Mohon tunggu...
Faizal Assegaf 2
Faizal Assegaf 2 Mohon Tunggu... lainnya -

| Faizal Assegaf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Keluarga Nabi Dibantai? (02)

31 Agustus 2010   17:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:33 9300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_245527" align="alignleft" width="268" caption="ilustrasi pembakaran rumah Az Zahra - google"][/caption]

Mereka yang mengaku muslim dan bahkan sahabat Nabi SAW, terlibat konspirasi jahat dalam pembantaian keluarga suci Ahlul Bait As. Ini semua tidak lepas dari efek pertemuan Saqifah yang memaksakan Abu Bakar diangkat sebagai Khalifah. (baca 1-2)

Korban pertama dari kekejian itu adalah, Sayyidah Fatimah Az Zahra As. Tepatnya, 75 hari setelah wafat Ayahanda tercinta, Az Zahra, pergi meninggalkan kesedihan bagi keluarga Nabi dan pengikutnya. Putri suci dan belahan hati Nabi, menuai kematian tragis dalam usianya yang masih muda, 18 tahun.

Tepat, 14 Jumadil’Ula 11 hijriah (632 M), jenazah suci Az Zahra As dimakamkan di tengah kegelapan malam. Imam Ali As dan kedua putranya—Alhusein dan Alhasan—serta beberapa sahabat terdekat, secara sembunyi-sembunyi menguburkan jenazah putri Muhammad SAW. Kejadian itu sungguh menyedihkan dan hingga kini masih meninggalkan misteri dalam sejarah Islam.

Kematiaan Az Zahra jelas membuat kita bertanya:

Apa yang menyebabkan Az Zahra meninggal dalam usia yang begitu muda?

Mengapa Ia dimakamkan secara tersembunyi, hanya dihadiri oleh keluarga dan beberapa sahabat Nabi serta dilakukan di waktu malam.

Bukankan Ia meninggal lebih dulu dari Abu Bakar dan Umar Bin Khatab, namun mengapa Ia tidak dimakamkan di samping kuburan Ayahanda, Baginda Nabi SAW?

***

[caption id="attachment_245530" align="alignleft" width="300" caption="ilustrasi - google"][/caption]

Az Zahra As adalah satu dari empat wanita suci dan mulia yang disebutkan dalam Al Qur’an. "Sesungguhnya kami mengkaruniakan kamu Kautsar. Maka sembahyanglah (Sholat Aidil Adha) dan korbanilah demi Tuhan Mu." (Surah Mubarak Kautsar, Ayat 1-2)

“Kautsar” memiliki makna "kebaikan dan keberkahan yang banyak". Para ulama Ahlul Bait menegaskan bahwa “Kautsar” adalah kewujudan suci Fatimah Zahra As. Ayat ini merujuk kepada peristiwa ketika Rasullah SAW diftnah dan dilecehkan sebagai orang yang terputus keturunannya. Sehingga turunlah ayat tersebut, “…Kami karuniakan kamu kautsar”. (baca)

“Kautsar” atau tepatnya Fatimah Zahra As adalah jawaban Allah SWT atas jaminan kelangsungan keturunan Rasullah SAW. Sebuah anugerah dari awal keturunan Ahlul Bait yang tidak dimiliki oleh para Nabi dan ummat manusia lainnya di muka bumi. (baca...1-2-3-4 )

Fatimah az-Zahra As adalah wanita agung sepanjang masa yang mewarnai kehidupannya dengan kesucian, kesederhanaan, pengabdian, perjuangan dan pengorbanan. Ia adalah gambaran wanita berahlak mulia, lembut dan penyayang. Siapapun yang menyelam di lautan kehidupan Ummu Abiha, akan menemukan kemilau mutiara kenabian yang menyimpan cahaya cinta dan keagungan Allah SWT.

Tragedi Az Zahra ke Imam Ali As

[caption id="attachment_245531" align="alignleft" width="218" caption="lukisan ilustrasi Imam Ali As - google"][/caption]

Malam tadi, bertepatan 21 Ramadhan, jutaan ummat Islam di seluruh penjuru dunia meneteskan air mata. Ternyata, kematian tragis Az Zahra kembali menyapa suaminya, Imam Ali As. Sepupu Nabi ini menuai sujudnya di waktu subuh dengan lumuran darah yang membasahi masjid Kufa.

Tubuh yang berlumuran darah itu digotong. Saat melintasi jalan menuju rumahnya, matahari mulai merangkak di ujung subuh menyapa padang pasir. Sinar keemasannya seolah memancarkan kesedihan.

Pemimpin besar Islam dan sekaligus orang yang paling dicintai Rasullah dan Allah SWT itu merangkak dikehidupan akhirnya dengan meninggalkan jejak darah dan air mata...

bersambung…

Salam Blogger Revolusioner Faizal assegaf Jkt, 1 September 2010

Artikel sebelumnya:

BONUS:

‎|>> "Paduka, dari 177 warga kita yang terancam hukuman mati di negeri jiran, sebanyak 70 orang sudah menadapat vonis," demikian laporan Punggawa Istana. Raja menjawab, "tenang saja, itu kan baru ancaman vonis, belum tewas seperti kelinci percobaan senjata pemusnah massal (tabung gas tiga kilo)."

kunjungi facebook: HIKAYAT RAJA CIKEAS (HRC)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun