Mohon tunggu...
Faizal
Faizal Mohon Tunggu... Tukang Jajan & Jalan -

Seorang Laki- laki // Pecinta Minum Kopi // Hobi jalan dengan Kereta Api

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yang Muda yang Berbahaya

14 Mei 2016   12:38 Diperbarui: 14 Mei 2016   13:19 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul ini saya ambil ketika menonton acara televisi di TVOne Benang Merah (12/052016)

Siang ini saya akan mengulas kembali diskusi para beberapa para narasumber yang pertama ada Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar berikutnya Pakar pengasuhan Irwan Rinaldi selanjutnya Mu’man Nuryana Staf Ahli Kementerian Sosial dan Terakhir Ihsan Gumilar Peneliti Psikologi Anak.

Kembali kita mengingat kasus pelajar SD membunuh teman sekelasnya di Kebayoran Lama pada tanggal 10 September 2015, kemudian kasus yang banyak menyita perhatian di indonesia yang baru baru ini yuyun diperkosa dan dibunuh oleh 14 anak dibawah umur di Bengkulu pada tanggal 2 April 2016, sedangkan di gorontalo ada pelajar membunuh Ayah kandungnya pada tanggal 8 Mei 2016.

Pertanyaan pembuka dari pembawa acara mengatakan "Kenapa seorang anak dibawah umur mereka bisa melakukan tindakan kejahatan? ihsan gumilar peneliti psikologi anak mengatakan bahwa ada kebingungan dalam diri mereka. sedangkan menurut irwan rinaldi anak anak secara psiko biologis tidak sama dan seimbang, secara fisik sudah menjadi orang dewasa dan secara psikologis belum siap. lebih lanjut menerangkan faktor penyebab anak anak melakukan tindakan kejahatan adalah era moderanisasi, dan juga faktor lingkungan yang paling dekat yaitu keluarga karena tidak ada sentuhan dan kasih sayang. pendapat ini pun dilanjutkan oleh mu'man nuryana mengatakan bahwa parenting skills orang tua lemah dan kebanyakan diantara mereka tidak memiliki strategi membangun watak anak dalam keluarga di rumah. sedangkan menurut Boy Rafli Amar anak di indonesia belum memiliki standar pendidikan anak secara merata.

Akhir dari semua kesimpulan yang di ambil Boy Rafli Amar mengatakan lebih serius dalam masalah perlindungan anak dari aspek penegakan hukum dan pencengahan anak menjadi sebuah prioritas untuk diperhatikan dan tidak akan menjadi sia-sia korban kejahatan atau menjadi pelaku kejahatan. dan mu'man nuryana mengatakan harus ada Capacity Building ( proses meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan, serta sikap) bagi orang tua dengan pengetahuan praktis dan ketrampilan tentang parenting skills education. sedangkan Ihsan Gumilar mengatakan hari ini orang tua tolong jaga isi otak anak anak kita, karena dia merekalah yang akan mengantikan kita nanti dan jika kita tahu hari ini yang muda yang berbahaya karena sudah sepatutnya yang tua menjaga. Terakhir Irwan Rinaldi mengatakan benahi dan pahami anak anak yang membutuhkan ayah jangan sampai anak anak menjadi pelaku kejahatan karena father hunger (Haus akan kasih sayang seorang ayah)

Orang tua adalah pendidik yang pertama dan yang utama bagi anaknya. Sudah banyak artikel yang membicarakan tentang pentingnya seorang ibu. Tapi tidak terlalu banyak yang mengulas betapa penting pula peran ayah bagi anaknya. Tidak bermaksud meminggirkan peran ibu, namun artikel ini dibuat untuk mengingatkan kita atas peran-peran penting dari seorang ayah terhadap anak yang perlu kita resapi.

"Cinta Seorang Ibu Itu Menenangkan, Cinta Seorang Ayah itu Menguatkan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun