Mohon tunggu...
Faizah QonatusShofiyah
Faizah QonatusShofiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Evaluasi Kurikulum Merdeka: Kritik dan Saran Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan

1 Juni 2024   05:19 Diperbarui: 2 Juni 2024   05:59 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum Merdeka adalah salah satu inovasi pendidikan terbaru yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Kurikulum ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas lebih besar kepada sekolah dan guru dalam mengelola pembelajaran, dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan serta kemampuan setiap siswa. Sejak peluncurannya, Kurikulum Merdeka telah menarik perhatian luas dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pendidik, orang tua, dan pakar pendidikan.

Namun, seperti halnya perubahan besar lainnya, implementasi Kurikulum Merdeka tidak lepas dari berbagai kritik dan tantangan. Beberapa pihak mempertanyakan kesiapan infrastruktur pendidikan, beban administratif yang dihadapi guru, dan kurangnya sistem pemantauan yang efektif. Kritik-kritik ini mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi dalam proses implementasi kurikulum ini dan memberikan landasan penting untuk evaluasi yang mendalam.

Artikel ini bertujuan untuk mengevaluasi Kurikulum Merdeka dengan menelaah kritik-kritik yang muncul dan memberikan saran-saran konstruktif untuk perbaikan di masa mendatang. Dengan pendekatan yang komprehensif, diharapkan evaluasi ini dapat memberikan pandangan yang seimbang dan membantu dalam meningkatkan efektivitas dan kualitas Kurikulum Merdeka, sehingga mampu mencapai tujuan utamanya yaitu menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif, inklusif, dan berkualitas bagi seluruh siswa di Indonesia. Berikut beberapa kritik dan saran sebagai evaluasi kurikulum merdeka:

  • Kritik

1. Ketidaksiapan guru dan tenaga kependidikan

Banyak guru yang tidak siap menghadapi perubahan signifikan dalam pendekatan pembelajaran yang disediakan oleh kurikulum merdeka. Pelatihan yang berkelanjutan dan intensif diperlukan untuk memperoleh teknik pengajaran yang lebih mudah beradaptasi dan inventif. Pelatihan berkelanjutan dan intensif diperlukan untuk memperoleh teknik pengajaran yang lebih mudah beradaptasi dan inventif.

2. Keterbatasan infrastruktur teknologi

Tidak semua sekolah, terutama yang berada di daerah terpencil, mempunyai akses yang kurang memadai terhadap teknologi. Keterbatasan ini dapat menghambat penerapan kurikulum merdeka yang sangat mengandalkan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.

3. Resistensi terhadap Perubahan

Beberapa pihak, baik pendidik maupun masyarakat, resisten terhadap perubahan yang ditawarkan kurikulum ini. Seringkali perubahan dipandang sebagai beban tambahan dan juga ketidaknyamanan.

4.  Kesenjangan Implementasi

Terdapat kesenjangan implementasi kurikulum antara sekolah di perkotaan dan di pedesaan. Penerimaan terhadap perubahan ini lebih banyak terjadi di sekolah pedesaan dibandingkan dengan sekolah di perkotaan.

5. Penilaian dan Evaluasi 

Sistem penilaian yang lebih fleksibel dan fokus pada pertumbuhan siswa masih membingungkan sebagian guru dan siswa. Pemahaman komprehensif tentang metode penilaian yang paling efektif untuk menilai kinerja siswa dalam kurikulum independen sangatlah penting.

  • Saran

1. Pelatihan guru dan pengembangan profesional guru

Pemerintah harus meningkatkan intensitas dan kualitas pelatihan guru untuk memastikan bahwa mereka siap mengadopsi metode pengajaran baru. Pelatihan ini harus mencakup teknik pembelajaran inovatif, pemanfaatan teknologi, dan pendekatan penilaian yang konsisten dengan prinsip kurikulum merdeka.

2. Peningkatan infrastruktur teknologi

Perlu meningkatkan investasi infrastruktur teknologi di sekolah, khususnya di daerah terpencil. Penyediaan perangkat keras, akses internet yang andal, dan sumber daya digital lainnya harus diprioritaskan untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif.

3. Pendekatan Bertahap dan Sosialisasi yang Intensif

Proses implementasi Kurikulum Merdeka perlu dilakukan secara bertahap dengan sosialisasi yang intensif kepada semua pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, dan orang tua. Edukasi tentang manfaat dan tujuan kurikulum ini dapat membantu mengurangi resistensi terhadap perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun