Mohon tunggu...
Faizah Amhar
Faizah Amhar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film "Munafik 2 (2018)"

18 November 2018   07:51 Diperbarui: 18 November 2018   10:27 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Elemen mistis seperti sihir dan guna-guna sangat terasa di film ini. Abuja seperti sosok dukun sakti yang menganggap dirinya sebagai pemuka agama, bukan sebuah fenomena asing di Indonesia. Apapun ia lakukan sesuai hawa nafsunya. Jika dikaitkan dengan sejarah, mungkin ia seperti karakter Firaun pada masa Nabi Musa. 

Karakter Abuja digambarkan sebagai penjahat dari masa lalu dengan sorban dan jubah besar, para pengikutnya pun juga menggunakan obor. Tak seperti film sebelumnya dimana tokoh antagonis dibalut sedemikian rupa sehingga memunculkan plot twist di akhir cerita, Munafik 2 menampilkan dengan gamblang tokoh Abuja dan pengikutnya sebagai tokoh antagonis.

Untuk tingkat keseraman, film ini berhasil membawa penonton ke suasananya yang mencekam. Tiap momen horor dieskekusi dengan baik, ditambah dengan visualisasi jin yang dapat membuat penonton bergidik ngeri. Namun sayangnya, kengerian datang bertubi-tubi. Hampir seluruh adegan film berlatar gelap, backsound yang mengiringinya juga selalu mengindikasi datangnya gangguan jin, sehingga terkadang membuat penonton lelah dengan datangnya jin terus menerus tanpa ada maksud yang jelas.

Dari segi cerita, sepertinya memang ada beberapa yang harus dikritisi. Ada beberapa adegan dimana kediaman Sakinah terasa sangat jauh dan hanya bias ditempuh dengan sampan yang melalui sungai dikelilingi hutan bakau, namun ada juga saat-saat dimana kediaman Sakinah terasa sangat dekat. 

Ada juga momen yang menceritakan Adam dalam kondisi kerasukan dan menyerang Azhar dan ayahnya seperti membabi buta, kemudian Azhar berubah menjadi pahlawan yang melafalkan ayat-ayat Alquran dan berhasil mengusir jin yang menguasai tubuh Adam. Padahal, sebelumnya diceritakan bahwa Azhar hanyalah sosok yang bekerja sebagai pengayuh sampan. 

Aksi ini membuat penonton bertanya-tanya. Kemudian, juga tak ada adegan yang menceritakan latar belakang kehidupan Abuja, mengapa ia menjadi seperti itu dan bagaimana ia mempengaruhi warga untuk memercayainya. Juga masih ada pertanyaan yang belum terjawab terkait status Sakinah sebagai ibu dan anaknya, Aina.

Hal yang menarik di film ini adalah cerita yang diangkat sangat relevan dengan fenomena umat muslim saat ini, khususnya yang terjadi di Indonesia. Penggunaan isu agama untuk mencapai tujuan duniawinya sendiri. Mungkinkah sutradara sengaja mengangkat tema ini untuk menjadi cambuk bagi golongan-golongan seperti itu? Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun