Mohon tunggu...
Fafa Izah
Fafa Izah Mohon Tunggu... lainnya -

UIN MALIKI Malang - MAN 2 MAdiun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemrosesan Informasi pada Masa Kanak-kanak Pertengahan-Akhir

19 Mei 2015   12:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:50 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selam masa kanak-kanak pertengahan dan akhir, sebagian besar anak memperlihatkan kemajuan yang dramatis dalam mempertahankan dan mengendalkan atensi. Mereka lebih banyak menaruh perhatian pada stumuli yang relevan dengan tugas dibandingkan stimuli yang menonjol. Dan perubahan lain yang terjadi pada masa ini dalam pemrosesan informasi adalah memori.

Memori jangka panjang dalam beberap ahal mengalami kemajuan mencerminkan meningkatnya pengetahuan anak-anak dan meningkatnya kemampuan merreka dalam menggunakan strategi-strategi. Memori jangka panjang tergantung pada aktivitas belajar yang dilakukan individu ketika mempelajari dan mengingat informasi. Dan strategi terdiri dari aktivitas mental yang disengaja untuk meningkatkan pemrosesan informasi. Berikut adalah beberapa strategi evektif digunakan dalam meningkatkan keterampilan motorik anak:

a. Mendorong anak-anak untuk melakukan pencitraan-bayangan. Pencitraan bayangan dapat membantu mengingat gambar-gambar.

b. Memotivasi anak-anak untuk mengingat sesuatu dengan memahami alih-alih mengingatnya. Anak-anak akan mengingat informasi lebih baik dalam waktu yang lama jika mereka memahami informasi daripada hanya berlatih dan menghapalnya. Berikan konsep dan ide untuk mengingat kepada anak-anak kemudian tanyakan bagaimana mereka dapat menghubungkan konsep dan ide tersebut dengan pengalaman pribadi mereka.

c. Ulangi dengan variasi terhadap informasi instruksi serta kaitkan sedari awal dan lakukan sering kali. Merupakan rekomendasi untuk meningkatkan konsolidasi dan rekonsolidasi anak-anak terhadap informasi yang mereka pelajari.

d. Menambahkan bahasa yang relevan dengan memori ketika memberi instruksi pada anak-anak.

Fuzzy trace theory menyatakan bahwa memori dapat dipahami dengan baik jika kita mempertimbangkan dua tipe representasi memori: (1) jejak ingatan verbatimdan (2) intisari (gist). Verbatim memory trace terdiri dari detail-detail yangtepat mengenai informasi, sedangkan gist merujuk pada ide inti mengenai informasi. Ketika gist digunakan, maka fuzzytraces akan dibangun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun