Perjuangan Haji Agus Salim dalam mempertahankan kemerdekaan tidak berhenti di sini saja. Haji Agus Salim juga melakukan diplomasi dengan negara-negara Arab. Tujuan kunjungan Agus Salim sebagai perwakilan Indonesia ke negara-negara Arab adalah untuk mendapat pengakuan kedaulatan dan dukungan dari negara-negara Arab . Pada saat itu, sudah terjalin hubungan yang erat dengan Liga Arab terutama Mesir. Hal ini dikarenakan banyaknya mahasiswa Indonesia yang merantau untuk menuntut ilmu di Universitas Al Azhar Mesir. Ditambah lagi, adanya perjanjian antara Mesir pada tanggal 10 Juni 1947 mempermudah Indonesia dalam melakukan diplomasi dengan negara liga Arab lainnya.
Agus Salim juga melakukan diplomasi dengan negara-negara Asia. Dalam konferensi Antar Asia yang dilaksanakan pada 24 Maret 1947 di New Delhi, India, Agus Salim menjadi pimpinan delegasi diplomat Indonesia. Tujuan dari diplomasi ini untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan Indonesia serta dukungan negara-negara Asia lainnya. Dalam konferensi ini, Haji Agus Salim dikenal sebagai sosok yang aktif dan suka bergaul. Selain itu, beliau juga terkenal dengan pengetahuannya yang luas dan selera humor yang tinggi. Oleh karena itu, banyak negara Asia kemudian melakukan dukungan dan mengakui kedaulatan Indonesia.
Akhir Hayat
Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Haji Agus Salim meninggal dunia pada tanggal 4 November 1954 di Rumah Sakit Umum Jakarta. Jenazah Haji Agus Salim kemudian dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Akan tetapi, Haji Agus Salim tidak meninggalkan dunia ini tanpa apapun. Beliau juga gemar menulis. Buku-buku yang ditulis beliau antara lain, Riwajat Kedatangan Islam di Indonesia, Dari Hal Ilmu Quran, Muhammad Voor en Na de Hijrah, Gods Laatste Boodschap, Hoekoem yang kelima, Takdir Tauhid dan Tawakkal, Kisah Raja-Raja Melayu Singapura, dan lain-lain. Pada tanggal 8 Oktober 1954 yang merupakan tanggal kelahiran Haji Agus Salim, keluarga serta kawan-kawannya menulis sebuah buku yang berisi kenang-kenangan Haji Agus Salim. Buku tersebut kemudian diberi judul "Jejak Langkah Haji Agus Salim". Selain itu, untuk menghormati jasa-jasa beliau, nama jalan tempat beliau tinggal diganti menjadi namanya. Kemudian, Haji Agus Salim ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keputusan Presiden Indonesia Nomor 657 tahun 1961. Demikianlah seorang insan yang mulia, cinta negara dan taat beragama. Semoga Almarhum Haji Agus Salim senantiasa berada di sisi Allah SWT.
Referensi:
Mukayat.1985. Haji Agus Salim Karya dan Pengabdiannya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Farhat, Putri Nur Farahin Aisah dan Anis Fuadah Z. 2020. “Memperkenalkan Sejarah Pahlawan Nasional K.H. Agus Salim Bagi Peserta didik MI/SD di Indonesia”. Jurnal Kajian Kritis Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Dasar. 3(1): 18-33.
Handayani, Farida Dwi. 2012. “Peranaan K.H. Agus Salim dalam Kancah Perpolitikan Indonesia Masa Revolusi Fisik (1945-1950)”. Yogyakarta: Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
Rahman, Suranta Abd. 2007. "Diplomasi RI di Mesir dan Negara-Negara Arab pada Tahun 1947," Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia. 9(2): 154-172, article 2.
Rahman, Abd. 2018. “Peran Diplomasi Hadji Agus Salim dalam Kemerdekaan Indonesia (1942-1954)”. Jurnal Ilmu Humaniora. 2(1): 140-159.
Fauzi, Wildan Insan dan Neni Nurmayanti Hasanah. 2019.”Haji Agus Salim: Diplomat dari Negeri Kata-Kata”. Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah. 2(2): 111-124