Mohon tunggu...
Faizal Assegaf 2
Faizal Assegaf 2 Mohon Tunggu... lainnya -

| Faizal Assegaf

Selanjutnya

Tutup

Politik

Silaturahmi Maut di Istana Negara

10 September 2010   17:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_254896" align="aligncenter" width="500" caption="berita tribun dan kompas terekam di google "][/caption]

Joni Malela menuai kematian tragis di Istana Negara. Lelaki berusia 45 tahun itu tewas terinjak kerumunan massa saat bersilaturahmi Lebaran dengan Presiden.

Keheboan peristiwa ini berakhir dengan pemberitaan media massa dengan judul yang nyaris seragam: SBY Memberikan Santunan Kepada Keluarga Korban. (versi Media Indonesia 10 jt sementara menurut Kompas 40 juta namun kemudian di ralat)

Nyawa melayang karena terinjak-injak massa dan terjadi pula di Istana Negara. Tempat di mana antrian ribuan orang yang datang untuk melepas rindu dengan penguasa di awal Lebaran. Jelas, kita prihatin dan sekaligus berduka atas kematian Joni Malela yang pergi meninggal luka bagi keluarganya.

Yang lebih menyedihkan, sejumlah pejabat negara memperlihatkan kepanikan yang luar biasa. Sibuk menglarifikasi penyebab kematian tragis itu sebagai sesuatu yang kebetulan. Padahal, jelas-jelas tragedi memalukan tersebut dipicu oleh satu sebab: KEKACAUAN.

Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih, dengan enteng mengatakan, “Sudah dilakukan pemeriksaan luar dan dari pemeriksaan luar tersebut tidak ditemui tanda-tanda kekerasan. Tanda diinjak atau kekerasan lainnya”.baca

Pernyataan Menkes yang responsif itu berbeda dengan informasi kejadian yang diberitakan Kompas dan sejumlah media lainnya. baca

Keanehan seputar berita tersebut membuat kita bertanya: Ada apa dengan misteri yang menyelimuti kematian Joni Malela…?

Salam Faizal Assegaf Jkt, 11 September 2010 My Facebook

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun