Kesulitan dalam berbicara, memiliki hambatan dalam fungsi pendengaran, tuli, gagu dan tidak dapat berbicara merupakan peresepsi masyarakat terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunarungu, peresepsi ini adalah sebuah hasil data dari mini riset yang saya lakukan.Â
Tunarungu merupakan kategori untuk individu yang memiliki keterbatasan dalam sistem pendengarannya dengan kategori ringan - berat. Hal ini memberikan dampak kepada mereka dalam keterbatasannya dalam fungsi pendengaran dan menghambat proses informasi bahasa yang diterima melalui pendengarannya, dan memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi dengan lingkungan.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan kategori tunarungu memiliki hambatan dalam  fungsional sistem pendengarannya dengan memiliki kategori, dianataranya ; a) Kategori ringan  yaitu kurang dengar, tetapi masih bisa menggunakan dan menerapkan sebagai sarana atau  modalitas utama dalam menyimak suara cakapan seseorang dan mengembangkan kemampuan  bicara. b) Kategori sedang yaitu Tuli (Deaf), yang mana pendengaran mereka sudah tidak dapat  digunakan sebagai sarana utama untuk mengembangkan kemampuan bicara, tetapi masih dapat difungsikan sebagai suplemen pada penglihatan dan perabaan. c) Ketegori berat yaitu Tuli total (Totally Deaf), dimana mereka sudah sama sekali tidak memiliki kemampuan dalam mendengar sehingga tidak dapat digunakan untuk menyimak, mempersepsi, dan mengembangkan bicara.
Memiliki tempat pendidikan dengan sistem pengajaran yang khusus memberikan Anak  Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunarungu dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki  dengan pendamping seorang guru yang ahli dalam masing-masing bidangnya.Â
Sekolah Luar Biasa  (SLB) B adalah tempat pendidikan bagi anak-anak penyandang tunarungu , mereka mendapatkan  pendidikan dengan sistem inklusi. Sistem pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) B akan diberikan  pada anak-anak penyandang tunarungu dengan mempelajari cara berkomunikasi dengan membaca  gaya gerakan bibir dan juga mempelajari bahasa isyarat untuk alat berkomunikasi.Â
Tidak hanya itu saja, tempat pendidikan ini juga membantu untuk mengembangkan bakat atau kemampuan yang dimiliki anak-anak penyandang tunarungu dan tidak sedikit anak-anak penyandang tunarungu  yang mendapatkan prestasi dengan kemampuannya masing-masing.Â
Salah satu anak penyandang tunarungu yang memiliki prestasi ialah M.Rikal Qamara yang mahir dalam berbahasa inggria berasal dari Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh berhasil meraih juara satu tingkat provinsi pada lomba mengolah barang bekas dan meraih juara dua membuat komik strip tingkat Kota Banda  Aceh ( SerambiNews.com ).
Memiliki keterbatasan dalam hidup tidaklah menjadi suatu keinginan setiap individu, jika diberikan pilihan hampir setiap individu lahir dengan memiliki kemampuan tanpa batasan yang membedakan dirinya dengan orang lain.Â
Pendidikan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunarungu sangat membantu mereka dalam proses mengembangkan kemampuannya dengan mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak-anak normal lainnya.Â
Dengan keterbatasan dalam fungsional pendengarannya, mereka dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat atau dapat dituliskan melalui tulisan tangan pada kertas yang mungkin biasa mereka membawa untuk komunikasi pada kehidupan sehari-hari.Â
Selain itu, adanya program bimbingan yang diberikan kepada orang tua anak penyandang tunarungu yaitu cara berinteraksi dengan komunikasi atau gaya bahasa kepada anak untuk mempermudah dalam adaptasi sang anak dan perkembangan anak.Â
Dalam islam, terdapat pada firman Allah swt dalam Q.S An-Nur ayat 61 yang ditegaskan bahwasannya " islam menganggap sama dan setara orang-orang yang dengan keterbatasan fisik dengan orang-orang lainnya" artinya, hal ini sudah dijelaskan bahwa tidak ada perbedaan dengan keduanya.Â
Selain itu, dalam firman Allah swt pada Q.S Al-Hujurat ayat 10 - 13 dijelaskan bahwasannya " Etika atau akhlak dalam berhubungan antar sesama manusia" hal ini diberikan terhadap pendidikan yang semestinya didapatkan oleh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tanpa membedakan haknya dengan anak normal lainnya.Â
Sudut pandang islam memandang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunarungu adalah anak-anak spesial dengan kemampuan yang allah berikan dengan kesitimewaannya. Islam mengajarkan betapa pentingnya memiliki etika atau adab kepada sesama manusia, sebagaimana allah tidak pernah membedakan ciptaannya satu dengan yang lain.
Seseorang yang memiliki keterbatasan dalam kategori tunarungu bukanlah termasuk individu yang memiliki kelemahan dengan diberikan perasaan kasian, mereka tetaplah seseorang yang hebat dengan kemampuannya masing-masing.Â
Melihat dari hasil mini riset yang saya lakukan dan dengan mendapatkan pendidikan selama satu semester dalam mata kuliah Bimbingan  Konseling Anak Berkebutuhan Khusus, saya ingin memberikan edukasi dan informasi terkait ilmu yang saya miliki melalui platfrom sosial media saya terkait tentang "Membuka Jendela Mata Terhadap Penyandang Disabilitas Tunarungu Bersama Sudut Pandang Islam" saya berhadap masyarakat dapat melihat bahwasannya yang mereka butuhkan tidak hanya belas kasihan namun terimalah mereka dan belajarlah untuk mengerti atau bahkan cara berkomunikasi yang baik dengan mereka.Â
Mereka memiliki hambatan dalam sistem fungsi pendengarannya, namun bukan menjadi penghalang untuk bersosialisasi dan mengembangkan kemampuannya serta mewujudkan cita-cita terhadap masa depannya.Â
Penyandang disabilitas tunarungu atau penyandang disabilitas lainnya adalah sosok individu yang hebat, bersama kita membuka pikiran bahwa dibalik keterbatasan yang dimiliki penyandang tunarungu ada pembelajaran yang allah berikan, dan perlu diketahui mereka mampu meraih prestasi-prestasi yang bisa diraih baik setara dengan orang normal lainnya atau bahkan lebih dari itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H