Mohon tunggu...
Faizah Amhar
Faizah Amhar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hati-hati Tasmi'!

13 Juni 2017   00:57 Diperbarui: 13 Juni 2017   01:36 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita pasti sudah sering mendengar istilah "Riya" yang berarti melakukan sesuatu demi mendapatkan keridhaan dari selain Allah. Tapi, pernahkah kamu mendengar istilah "Tasmi'"? 

Adapun yang dimaksud dengan at-Tasmi' adalah menceritakan aktivitas taqarrub kepada manusia untuk memperoleh keridhaan mereka. Apa bedanya dengan Riya? Riya adalah ketika kita melakukan suatu aktivitas taqarrub tetapi niat kita semata-mata hanyalah untuk manusia, bukan kepada sang Pencipta. Sedangkan Tasmi' atau Sum'ah terjadi setelah kita melakukan aktivitas taqarrub tersebut. Riya menyertai suatu amal, sedangkan tasmi' setelah beramal.  

Contoh dari tasmi' adalah misalkan pada suatu hari di bulan Ramadhan kita bersedekah sebesar ratusan ribu rupiah kepada anak yatim. Kemudian keesokan harinya kita menceritakan taqarrubnya itu ke orang lain yang dilakukan dengan tujuan ingin memperoleh keridhaan manusia. 

Riya dan tasmi' ini tidak bisa diketahui kecuali oleh Allah. Bahkan orang yang riya atau tasmi' sekalipun tidak menyadari bahwa perasaan itu terdapat dalam dirinya, kecuali jika perasaan tersebut berubah menjadi ikhlas. Karena riya dan tasmi' ini lebih samar dari suara merayapnya semut. 

Riya dan tasmi' diharamkan tanpa ada perbedaan pendapat. Dalil-dalilnya pun sangat banyak baik di Alquran maupun as-Sunnah.  

Tasmi' dan riya berbeda dalam hal membatalkan amal. Suatu amal yang disertai riya dipandang sebagai amal yang tidak pernah terjadi sehingga menjadi amal yang batil. Sedangkan amal yang dikerjakan secara ikhlas, lalu pelaku amal tersebut setelah itu memperdengarkan amalnya kepada orang lain, maka amal ini tetap ada dan pelakunya berhak mendapatkan pahala. Tapi karena amalnya diperdengarkan kepada yang lain, maka ia mendapat dosa karenanya.

 Bagaimana kita bisa menjaga diri darinya, padahal ia lebih samar daripada suara merayapnya semut? 

Rasulullah SAW bersabda : Allahumma innaa na'udzubika min an nusyrika bika syai'an na'lamuhu, wa nastaghfiruka limaa laa na'lamu.

 "Ya Allah sungguh kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami mohon ampunan kepada-Mu dari sesuatu yang tidak aku ketahui"

 Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari perbuatan-perbuatan buruk. Bismillah. 

Yogyakarta, 13 Juni 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun