Lihat anakku yang tampan
Mungkin kau merasa termalukan
Dengan hidup dan pekerjaan
Untuk bapak dan kita dari Tuhan
Lihatlah anakku yang cantik
Jangan engkau merasa jijik
Dengan hutang yang berbatik
Dengan kehidupan yang belum baik
Bapak hanya pembeli rongsokan
Bapak  tak merasa terpinggirkan
Rasa malu ini telah terlenyapkan
Untukmu wahai anakku dambaan
Tiap hari ku keliling kota
Dengan  sebuah sepeda tua
Pada umur  yang kini sudah merenta
Semangatku justru semakin membara
Harapan selalu untukmu anakku
Sungguhilah dalam menuntut ilmu
Aku tak membekalkan banyak ragu
Karena aku percaya engkau mampu
Doa tak pernah terhenti untukmu
Perhatianpun ku curahkan padamu
Sejak ibumu tiada dahulu
Telah tiada beberapa tahun lalu
Aku tahu memang sulit
Menggapai mimpi yang berbukit
Walau terkadang terlihat pahit
Dan tercebur dalam kotornya parit
Hal terindah melihat kalian
Melihat kalian berpakaian
Berpakaian layak dan kedinasan
Telah berhasil dengan perjuangan
Jika kau melihat syair ini
Melihatnya di atas almari
Aku sudah tak di dunia ini
Aku telah lelah untuk berdiri
Telah purna tugasku
Menghantarkan kalian untuk maju
Selamat tinggal anak-anakku
Doaku selalu menyertaimu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI