Di era digital, komunikasi massa mengalami transformasi yang luar biasa, membentuk dinamika baru dalam cara kita berinteraksi dengan informasi. Kecepatan dan aksesibilitas informasi menjadi kunci utama dalam perubahan ini. Berita dan konten dapat menyebar dengan cepat melalui platform digital, memberikan masyarakat akses yang lebih luas, tetapi sekaligus membawa risiko informasi palsu yang dapat menyebar dengan cepat.
Media sosial menjadi pilar penting dalam komunikasi massa di era digital. Platform-platform ini memberikan kekuatan kepada individu untuk berpartisipasi aktif dalam menyebarkan berita dan opini mereka sendiri. Namun, di balik kebebasan ini, muncul juga risiko desinformasi dan echo chamber, di mana orang cenderung terpapar hanya pada sudut pandang yang sejalan dengan keyakinan mereka sendiri.
Personalisasi konten menjadi tren utama, di mana algoritma dan teknologi menyajikan informasi yang disesuaikan dengan preferensi individu. Meskipun memberikan kenyamanan, hal ini juga menciptakan filter bubble di mana orang cenderung terisolasi dari pandangan dan informasi yang berbeda, mengurangi pluralitas perspektif.
Komunikasi massa di era digital memberikan peluang besar, tetapi juga membawa tantangan yang signifikan. Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk mengembangkan literasi digital yang kuat, mampu memilah informasi, dan tetap kritis terhadap sumber berita. Media, di sisi lain, memiliki tanggung jawab untuk menjaga integritas informasi serta mengatasi dampak negatif yang mungkin timbul akibat dinamika baru dalam komunikasi ini. Hanya dengan cara ini, kita dapat mengoptimalkan potensi positif dari komunikasi massa di era digital untuk membangun masyarakat yang lebih informasional, terhubung, dan sadar akan dunia yang terus berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H