tetap rendah "semakin padi berisi semakin merunduk".

Sekarang kedua orang tua saya tinggal menikmati hari tuanya. Yang sekitar 1 tahun atau 2 tahun lagi akan pensiun dari seorang Abdi Negara. Dan cita-cita mereka sangat sederhana. 3 putranya PNS semua. Dan tak terkecuali menantu PNS juga. Dan Pendidikan anak harus diatasnya.

Dan doa dari kami bertiga, sehat selalu panjang umur sampai melihat anak cucunya besar nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun